‡ Chapter XVIII (II) ‡

1.6K 324 13
                                    

Sebelum tugas semakin menumpuk dalam seminggu kedepan, aku mencoba menyelesaikan tugas yang ditinggalkan Marquess sebelumnya padaku. Aku perlu waktu untuk menyusun strategi selanjutnya dan untungnya saat ini aku hanya perlu menjalani beberapa pertemuan dengan keluarga lain untuk mempererat kerjasama.

Ada satu fakta baru yang bisa kusimpulkan setelah tiga hari hanya berfokus pada pekerjaan keluarga.

Aku melirik ke samping dimana laki-laki itu berdiri tegak seperti patung batu, "Rone apa kau... tidak punya kegiatan tertentu?"

"...?" orang yang kutanya itu diam agak lama sebelum akhirnya menjawab. "Saya menjaga Marquess."

Jawabannya membuatku diam seribu bahasa. Memang dia tidak salah, tetapi bukan itu jawaban yang kuharapkan. Ini adalah fakta yang benar-benar bisa menjadi bahan stres siapapun.

Rone Sveillen.

Pengawal pribadiku.

Tidak pernah meninggalkanku.

Sedetikpun.

Apapun yang kulakukan dan dimanapun keberadaanku, dia selalu ada disana. Bahkan saat aku sedang bersama keluarga bangsawan lain atau saat aku makan, dia selalu berdiri di belakangku. Ketika aku hendak tidur, dia ada di depan pintu kamarku. Saat aku bangun, dia juga selalu terlihat ada disana.

Sederhananya, hampir setiap kali mataku terbuka, dia selalu terlihat.

Aku bahkan mulai khawatir Rone tidak punya waktu untuk beristirahat apalagi makan. Tetapi, orang yang kukhawatirkan ini tampak tidak mengerti dan memasang wajah polos seakan itu rutinitasnya. Bisa menahan tekanan ini, Luzel Berville benar-benar membuatkan sangkar hidup buatku.

"Apakah tidak ada jadwal shift pengawal?"

"? Tidak, hanya saya yang akan menjadi pengawal Anda. Apakah Anda bosan melihat saya? Kalau begitu saya akan membuat diri saya tidak terlihat oleh mata Marquess."

Aku menghela nafas, memijat keningku perlahan.

"Tidak perlu. Dan jangan panggil aku dengan sebutan Marquess jika tidak ada orang lain."

"Baik, Nona." jawabnya tanpa ragu.

Hah...

Mengurus para pelayan dan para ksatria supaya tidak menganggu rencanaku tampaknya lebih mudah daripada menyuruh laki-laki ini meninggalkanku.

Sebelum waktu seminggu habis, aku harus mencari cara supaya Rone tidak mengikutiku kemana-kemana. Luzel Berville pasti sudah memperkirakan tindakan Rone, karena itulah dia menyerahkannya padaku. Mereka pasti masih saling berkomunikasi, tetapi bagaimana caranya Rone memberikan laporan.

"Burung." aku bergumam pelan.

Karena disini tidak ada alat komunikasi, perantara hewan cukup masuk akal. Kalau begitu, aku menduga Rone memberikan laporan seluruh aktivitasku kepada Luzel Berville setiap malam ketika aku tertidur — sama seperti dalam game Secret Princess. Dia tidak disini untuk menjagaku, dia disini untuk mengawasi semua tindakanku.

Lacie Berville yang tidak mengetahui ini akan membuat Rone jatuh cinta dengan kehangatannya. Tetapi bagiku yanh telah tahu alasan dia selalu bersamaku, membuatku muak dengan segala akting bodoh ini. Kebencian Luzel Berville padaku benar-benar tidak berubah seinci pun.

"Sebenarnya aku tidak mendapatkan alasan mengapa aku harus dijaga 24 jam."

"Nona, investigasi masih belum memiliki titik terang." tatapan aneh yang ditunjukkan Rone padaku membuatku lama mencerna maksudnya.

Ah, dia benar.

Aku juga harus mencari pelaku pembunuhan Marquess dan Marchioness Berville. Tapi aku tidak percaya dia akan menggunakan alasan tersebut untuk menutupi alasannya sebenarnya.

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang