‡ Chapter XXXVIII ‡ ~ "Musim Dingin Membeku [III]"

196 19 1
                                    

Kau tahu, kau tidak akan pernah memahami seseorang kecuali ia menjadi orang terdekatmu—atau saat ia menjadi musuhmu. Karena pada dasarnya menyukai dan membenci seseorang itu sama, pasti ada alasan di baliknya dan sulit untuk memastikan bahwa hal itu akan berubah.

'Itu lucu, tuan putri.'

Tudung yang menutupi rambut dan wajahnya di saat bersamaan. Mulutnya yang bisa kubaca meskipun jarak kami cukup jauh dan dia yang dengan mudahnya menghilang ketika mata kami bertemu.

Deg!

Eh, apa aku baru saja merasa tidak nyaman dengannya?

Tekanan kuat yang familier dan mata dingin yang tak senada dengan senyum polosnya. seakan-akan yang kulihat dibalik tudung itu adalah imitasi dari Helios Adeische. Tidak, bagaimana bisa aku menyamakan Zevil dengan orang seperti Helios Adeische, tidak bisa dipercaya. Aku hanya merasa tidak nyaman, hanya itu saja. Mungkin juga karena aku tiba-tiba mengingat apa yang dikatakan Zevil di sela-sela pembicaraan kami—dia selalu saja membuat dirinya sangat misterius dengan cara kekanakan.

"Hm, tentu saja Avarise ada di semua kerajaan. Di tiap cabang ada orang yang bertanggung jawab dan menjadi 'pemilik' di atas kertas, seperti pemilik Kafe Noir, dia adalah anggota tanpa level di Avarise, singkatnya mereka adalah orang pertama yang biasanya ditemui klien. Mereka juga yang bertugas untuk mengkategorisasi tingkat kesulitan permintaan informasi dan bayaran yang diberikan."

"Itu artinya Avarise juga memiliki tingkatan jabatan tergantung posisinya?"

"Oh benar juga, para bangsawan suka sekali membedakan seseorang berdasarkan kekuasaannya. Nah kalau begitu anggap saja mereka setara dengan Baron. Lalu di atas mereka masih ada Viscount, Count, dan Marquess. Semakin tinggi, maka semakin sulit juga ditemui.  Mereka hanya bertugas untuk melayani orang atau transaksi besar. Bisa dikatakan, mereka lah orang-orang yang selalu menjadi rumor bahwa Avarise mengetahui segalanya."

Zevil tertawa lalu melempar lipatan kertas berbentuk burung.

"Kalau soal Raja, kita sudah tahu siapa orangnya. Maka yang tersisa adalah Duke. Menurutmu seperti apa tugas seorang Duke di Avarise ini?"

Tugas Duke harusnya selalu sama di setiap tempat. Karena normalnya mereka dipilih berdasarkan kepercayaan dan kesetiaan, itu artinya tugas penting mereka adalah— "...menjadi anjing raja."

"Tepat." Zevil membuka kertas lipat itu dan menunjukkan sebuah tulisan dengan kata 'Raven' di dalamnya. "Duke adalah mereka yang ditugaskan untuk memantau kinerja keseluruhan Avarise dan menghancurkan serangga yang mengganggu keamanan organisasi. Jumlah mereka saat ini ada tujuh dan tersebar di semua kerajaan. Sebagai anjingnya raja, bahkan orang-orang Avarise yang terkenal gila akan gemetar hanya dengan mendengar nama yang kutulis ini."

"Memantau dan menghancurkan... terdengar sangat sepele untuk sekelas Avarise yang berada langsung dibawah Adeische."

"Tuan putri.... tidakkah kau terlalu tajam untuk gadis seusiamu?" Zevil menatapku datar dan tersenyum beberapa detik, kemudian bertanya, "Kalau begitu tugas seperti apa yang menurutmu dijalani mereka?"

"Mencari informasi," Zevil tergelak karena berpendapat tentu saja itu tugas dasar yang sudah pasti dilakukan tiap Avarise, tawanya itu berhenti saat aku melanjutkan ucapanku. "informasi yang mungkin bisa menghancurkan sebuah wilayah—tidak, mungkin menghancurkan sebuah kerajaan. Bisa jadi itu juga informasi yang akan mengekang tali para pemimpin kerajaan."

"Wah, itu memang tugas yang... terdengar sangat Avarise, kan?"

Aku menatap Zevil yang tiba-tiba menjadi hening lalu merobek kertas lipat sebelumnya satu persatu sampai berjatuhan ke lantai. Dia cukup lama memikirkan sesuatu dan tampak tidak tertarik dengan permainan tebak-tebakan yang dimulainya sendiri.

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang