💛45-kekecewaan Arvin

394 27 15
                                    

Waspada typo 🚨

VOTE dulu guys please dengan vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini!!!

"Maureen kamu di sekolah jangan macam-macam, Ayah bukan orang kaya yang bisa melakukan apapun dengan uang. Ingat Ayah hanya Direktur di perusahaan Ayahnya Fransisca" ucap Ayah Maureen yang masih fokus menyetir mobil.

Maureen mengerucutkan bibirnya. "Tapi Yah, Maureen benci banget sama Ica. Ayah hancurin kek perusahaan itu bisa kan?"

"Maureen!" bentak Ayahnya.

Maureen terdiam memekirkan rencana lain untuk membuat Ica hancur.

Setelah beberapa lama berada di perjalanan,kini Maureen sudah berada di sekolah. Ia berjalan dengan angkuh, seolah-olah ia adalah pemilik kekuasaan di sekolah ini.

Saat berjalan menuju kelasnya Maureen bertemu dengan Nadya dan Aletta.

"Ngapain lo" tanya Maureen ketus.

"Santai dong, kita cuma mau ngajak kerja sama buat ngehancurin si Ica, gimana lo mau gak?" ajak Nadya.

"Caranya?" kata Maureen smbil mengerutkan keningnya.

"Gue tau" sahut Aletta.

———

Bel pulang sekolah berbunyi, Ica dan Stella keluar dari kelasnya. Seperti biasa Stella akan pulang bersama Alvredo, Ica memutuskan untuk ke toilet terlebih dahulu.

Saat di toilet tiba-tiba saja ada yang memukul kepala Ica menggunakan balok kayu,pandangan Ica kabur lalu ia tak sadarkan diri.

"Cepat bawa dia ke mobil gue" ucap Nadya.

Setelah melihat situasi di luar aman, Maureen dan Aletta segera membawa Ica ke mobil Nadya.

Sampailah mereka di rumah Nadya,mereka membawa Ica ke kamar tamu dan membuka seragam Ica.

Di kamar itu juga ada seorang pria yang tak terlalu tua, umurnya sekitar 25 tahun. Pria itu membuka baju nya lalu membaringkan tubuhnya di kasur.

Maureen memposisikan tubuh Ica memeluk tubuh atletis pria itu,lalu menutupi sebagian tubuh mereka dengan selimut.

Nadya mengeluarkan handphone nya lalu mengambil foto Ica dn pria itu. Merasa sudah cukup dengan aksinya, Nadya membayar pria itu dan menyuruhnya pergi.

"Gue yakin setelah ini pasti Arvin bakal benci sama Ica" Maureen tersenyum penuh kemenangan.

———

Saat Arvin sedang asik bermain game online di handphone nya tiba-tiba sebuah pesan masuk dari nomor tak di kenal. Karena penasaran Arvin membuka pesan itu, bukan pesan teks yang orang itu  kirim, melainkan sebuah foto.

"foto apaan sih" gumamnya pelan.

Setelah berhasil mengunduh foto itu, Arvin kaget bukan main ia meremas handphone nya.

"Gak mungkin" ucapnya tak percaya dengan apa yang ia lihat.

Arvin segera mengambil kunci motornya. Ia berjalan dengan terburu-buru, matanya memerah,tangannya mengepal, ia sangat marah.

"Mau kemana bang?" tanya Nathalia adiknya.

Arvin tak menggubris nya.

"Dasar kulkas" ucap adiknya pelan.

Sementara itu Ica masih pingsan namun di tempat lain bukan di kamar tamu Nadya. Ya, Nadya membawa Ica ke halte sekolah dan menidurkannya disana.

"awwshh" kata Ica smbil memegangi kepalanya yang terasa sakit.

Ica mencoba mengingat kejadian yang menimpanya.

"Awwhh, kepala gue kok sakit banget sih" ia terus memegangi kepalanya dan menocoba mengingat apa yang terjadi.

Ia bisa mengingatnya. Tapi tidak semua,ia hanya ingat saat pergi ke toilet lalu ada yang memukulnya kepalanya dari belakang.

Ica pergi mencari taksi namun tak ada satu pun taksi yang lewat. Ia pulang berjalan kaki, walaupun kepala nya masih sedikit sakit dn terasa pusing.

Sedikit lagi ia sampai, tapi sebuah motor besar tiba-tiba berhenti di depannya. Pria itu membuka helm nya dan turun dari motor itu.

"Arvin–" ucap Ica.

"Ikut gue sekarang" Arvin menarik Ica dan menyuruhmya naik ke motornya.

Arvin melajukan motornya dengan kecepatan tinggi sepertinya ia kerasukan setan, tapi entahlah.

Ica merasa ada yang aneh dengan Arvin, ia memegang erat jaket Arvin.

Setelah sampai di tempat tujuan, Arvin langsung menyuruh Ica turun lalu mereka duduk di bangku yang ada di taman itu. Ya Arvin membawa Ica ke taman.

Hening.

Arvin memberikan handphone nya kepada Ica dan menunjukkan foto Ica yang terlihat tak memakai baju bersama seorang pria,Ica dan pria itu berada di atas ranjang.

"Jelasin ke gue!" ucap Arvin dingin.

Sedangkan Ica masih diam. Ia sangat terkejut, kapan ia melakukan ini fikirnya.

"Vin, aku—aku gak tau apa-apa" mata Ica mulai berkaca-kaca.

"Gue kecewa sama lo Ca, gue fikir lo cewek baik, ternyata lo cewek murahan" Arvin mulai meluapkan emosi nya.

"Kenapa lo lakuin ini Ca? Kenapa?!" Arvin memegang pundak Ica.

"Vin aku gak tau ini foto kapan,dan aku juga gak merasa ngelakuin itu"

"Halah! Omong kosong lo!,ternyata gini kelakuan lo setelah putus dari gue. Lo jalang sekarang" Arvin tak bisa lagi menahan emosi nya. Ica membulatkan matanya ketika Arvin mengatakan Jalang pada dirinya.

"Mana Ica gue yang lugu, mana Ica gue yang selalu baik hah?–gak salah emang keputusan gue buat putus sama lo"

"Vin, kamu kenapa salahin aku terus?! Kamu juga selingkuh dari aku" ucap Ica tak mau kalah.

"Saat kita masih pacaran, kamu juga deket sama Maureen kan? Kamu bilang gak bakal tergoda sama dia tapi apa hah?—sekarang kamu pacaran sama dia" Ica tak tahan dengan semua ini.

"IYA GUE EMANG LAKUIN ITU, TAPI YANG LO LAKUIN LEBIH PARAH CA!"

"GUE KECEWA SAMA LO CA" Arvin mengacak-acakan rambutnya frustasi.

"JANGAN-JANGAN LO JUGA UDAH GAK PERAWAN, IYA KAN CA?" Oh God! Setan apa yang merasuki tubuh Arvin sehingga ia mengatakan ini.

Plakk

Satu tamparan keras mendarat bebas di pipi Arvin.

"Puas lo ngehina gue? Lo kalo ngomong jangan sembarangan!" Ica menangis. Ia berlari meninggalkan Arvin yang masih diam.

"Apa yang barusan gue omongin ke dia, pasti dia sakit hati sama omongan gue" batin Arvin.

"Gue kecewa sama lo Ca"

Halo guys! Gimana nih part yang ini? Semoga kalian suka ya sama cerita nya, maaf kalo ada typo. aku masih belajar jadi mohon maaf kalo masih banyak kekurangan🙏

Maaf ya kalo ceritanya gak jelas😥

Jangan lupa vote nya ya guys, kalo mau komen juga gak papa wkwk,follow akun aku juga ya.

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang