Pagi telah tiba Ica segera bersiap-siap untuk berangkat sekolah. Pagi ini Ica merasa sangat bahagia.
"Pagi semuanya" ucap Ica berteriak dengan suara melengking nya.
"Eh busett, mentang-mentang lo penyanyi yang punya suara melengking, lo teriak juga di rumah" ucap Vano yang masih menutup telinga dengan kedua tangannya.
"Ceria banget sih anak Ayah" ucap Ayah.
"Kan kalo mau sekolah harus semangat Yah" ucap Ica.
"Ah palingan juga karena si ekhemm" ucap Vano dengan nada menggoda.
"Oh jadi anak Bunda udah punya pacar?" ucap Bunda.
"Nggak Bun, bang Vano ngarang" ucap Ica.
"Udah cepet makan nanti telat'' ucap Ayah.
Setelah selesai sarapan Ica dan Vano berangkat ke sekolah dan Ayah berangkat ke kantor.
Pada saat di depan gerbang, Ica melihat Arvin, ia segera turun dari motor Vano dan menyusul Arvin.
"Hai Arvin" ucap Ica.
"Hai" sahut Arvin datar.
"Hmm, makasih ya udah follback" ucap Ica.
"Hmm"
Ica semakin tertarik pada Arvin. Dia juga Penasaran kenapa Arvin bisa secuek itu kepada semua orang. Ica akan berjuang untuk mendapatkan Arvin.
Saat Arvin dan Ica masuk ke kelas semua murid heboh. Maureen dan Stella menarik Ica keluar dan mengintrogasi Ica.
"Lo jadian sama Arvin?" ucap Stella.
"Belum baru mau" ucap Ica polos.
"Kok lo bisa jalan bareng sama Arvin?" ucap Maureen.
"Ketemu di depan gerbang, terus jalan sampai kelas" ucap Ica.
"Ya udah yuk masuk" ucap Stella.
Bel masuk sudah berbunyi, di kelas Ica pelajaran sejarah. Ica bersemangat karena ini pelajaran yang paling di sukai nya.
Sedari tadi Ica fokus mendengarkan materi yang di jelaskan oleh pak Tristan.
"Oke semuanya, kita lanjut nanti ya. Guru-guru ada rapat dulu. Kalian jangan ribut ya" ucap pak Tristan lalu ia keluar dari ruang kelas.
"Arvin pulang sekolah jalan yuk" ucap Ica.
"Iya" sahut Arvin.
"Bener ya" ucap Ica.
"Iya" lagi-lagi Arvin menjawab dengan singkat.
Bel istirahat berbunyi, semua murid berhamburan keluar kelas untuk ke kantin.
"Arvin kamu mau ke kantin?" ucap Ica.
"Gak"
"Mau kemana dong?" ucap Ica lagi.
"Perpus"
"Aku ikut ya" ucap Ica.
"Hm"
Arvin dan Ica berjalan menuju perpustakaan. Banyak pasang mata yang memperhatikan mereka.
"Dih tu cewek gatel banget"
"Ih si Arvin mau aja sama cewek kaya dia"
"Si Arvin kan pacar gue"
Kurang lebih seperti itulah kicauan mereka yang masih bisa di dengar oleh Ica. Ica tak peduli dengan perkataan mereka.
Sesampainya di perpustakaan Ica mengambil novel, Arvin mengambil buku tentang photography. Ica dan Arvin duduk bersebelahan.
Arvin sangat fokus membaca buku itu, sedari tadi Ica hanya memandang wajah Arvin. Arvin merasa sedikit risih di pandang seperti itu oleh Ica.
"Jangan liatin gue" ucap Arvin datar.
"Kamu ganteng" ucao Ica polos.
"Eeh maaf-maaf emang lemes mulut ini" ucap Ica. Arvin hanya tersenyum.
"Ya ampun senyum Arvin manis banget, coba aja kalo dia senyum terus setiap hari" batin Ica.
"Ni cewek kalo lagi panik lucu juga" ucap Arvin dalam hati.
"Arvin kamu senyum terus dong biar tambah ganteng" ucap Ica polos.
"Apaansih" umpat Arvin
"Eh udah bel, masuk kelas yuk" ucap Ica.
Mereka berdua berjalan menuju kelas.
"Ca,lo kemana aja kok di kantin gak ada?" ucap stella sedikit berbisik.
"Habis ke perpus baca buku" ucap Ica.
"Pacaran kali ah" ucap Stella.
"Udah diem, itu guru lagi ngomong kalo ketahuan bisa di hukum" ucap Ica. Ica dan Stella memilih untuk diam, daripada nanti mereka berdua di hukum.
Waktu sudah menunjukkan pukul 13.30,itu artinya waktu pulang sekolah.
"Karena bel pulang sudah berbunyi maka kalian boleh pulang" ucap guru itu.
"Baik bu" ucap semua murid.
"Arvin kita jadi kan jalan?" ucap Ica.
"Iya jadi" dua kata yang membuat Ica sangat senang.
"Kalo gitu aku mau minta izin dulu ya sama abang aku, kamu tunggu di sini" ucap Ica.
Ica pergi menuju kelas Vano untuk meminta izin.
"Bro lo mau ngumpul gak hari ini?" ucap Satria sahabat Arvin.
"Gak dulu, gue ada janji" ucap Arvin.
"Sama cewek itu" ucap Alvredo.
"Iya, kenapa?" ucap Arvin.
"Nggak, cuma cewek itu cakep jangan sampai lo nyakitin dia" ucap Alvredo.
Setelah Ica meminta izin kepada Vano, kini Ica dan Arvin sedang berada di sebuah mall.
"Mau makan dulu?" ucap Arvin. Seketika jantung Ica berdegup kencang.
"I--Iya mau" ucap Ica gugup.
Ica dan Arvin pun mencari tempat makan, setelah sampai di tempat makan mereka segera memesan makanan.
Berjam-jam Ica dan Arvin berada di mall kini mereka berdua memutuskan untuk pulang. Sungguh hari yang sangat menyenangkan untuk Ica.
"Makasih ya udah mau jalan sama aku, dan makasih juga udah nganterin pulang" ucap Ica sambil tersenyum manis.
"Iya"
"Hati-hati ya pulang nya"
.
.
.
Halo guys! Maaf ya kalo ada yang typo, semoga suka sama ceritanya. Jangan lupa vote, comment, dan follow akun aku ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince [TAMAT]
Teen FictionWanita keturunan Belanda yang memiliki wajah cantik, dia bernama Fransisca Henzie Van Lucas. Dia menyukai musik, mungkin musik adalah belahan jiwanya. Dia pun menjadi ketua eskul musik di sekolahnya. Dia juga sangat tergila-gila pada Arvin si panger...