Jika hidupmu adalah taruhannya, satu langkah di depan orang-orang tidak akan cukup untuk menjamin keselamatanmu. Karena itu kau perlu setidaknya tiga langkah di depan mereka.
Satu langkah — untuk memastikan bahwa kau bisa melihat gerak mereka.
Dua langkah — untuk memastikan bahwa kau bisa menipu mereka.
Tiga langkah — untuk memastikan bahwa mereka tidak akan mengejarmu.
Pekerjaan yang semestinya selesai dalam seminggu sudah kuselesaikan di hari keempat. Hari ini aku memutuskan untuk melalukan rencana kedua yang sudah kutetapkan.
Mencari informan tepercaya di organisasi Avarise.
Hanya saja ada dua masalah.
Pertama, terlepas dari apakah dia akan mengawalku atau tidak — Rone pasti melaporkan gerak-gerikku pada Luzel Berville. Kedua, Lyra pasti langsung tahu jika aku bergerak sedikit saja dari tempat ini. Berpura-pura masih di dalam ruangan ini selagi aku pergi ke kota nampaknya akan lebih sulit.
Maka dari itu aku perlu membuat sebuah alasan logis untuk lepas dari keduanya.
"Penyerangan Keluarga Stormache?"
Dan entah apakah sedang memberikan kesempatan ataukah jebakan padaku. Alasan logis itu datang dengan sendirinya tanpa pertanda.
"Mereka juga mendapatkan beberapa pesan teror."
Laporan dari Rone membuatku membaca beberapa data disana. Karena keluarga Stormache berada di wilayah Berville, masalah ini menjadi tanggung jawabku. Aku tidak percaya masih ada yang bergerak untuk berulah di wilayah Berville padahal mereka tahu bahwa sang Raja telah mendeklarasikan dukungannya pada kami.
Tidak akan aneh kalau ini ulah Keluarga Adeische. Mereka tentu tidak suka kekuatan yang melawan kerajaan, rupanya berbalik mendukung kerajaan.
"Kirim satu pasukan untuk melindungi keluarga Stormache dan sementara kembalikan Lyra, dia akan lebih nyaman bersama keluarganya."
"Baik, Nona."
"Lalu... carikan aku informasi secara detail untuk masalah ini."
Rone tersentak sedikit saat menyadari apa yang kumaksud. Ya, aku sedang memaksanya untuk meninggalkanku sendirian. Tetapi, ini adalah kesepakatan yang dibuat di hari lalu. Bagi seorang ksatria yang menjunjung tinggi janjinya, sudah pasti dia tidak akan mengingkarinya, bukan?
"...Baik."
Aku menurunkan kertas laporan, kemudian memberikan Rone beberapa intruksi untuk penyelidikan lebih lanjut. Walau aku tidak tahu apakah Dewa sedang memberikan jebakan atau kesempatan padaku melalui kabar buruk ini. Aku tetap harus menggunakan waktu kosongnya Lyra dan Rone di mansion ini untuk pergi.
Sore ini juga.
{ ‡ ‡ ‡ }
Aku membuka kamar yang menjadi tempat tidur Luzel Berville. Jika membicarakan sebuah ruangan rahasia, ruang bawah tanah dibalik perpustakaannya adalah tempat yang paling aman untuk melarikan diri.
Saat ini Luzel Berville belum tahu, tetapi di game Secret Princess... ini adalah lokasi yang menyebabkan Luzel Berville bebas dari tuduhan percobaan pembunuhan adiknya.
Tak.
Tangga terakhir menunjukkan sebuah lokasi di luar gerbang mansion Berville. Dari sini aku harus berjalan agak jauh sebelum akhirnya menyewa kereta kuda. Langit yang petang dan hampir membenamkan matahari, aku bahkan tidak keberatan melihatnya berulang.
"Apakah Anda yakin ingin berhenti disini, Nona?"
"Ya."
Aku turun di lokasi yang sepi. Seiring bayangan yang semakin memanjang kebelakang, kereta kuda yang membawaku ke kota itu mulai menjauh.
KAMU SEDANG MEMBACA
No Longer A Protagonist
FantasyJika kebahagiaan hanya bisa diraih dengan tragedi, masihkah kau ingin meraihnya? Tidak. Entah sebesar apapun kebahagiaan tersebut. Seseorang yang memilih tragedi untuk meraih kebahagiaan. Bahkan sekalipun ia tahu tragedi macam apa yang akan menimpan...