‡ Chapter XXVI ‡ ~ "Rahasia Besar Tersembunyi pada Tempat yang Dibenci"

1.3K 215 24
                                    

Arexin Frohrie adalah putra kedua dari Duke Westley. Sayangnya, karena perkara ia lahir dari garis keturunan pelayan — dia tidak bisa mendapat gelar bangsawan. Bahkan Ayahnya sendiri meremehkannya, tidak menganggapnya ada, dan bahkan membencinya.

'Keluarga hukum yang melakukan diskriminasi pada hukum'.

Selalu ada sisi gelap yang bisa ditemukan setiap kali menginjakkan kaki pada dunia informasi. Aku bisa mengganggap wajar mengapa Organisasi Avarise disebut sebagai tempat kelam, mereka yang berada disini telah melihat kebusukan dunia lebih dari siapapun. Jika demikian, bukan hal yang dapat disangkal bahwa pengendali dari dunia ini disebut iblis.

Aku kembali ke kafe Noir setelah mendapat informasi yang dibutuhkan. Meskipun pria ini — yang mengajakku bertemu di luar mansion, aku yakin dia tidak tahu bahwa tempat yang kupilih adalah hitam dan putih yang berseberangan.

"Sepertinya beberapa orang masih mengenaliku saat ini, jadi aku akan memakai jubahku di dalam." — adalah hal yang pria itu ucapkan pertama kali sehingga aku semakin memahami mengapa dia begitu benci disadari sebagai bangsawan.

"Namaku adalah Arexin Westley, seperti yang kau tahu — keluarga Westley mengendalikan hukum di kerajaan ini."

Sama seperti Berville yang turun menurun telah menghasilkan kekuatan militer terbaik. Keluarga Westley secara turun menurun menjadi hakim di kerajaan ini. Dan karena alasan yang sama juga, mereka menganggap aristrokat adalah hal mutlak. Darah campuran ataupun rakyat biasa harus mematuhi hukum jika berkaitan dengan bangsawan. Singkatnya, mereka adalah aristrokat ekstrim.

Harusnya begitu.

Karena itu ketika pria aneh ini memperlihatkan padaku sebuah lencana bergambar bunga Primrose. Aku hanya bisa terpaku karena terkejut. "—!"

Dan seakan yang dibicarakannya bukan hal penting, pria itu menghela nafas dan menyembunyikan kembali lencananya. "Theo — kepala keluarga — memberikan lencana ini padaku supaya aku kembali. Yah, singkatnya dia satu-satunya keluarga yang menganggapku ada."

Tidak masuk akal!

Lencana adalah bukti validitas. Memberikan lencana keluarga pada seseorang yang bahkan berpura-pura menjadi rakyat biasa adalah hal fatal. Persisnya karena jika dia sampai punya keturunan, meskipun pria ini adalah putra kedua, anaknya tetap akan menjadi pewaris utama.

"Tapi, mengapa?"

"Hm... mungkin karena dibandingkan menjadi bangsawan, aku lebih ingin menjadi peramal."

Aku tahu sejak awal pria ini aneh, tapi dia ini lebih pantas disebut — gila.

"Oh, ngomong-ngomong apa kau kenal dengan Clara? Dia putrinya Theo dan seusiamu."

Aku yang tidak memahami mengapa dia menanyakan itu, langsung saja menjawab tidak. Lacie Berville ini tidak punya teman — justru akan sangat lucu kalau dia sampai mengenal seseorang.

"Padahal kau adalah gadis bangsawan."

Pria itu menghela nafas kemudian membuka buku tebal, entahlah, mungkin buku peraturan.

"Berbicara tentang pemberatan hukum, kita harus lebih dulu membahas pengurangan hukuman untuk kalian. Kerusakan yang kalian sebabkan lebih parah dari yang kuduga. Sepertinya anak laki-laki Kaiv mirip dengannya, huh? Pembuat masalah."

Aku menutup rapat bibirku dan menunjukkan wajah datar. Jujur saja dibandingkan Luzel Berville — aku tidak bisa mengatakan bahwa semua ini terjadi karenaku.

Pria itu menunjukkan pasal-pasal yang jujur saja aku sendiri tidak mengerti. Untuk seseorang yang lahir di keluarga hukum, dia memanfaatkan keunggulannya dengan baik. Kalau saja dia tidak gila, aku menyayangkan.

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang