‡ Chapter XX ‡ ~ "Putih yang Tidak Murni"

1.6K 302 15
                                    

Dia masih terlihat muda, tetapi dia menjadi seorang informan Organisasi Avarise yang berada di bawah Keluarga Adeische. Entah dari sisi manapun kau melihatnya, Keluarga Adeische tidak mungkin asal merekrut bawahannya, bukan?

Aku sama sekali tidak mengerti mengapa orang yang tampak ceroboh sepertinya justru bekerja di bagian informan. Apakah Organisasi Avarise tidak khawatir informasi mereka akan bocor karena orang ini?

"Tolong... jangan melihatku setajam itu." ucap Zevil seakan sadar jika aku terus mengamatinya saat dia mendata informasi yang kuinginkan.

"Aku tidak melihat informan lainnya? Aku juga tidak melihat klien lain." tanyaku penasaran.

"Tidak mungkin Organisasi Avarise melayani seorang Berville sama seperti bangsawan lain, ini adalah ruangan khusus."

Aku meneliti interior ruangan itu. Walau atmosfernya jauh dari kata nyaman, tempat ini sebenarnya cukup tertata namun tidak mengalami perubahan dalam jangka waktu lama. Aku juga bisa melihat beberapa barang yang sebenarnya tidak cocok berada disini.

Zevil menarik garis senyumnya entah karena apa, lalu memberikan kertas kontrak padaku.

Aku harap biaya yang kukeluarkan untuk mencari informasi mengenai tokoh utama lain tidak sia-sia. Sebenarnya aku ingin menyerahkan pencarian protagonist pengganti pada Organisasi Avarise, tetapi aku tidak bisa membuat mereka menyadari bahwa aku bukankah Lacie Berville yang sebenarnya. Keluarga Adeische itu licik, jika mereka tahu ada sedikit saja celah — mereka tidak akan melepaskannya.

"Zevil, apa aku bisa memberikan permintaan pribadi padamu?"

"Itu berarti..."

Aku mengangguk.

Itu artinya aku ingin memberikannya sebuah tugas yang berada di luar kontrak. Misi rahasia yang bahkan tak boleh diketahui Organisasi Avarise dan Keluarga Adeische. Ini adalah pelanggaran dan sebuah taruhan. Tetapi melihatnya yang bahkan tidak begitu mempermasalahkan Keluarga Adeische, aku pikir dia juga adalah orang yang tidak terlalu peduli dengan aturan.

Zevil tersenyum sumringah seakan memang menunggu aku mengatakannya. "Dengan permintaan yang berbahaya itu. Bagaimana kau akan membayarnya, tuan putri? Kau tidak berharap uang akan cukup, bukan?"

Aku tahu betapa serakahnya orang-orang di Organisasi Avarise. Jika itu menyangkut uang, mereka terbiasa dengan jumlah besar. Informasi terkadang bisa berbahaya dan menguntungkan di saat yang sama.

Aku tidak langsung mengucapkan yang ingin kukatakan. Dengan membaca gerak bibirku, Zevil langsung memahami 'bayaran' yang akan didapatkannya. Dan seharusnya, itu sudah lebih dari cukup untuk menjadikannya sebuah kartu as.

Dan dengan dua kesepakatan yang kubuat dengan anggota Organisasi Avarise, aku tinggal menunggu hasilnya. Ketika kami keluar dari ruangan, malam telah semakin larut dan cahaya bulan sepenuhnya ditutupi awan.

Zevil menemaniku keluar kafe alih-alih menerima klien lain, wajahnya tersenyum seakan senang dengan sesuatu.

"Ngomong-ngomong tuan putri, kau cukup berani untuk mempercayai orang-orang Avarise. Mereka mungkin saja menjual informasi tentangmu dan menghancurkan keluargamu."

"Tidak, aku tahu Organisasi Avarise tidak bisa menjangkau sejauh itu." aku menjawab tanpa jeda.

"Hm..."

Zevil tersenyum miring, entah pertanda menyetujui atau justru terdiam karena aku salah.

Sebelum aku memutuskan untuk datang ke Organisasi Avarise, aku sudah berpikir bagaimana caranya supaya kedatanganku tidak sampai menjadi informasi yang akan dijual. Aku juga berpikir bagaimana caranya agar Keluarga Adeische tidak mengusik urusanku dan bahkan tidak tahu kalau aku berada disana.

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang