‡ Chapter XII ‡ ~ "Hal yang Bisa Dilakukan Perempuan"

2.4K 449 23
                                    

Wajahnya memandang jijik. Rambut merah wine dan iris senada itu memancarkan pandangan menusuk penuh kebencian.

Bar nama dalam game itu menunjukkan nama yang angkuh — Luzel Berville. Entah siapa pengisi suaranya, yang jelas dia mendedikasikan kebencian mendalam bagi protagonis utama.

[Mengambil tempat adikku, mengambil satu-satunya warisan orang tuaku. Jadi ini rencanamu sejak menginjakkan kaki di mansion ini, huh?]

Laki-laki itu membanting seluruh barang di atas meja — menyebabkan barang-barang disana jatuh berhamburan.

[Bahkan sebutan iblis saja tak cukup untuk mendeskripsikan yang kau lakukan selama ini.]

Dia meraih pedang di pinggangnya dan mengarahkan bilah itu di samping leher si gadis.

[Dalam satu tahun, aku akan memenggal lehermu. Aku akan mengambil semua yang telah kau rebut — aku akan melakukan hal yang sama seperti yang kau lakukan pada keluargaku.]

Tidak ada opsi untuk berbicara, tidak ada opsi untuk menentang — karena dia hanya sebuah karakter game, gadis itu hanya memandang dengan tubuh gemetaran dan menahan suara pekik yang hening. Hanya mendengarkan, tetap mendengarkan — sampai bar namanya memberikan kata pilihan.

»{Kakak, aku tidak bermaksud
   melakukannya.}

  {Kakak, kau salah paham.}

Karena sejak awal gadis itu adalah protagonis, dia terperangkap pada karakter baik hati. Hanya bisa diam di tempat saat sebuah tamparan mendarat di pipinya.

[Kau bukan adikku, sampai matipun aku tidak akan menganggapmu adikku, dasar pembunuh.]

Luzel Berville meninggalkan gadis itu tanpa rasa bersalah. Darah di bilah pedangnya menyebabkan jubah putih miliknya kotor — tapi, dia tak peduli. Karena sejak awal, karakter itu diciptakan untuk menjadi antagonis bagi Lacie Berville.

{ ‡ ‡ ‡ }

Sangat luar biasa aku bisa memimpikan hal itu, padahal sudah  sekian lama terjebak di dunia ini.

Aku memandang wajahku di cermin. Ugh, tiba-tiba teringat scene di game Secret Princess membuatku kesal sendiri terhadap Lacie Berville. Apakah semua protagonis dalam semua game harus memiliki sifat seperti itu?

Ah, aku benar-benar membencinya.

Satu tahun lagi — hanya satu tahun lagi untuk kehidupanku sebagai Lacie Berville. Tentu saja dengan catatan, 'aku bukan protagonis' seperti mimpiku yang harus bertahan dengan sifat lemah.

Tidak seperti game yang telah menentukan skenario kejadian. Apa yang kulakukan dan apa yang kuucapkan tidak bergantung pada sebuah opsi.

Tetapi, aku tidak bisa lengah.

Jika game ini ingin kehidupan Lacie Berville tetap menjadi seorang protagonis, aku harus segera memutus latar belakang protagonis tersebut.

Menahan apa yang seharusnya terjadi tidak menyebabkan status Lacie Berville sebagai protagonis menghilang. Karena pada akhirnya, pasangan Berville tetap meninggal. Dan fakta itu membuktikan kalau aku belum lepas dari takdirku sebagai protagonis.

Lalu bagaimana aku melepas takdir ini seutuhnya?
Tepat.
Aku hanya perlu pergi dari mansion ini dan menghindari keterlibatanku dengan karakter utama lainnya.

Aku sudah salah sejak membiarkan Lacie Berville bertemu Luzel Berville dan bahkan membiarkan Oz de Luserghx mengetahui keberadaanku. Aku juga telah salah membuat Lacie Berville menjadi putri baik hati milik pasangan Berville. Diantara semuanya, aku telah salah memiliki nama Berville sebagai milikku.

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang