💛38-Insiden Berdarah

519 24 0
                                    

Waspada typo🚨

VOTE dulu guys please dengan Vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini!!!




























Bel istirahat sudah berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas. Ica dan Stella segera bergegas ke kantin. Arvin tidak ikut dengan Ica karena ia ada kumpul osis.

"Mau pesen apa" tanya Stella.

"Gue pengen nasi goreng" jawab Ica.

"Minumnya yang biasa kan?" ucap Stella, Ica hanya mengangguk. Stella kembali bersama pesanannya.Mereka langsung menyantap pesanan mereka.

"Eh si Maureen gak temenan sama kita sekarang sama siapa ya" ujar Stella.

"Gak tau deh" jawab Ica ketus. Ia tak ingin berurusan lagi dengan Maureen.

"Nanti lo pulang sama Arvin?" tanya Stella.

"Iya lah" jawab Ica.

"Sepi juga ya gak ada Maureen, biasa ada dia kita jadi lebih seru, walaupun dia sedikit gesrek otaknya" ucap Stella.

Ica menaruh sendoknya, ia menghentikan kegiatan makan nya. "Lo bener Stell, tapi gue kesel sama dia masa dia tega sih nusuk gue dari belakang" ucap Ica dengan raut wajah serius nya.

"Semoga aja dia dapet hidayah" celetuk Stella. Bel masuk pun berbunyi, Ica dan Stella segera kembali ke kelasnya. Tak lama setelah itu, guru mata pelajaran pun masuk ke kelas mereka.

—–––

Bel pulang sekolah berbunyi, Ica segera menghampiri Arvin di ruang osis, karena sedari pagi Arvin di ruang osis katanya sedang membicarakan masalah promnight.

Saat sampai di ruang osis, Ica melihat seluruh anggota osis masih membicarakan sesuatu hal. Ica berniat untuk menunggu Arvin.

Disisi lain, Arvin melihat ke arah Ica. Arvin langsung memanggil Gabriel.

"Gab, lo tolong anterin Ica ya. Gue gak bisa nganter dia pulang, habis ini gue harus nemuin pak Elang" ucap Arvin tanpa ekspresi.

"Ya udah gak papa nih?" tanya Gabriel memastikan.

"Iya" Gabriel pun langsung keluar dan menemui Ica.

"Hai Ca" sapa Gabriel.

"Hai" sahut Ica.

"Gue di suruh Arvin buat nganterin lo pulang" ucap Gabriel.

''Ya udah deh" Ica langsung berdiri daru duduknya lalu mengekori Gabriel.

"Jangan jalan di belakang gue, di samping gue kan bisa" ucap Gabriel sambil menarik Ica ke sampingnya.  Gabriel masih menggandeng tangan Ica.

"Gabriel, maaf" ucap Ica sambil melirik ke arah tangannya yang di gandeng oleh Gabriel.

"Oh sorry-sorry" ucap Gabriel tersenyum kikuk. Kini mereka sudah berada di parkiran.

"Aduh ini gimana sih" Ica kesusahan merekatkan tali helmnya. Gabriel tersenyum ke arah Ica lalu membatunya. Setelah membantunya, Gabriel menatap mata Ica, begitu juga sebaliknya.

"Udah cepetan gue mau pulang" ucap Ica mengakhiri tatapan itu.

"Ca jangan pulang dulu ya, kita ke kedai ice cream dulu gimana?" ajak Gabriel.

Ica nampak sedikit berfikir. "Boleh, yuk" Ica langsung naik ke motor Gabriel. Gabriel pun segera melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Kini mereka sudah sampai di kedai ice cream. Gabriel langsung memesankan ice cream nya.

"Nih" Gabriel memberikan Ica ice cream rasa coklat.

"Kok lo tau sih gue suka rasa coklat" ucap Ica heran.

"Gue nebak aja" ucap Gabriel lalu ia duduk di samping Ica.

"Enak ya" ucap Ica sambil menoleh ke arah Gabriel. Gabriel melihat di sekitar bibir Ica ada sisa ice cream, ia langsung membersihkan nya.

"Ca, gue suka sama lo" bati Gabriel.

"Belepotan ya" ucap Ica tertawa kecil.

"Iya, lo kayak anak kecil kalo makan ice cream berantakan kemana-mana" ucap Gabriel diiringi dengan tawanya. 

"Aduhh, kok gue sakit perut ya" ucap Ica sambil memegangi perutnya.

"Ya udah kita pulang sekarang ya" ucap Gabriel. Gabriel membantu Ica berdiri. Saat Ica sedang berjalan di depannya, Gabriel melihat rok Ica ada bercak darah. Gabriel langsung melepas jaket nya lalu melingkarkan nya di pinggang Ica.

Ica menoleh ke arah Gabriel. "Lho kenapa jaketnya di pasangin di pinggang gue?" tanya Ica.

"Hm anu, itu–lo—lo berdarah" ucap Gabriel terbata-bata.

"Berdarah?" Ica mengerutkan keningnya. Lalu ia melihat ke rok nya. Oh God ternyata tamu bulanan nya datang.

"Duh malu banget gue, kenapa harus keluar sekarang sih" batin Ica.

"Gue ke toilet dulu ya" ucap Ica lalu ia berlari ke toilet.

"Duh kenapa harus keluar sekarang sih, gue malu banget" gumam Ica pelan. Ia langsung keluar dari toilet.

"Gab, gue pinjem dulu ya jaketnya, nanti gue cuci kok" ucap Ica.

"Iya gak papa Ca, yuk pulang" ucap Gabriel. Lalu mereka segera pulang, saat di perjalanan Ica merasa perutnya sangat sakit.

"Gab, gue boleh nyender di pundak lo gak? Perut gue sakit banget" ucap Ica lirih.

"Nyender aja gak papa kok" ucap Gabriel. Lalu ia meletakkan kepalanya di bahu Gabriel. Tangannya ia lingkarkan di pinggang Gabriel.

"Gue seneng Ca, lo kayak gini. Tapi gue gak bisa milikin lo" batin Gabriel.

Kini mereka sudah sampai di rumah Ica, Ica langsung turun dari motor Gabriel.

"Makasih ya Gab" ucap Ica, wajahnya terlihat pucat.

"Oh ya Ca gue punya coklat" ucap Gabriel, lalu ia mengambil sebuah coklat di tas nya.

"Nih buat lo, semoga bisa membuat mood lo lebih baik" ucap Gabriel diiringi dengan senyumnya.

"Makasih ya Gab" ucap Ica.

"Ya udah gue pamit ya" ucap Gabriel.

"Hati-hati ya, jaketnya nanti gue balikin" ucap Ica, Gabriel hanya mengangguk lalu ia melajukan motornya.

Halo guys! Semoga kalian suka ya sama ceritanya, maaf kalo kurang seru, maaf kalo ada typo. Jangan lupa vote, comment, dan follow akun aku ya.

Guys tadinya aku gak bakal update, tapi karena tangan aku gatel pengen update jadi ya aku update deh.

Jangan lupa di vote ya guys, 1 vote dari kalian sangat berharga loh.

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang