‡ Chapter XVI ‡ ~ "Badai Selalu Datang Secara Tidak Terduga (3)"

1.9K 361 8
                                    

Teruntuk,
Marquess Berville

Selamat atas kenaikanmu. Singkat saja, saya mengundang Anda untuk sarapan bersama di ruang makan besok.

Tertanda,
Luserghx.

{ ‡ ‡ ‡ }

Pikiranku tidak nyaman sehingga tanpa sadar aku terbangun di tengah malam.

Aroma manis tercium dari pojok jendela. Alasannya cukup sederhana, dengan kamar di lantai pertama yang langsung menghadap ke arah taman — serbuk mawar yang disentuh oleh sedikit salju langsung menyebarkan harumnya. Ini adalah kamar yang disediakan pihak kerajaan, rasanya seperti mendapat kamar idaman yang paling diinginkan gadis di seluruh dunia.

Candle yang secara teratur dihidupkan juga menambah harum ruanganku. Hanya dengan itu, kau akan tahu bahwa ini adalah pelayanan kelas kerajaan. Tak heran kenyamanan ini menciptakan konflik pemilihan putri mahkota.

'AKU TAHU! Jangan-jangan itu rencanamu sendiri untuk membunuh Marquess dan Marchioness Berville!!'

Hah!

Membunuh Marquess dan Marchioness Berville katanya? Putri Duke itu bahkan tidak tahu aku hampir gila untuk mencari tahu siapa pembunuhnya. Bahkan detik inipun investigasinya belum menemukan titik terang, jejak pembunuhnya lenyap. Semua bangsawan merasa terancam.

Aku sudah tahu ini adalah satu-satunya hal besar yang menyimpang dari game Secret Princess. Jika sebelumnya pasangan Berville meninggal karena kecelakaan, maka investigasinya tidak terlalu melibatkan banyak pihak, bangsawan pun tidak terlalu mempermasalahkannya.

Tetapi, saat ini mereka meninggal karena pembunuhan. Di tempat yang paling aman, di kamarnya sendiri, bahkan tanpa meninggalkan sedikitpun jejak.

Ini berita yang heboh — karena Marquess Berville dikenal sebagai seseorang yang bertalenta. Tetapi, apa yang terjadi malam itu tertutup rapat, tidak ada yang tahu apa yang terjadi. Alhasil, semua keluarga bangsawan mulai memperketat penjagaannya karena enggan mengalami nasib yang sama.

Jujur saja aku sudah memiliki pihak yang dicurigai. Tetapi aku tidak cukup gila untuk menemui pihak yang memiliki kemungkinan besar membunuh keluargaku.

Bahkan meskipun Luzel Berville mengatakan padaku kalau biarkan investigasi dilakukan pihak katedral. Nyatanya, aku tahu dia bohong. Bagi Luzel Berville yang mencintai keluarganya, dia pasti akan menggila untuk mencari siapa pembunuhnya.

Tetapi tujuanku tidak semurah hati Luzel Berville. Aku hanya ingin menghindari pelaku dibalik pembunuhan pasangan Berville. Aku perlu menangkap mereka sebelum mereka mengacaukan kehidupanku. Nyatanya hidupku lebih kotor dibandingkan semua karakter di game ini.

Aku mementingkan diriku sendiri. Kenyataan bahwa mereka semua bukanlah makhluk hidup hanyalah alasan yang kubuat-buat. Seandainya aku punya pilihan untuk membunuh seluruh tokoh utama, aku akan melakukannya. Tetapi, aku tidak punya hak itu.

Kalian tanya padaku kenapa aku ingin melarikan diri sampai sejauh ini? Seperti yang kubilang, siapa yang mau menjalani hidup yang jelas-jelas harus melalui banyak tragedi. Apakah kalian psikopat? Bahkan jika kalian akan bahagia, mengapa tidak memilih cara lain untuk bahagia?

Setiap orang memiliki jalan yang berbeda untuk mencari kebahagiaan. Hanya karena aku tidak memilih jalan yang sama, bukan berarti aku ingin tersesat.

Kenapa tidak mati saja? Aku tidak senaif itu! Aku tidak mau menjadi sosok lemah yang dengan mudahnya menginginkan kematian. Bukankah akan lebih mudah untuk memutus peran protagonis jika mereka mati? Tetapi siapa yang bisa menjaminnya. Kau bahkan tak punya hak untuk membunuh orang lain, jadi mengapa kau pikir punya hak untuk membunuh dirimu sendiri?

No Longer A ProtagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang