~41

19 6 0
                                    

"Iyaa!! Gua gilaa!! Gua gadis gilaa!! Gua gadis berdosa!! Gua ngga bisa jagain orang yang gua sayang!!! Mereka mati gara gara gua!! Apa pantes gua hidup sekarang hah"

"Apasih maksud lo gua ngga paham" Jimin mencoba mencerna kata kata gadis itu. Tapi gadis itu malah bangun dan beranjak pergi.
"Maaf gua harus pergi" Gadis itu berlari dari cafe.
Jimin pun tak  kunjung diam ia segera mengejar gadis itu.
"Mbak ini duitnya disini. Kembaliannya ambil aja" Jimin berteriak membayar makananya.

Kini jimin mengikuti gadis itu.

"Hey lo mau kemana sih?" Jimin berusaha meraih tangan gadis itu.
"Ngga usah ikutin gua" gadis itu terus berjalan bahkan berlari menjauh ke jimin.
"Heyy lo mau kemana?"
"Mau mati"

Udah gila ni orang-Jimin.

"Woeee" Jimin menarik paksa gadis itu dan...

Greb..

Gadis itu jatuh di pelukan jimin.

Oh shit.. Apa ini. Kenapa pelukanya sangat menenangkan ku? -Gadis itu.
Tubuhnya hangat, sangat nyaman di peluk-Jimin.

Gadis itu segera mengakhiri pelukanya.
"Maaf" Ucap jimin.
"Lo ngapain sih ngikutin gua"
"Gua_gua ngga tega liat lo"
"Gua ngga butuh lo. Mending lo pergi aja dari sini" Gadis itu hendak pergi, tapi di tahan oleh jimin.
"Mending lo ikut gua"
"Kem_kemana?"
"Katanya mau mati?"

Shit.. Gila aja ni orang-Gadis itu.

Jimin menyuruh gadis itu untuk naik kemotornya.

"Naik" Perintah jimin.
"Ngga_"
"Naik!!!" Ucap jimin dengan nada agak tinggi. Gadis itu pun menurut.

Dan jimin melajukan motornya. Bahkan sangat laju sampai membuat gadis itu memeluk jimin sangat erat.

Katanya mau mati. Gini aja dia takut-Jimin.
Jimin ngesmrik.

Chittt...

"Lo gila ya!! Bawa motor kaya orang kesetanan gitu" Maki gadis itu.
"Ck. Katanya mau mati. Tapi gitu aja lo takut" Gadis itu kicep mendengar kata kata jimin.
"Lo sebenernya kenapa?" Tanya jimin.
"Ngga kenapa napa" Singkat gadis itu.
"Oh iya. Namalo siapa? Gua jimin. Park jimin"
"Gu_Gue Han hyorim"
"Oke hyorim. Jadi karna ini udah malem. Lo gua anter aja ke rumah lo. Dimana rumah lo" Jimin naik ke motornya. Tapi hyorim malah mematung dan tidak menjawab pertanyaan jimin.
"Woe hyorim. Kok malah diem sih?"
"Gu_Gue.. Gue ngga punya rumah" Ucap gadis itu.
"Hah!! Gimana sih ceritanya lo sampe ngga punya rumah" Jimin mengacak rambut nya frustasi.
"Maaf" Air mata hyorim mengalir lancar di pipinya.
"Huft.. Kenapa lo malah nangis sih?"
"Gua ngga papa. Mending sekarang lo pulang aja. Dan tinggalin gua disini"
"Ngga! Lo ikut gua"
"Kemana?"
"Ke surga kalo tuhan ngijinin"

Lalu jimin mengajak hyorim ke rumahnya.

Ceklek..

Jimin membuka pintu rumahnya. Sunyi, sangat sunyi.

"Nak ncim sudah pulang?" Suara itu memecahkan keheningan.
"Udah bi. Em kenalin ini hyorim temen ncim"
"Hyorim buk"
"eh.. Bi asih. Panggil saya bi"
"Em bi"

"Bi.. Tolong bawa hyorim kekamar ya" Ucap jimin.
"Kamar mana nak?"
"Eumm.. Kamar atas. Deket kamar ncim"
"Baiklah. Ayo nona"
"Ehm panggil namaku aja bi"
"Baiklah. Mari nak hyorim"
"Terus lo mau kemana?" Tanya hyorim ke jimin.
"Lo tunggu sini aja. Lo aman disini. Gua keluar sebentar" Ucap jimin. Dan hyorim mengangguk.

"Ini nak kamarnya. Bibi ke dapur dulu. Biar bibi bikinkan teh. Bibi lihat kamu seperti kelelahan"
"Ehm bi" Hyorim menghentikan bi asih.
"Iya"
"Hyorim ikut ya bi ke dapur"
"Ehm terserah nak hyorim saja"

Only You [Jungkook& iu]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang