‡ Chapter XI ‡ ~ "Berjalan Seperti Semula"

2.3K 448 11
                                    

Selama ini aku selalu percaya diri untuk berpikir bahwa semuanya akan baik-baik saja selama aku mengetahui keseluruhan ceritanya. Aku bahkan sudah menghancurkan insiden kecelakaan mereka hari itu. Jadi — mengapa keduanya tetap meninggal?

Aku melihat kamarku yang tiba-tiba menjadi sepi. Mungkin alasannya karena sekarang waktu belum menyentuh pagi. Dengan darah yang masih ada di sebagian renda pakaian tidurku, aku kembali diingatkan bahwa yang kulihat semalam adalah nyata.

Tubuhku masih gemetaran. Aku masih ingat bagaimana pasangan Berville terbujur kaku dengan darah terciprat di lantai kamarnya.

Cahaya rembulan semalam seakan membuat sorotan di kedua tubuh tersebut bak opera lama yang pernah kutonton. Tetapi, keduanya tidak sedang memainkan peran — karena warna merah yang bisa kusentuh rupanya benar-benar asli. Kesadaranku hilang di saat itu juga.

Aku takut.

Apakah aku benar-benar bisa memutarbalikkan takdir? Bagaimana jika ceritanya berjalan seperti semestinya? Bagaimana jika aku harus menjalani tragedi yang sama seperti Lacie Berville dalam game Secret Princess? Tidak, jika itu aku. Aku tidak akan bisa menanganinya. Apa yang harus kulakukan sekarang? Haruskah aku melarikan diri?

"Nona, saya sudah memberikan kabar kepada tuan muda Luzel dan para bangsawan. Jika tidak terkendala, pemakamannya akan dilaksanakan siang ini."

Lyra yang sejak tadi menungguku bangun, langsung memberikan kabar. Aku hanya mengangguk. Sebab, ucapan apapun tidak lagi ingin kusebut. Ah, bagaimana ini — mataku tiba-tiba menjadi hangat.

Dadaku sesak. Aku tidak tahu harus mengatakan semua ini pada siapa.

Lacie Berville, apa yang harus kulakukan sekarang?

{ ‡ ‡ ‡ }

Aku mengenakan pakaian serba hitam-warna yang masih kubenci bahkan saat aku memutuskan untuk tidak lagi menjadi protagonis.

Karena pemakaman akan dilakukan di katedral, kepala pelayan sudah mengurus semuanya melalui persetujuanku. Meskipun dilakukan siang hari, kudengar katedral sudah dipenuhi oleh beberapa bangsawan yang akrab dengan pasangan Berville.

Akademi Crownlion berada di pusat kerajaan, karena kabar membutuhkan waktu cukup lama untuk sampai ke sana. Luzel Berville paling cepat sampai beberapa puluh menit sebelum pemakaman dilakukan. Aku tidak tahu bagaimana harus menghadapinya. Pikiranku kosong.

Kereta kuda yang kunaiki bersama Lyra menjadi hening — bahkan aku tidak bisa mendengar suara ketukan tapal kuda. Yang kuingat selama perjalanan itu adalah kami yang sampai terlalu cepat, bahkan matahari masih bersembunyi.

Beberapa pengawal keluarga Berville mengikutiku dari belakang, banyak mata yang tak kukenal menatap ketika aku melangkah masuk ke dalam katedral. Alih-alih terusik, aku tetap berjalan menuju bangku terdepan-menunggu dua peti yang menjadi peristirahatan terakhir pasangan Berville.

"Yang baru saja melakukan upacara kedewasaan."

"Kalau begitu menurut peraturan kerajaan, ahli waris selanjutnya..."

"Gelar Marquess akan berpindah."

"Ini status quo yang jarang terjadi."

Sayup-sayup aku bisa mendengar suara bisikan dari bangsawan dibelakangku. Entah karena mereka bermaksud untuk membuatku dengar atau hanya telingaku yang sensitif — yang jelas ini situasi yang sama dengan game Secret Princess.

Aku melihat ke atas, dimana bola kristal biru yang dikelingi kaca menampilkan simbol kerajaan.

Dan ketika aku melamun memperhatikan bongkahan kaca itu, dua peti dari sudut belakang dibawa oleh pihak katedral menuju altar pemakaman. Sekarang masih pagi, sebentar lagi para bangsawan lain akan datang ke tempat ini.

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang