"Ibu akan menunggu di bawah." Marchioness dengan senyuman yang lembut menghilang dari kamarku.
Di musim dingin ini — upacara kedewasaan Lacie Berville akan dilaksanakan.
Saat ini aku memakai gaun mewah berwarna merah gelap yang dihadiahi pasangan Berville. Kemudian di samping kiri rambutku, hairpin dengan warna senada dikirim atas nama kerajaan yang mau tak mau membuatku harus memakainya.
Sudah dua tahun semenjak terakhir kali aku melihat Luzel Berville.
Di hari itu dia benar-benar menepati ucapannya dan pergi ke asrama Akademi Crownlion tanpa mengatakan apapun.Entah surat apa yang dikirimkannya dengan pasangan Berville sehingga mereka memperbolehkannya. Tetapi selama dua tahun itu juga, Luzel Berville tidak pernah datang sekalipun ada hari libur setiap tahunnya.
Dan sama sepertinya, aku juga menepati janjiku. Aku menyibukkan diri untuk membaca seluruh buku tentang kerajaan ini. Aku tidak berniat diajari dan tidak mau berhubungan dengan karakter baru, maka ketika pasangan Berville menawarkan tutor, dalam sekejap kutolak. Lagipula — aku percaya diri pada kemampuan belajarku.
Kami saling bertatapan dalam diam.
Luzel Berville saat ini berdiri di sudut pintu karena akan menjadi partner upacara kedewasaanku. Ini adalah tradisi untuk keluarga bangsawan yang memiliki sepasang anak. Tradisi ini dibuat sebagai simbol hubungan baik dan kekeluargaan yang erat — dan tak satupun dari kami menganggap serius maksud tradisi ini.
Dua tahun telah berlalu dan tak heran dia cukup berbeda dari yang kuingat terakhir kali. Sepertinya aku harus mengganti tingginya di catatan penyelamatku dengan tinggi originalnya di game Secret Princess — 183 cm.
Beberapa detik setelah tatapan itu, kami menyadari tugas masing-masing dan berakting menjadi partner seutuhnya. Perbedaan tinggi kami dua tahun yang lalu dan sekarang benar-benar tidak main-main. Apakah hanya aku yang tidak tumbuh sejak hari itu?
Langkah kami ringan dan membuatku berpikir segala hal tentang Luzel Berville selama ini. Bahkan jika aku mengatakan aku tidak mau peduli tentangnya, keluarga Berville tidak akan membiarkan ketidakpedulianku itu. Selama dua tahun ini aku mendengar banyak tentangnya.
Di akademi dia meraih banyak prestasi, kemampuan pedangnya adalah yang terbaik di angkatannya. Dia mewakili banyak acara-acara penting sebagai perwakilan akademi. Dan yang paling membawa perubahan alur — dia menjadi kandidat terkuat tangan kanan pangeran mahkota. Bukankah luar biasa mengingat keduanya yang dinyatakan mustahil berteman justru memiliki relasi seerat itu?
Dengan menjadi tangan kanan berarti sama saja menyerahkan punggung satu sama lain. Jujur saja aku tidak bisa membayangkan keduanya saling menjaga punggung satu sama lain, ketika mereka semestinya saling menusuk satu sama lain.
Aku mendengar kabar dari Marquess Berville bahwa Oz de Luserghx akan melaksanakan upacara kedewasaannya dua bulan setelahku. Dan sesuai tradisi yang berlaku, sudah pasti dia akan mengumumkan tangan kanannya di hari yang sama — tangan kanan yang lebih muda... Luzel Berville pasti akan tercatat di dalam sejarah.
"Nona Lacie Berville dan Tuan Luzel Berville memasuki ruangan."
Saat pengumuman itu diucapkan, berpasang-pasang mata yang tak kukenal menatapku asing. Karena Marquess Berville tidak pernah memaksaku untuk bergabung dalam sosialisasi. Sehingga lingkup pertemananku benar-benar nol. Dan entah untuk alasan apa, hal ini membuatku gugup. Aku tidak terbiasa menjadi pusat perhatian.
Seakan telah melatihnya berkali-kali, Luzel Berville melakukan tugasnya dengan baik. Dia mengantarkanku ke hadapan Marquess dan Marchioness Berville yang sedang menunggu sambil membawa sebilah pedang dan mahkota bunga.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer A Protagonist
FantasyJika kebahagiaan hanya bisa diraih dengan tragedi, masihkah kau ingin meraihnya? Tidak. Entah sebesar apapun kebahagiaan tersebut. Seseorang yang memilih tragedi untuk meraih kebahagiaan. Bahkan sekalipun ia tahu tragedi macam apa yang akan menimpan...