💛34-Maureen dan Cowok Aneh

435 23 2
                                    

Waspada typo 🚨

VOTE dulu guys please dengan vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita!!!




















Pagi ini Ica akan membuatkan Arvin sarapan. Namun ia melihat Maureen sedang di dapur bersama Arvin. Ica mengurungkan niatnya, ia kembali ke kamarnya.

"Stell gue mau cerita boleh?" ucap Ica pada Stella.

"Bol-- Ca lo kenapa nangis?" tanya Stella.

"Gue mau cerita tapi gak disini, kita pergi keluar ya" ajak Ica. Lalu Mereka pun pergi menjauh dari villa. Merasa sudah cukup jauh mereka langsung mencari tempat yang nyaman.

"Duduk dulu Ca" ucap Stella. Ic lun duduk.

"Stell, semalem gue liat Maureen lagi mandangin foto Arvin, terus pas tadi gue ke dapur dia kayak ngedeketin Arvin gitu" Ica mulai terisak.

"Ca lo jangan ngarang deh, masa iya Maureen nikung lo sih" ucap Stella tak percaya.

"Lo liat kan waktu malem dia di cium sama Arvin dia diem aja, kayak kesenengan gitu" ucap Ica.

"Ya udah lo sabar. Kita cari bukti dulu kalo itu benar, gue bakal jadi sahabat lo" ucap Stella lalu memeluk Ica yang terisak.

"Yuk ke villa lagi" ajak Stella.

"Lo duluan aja deh, gue mau jalan-jalan sekitar sini dulu" ucap Ica.

"Ya udah lo hati-hati ya, gue duluan bye" ucap Stella.

Ica berjalan-jalan di sekitar kebun teh yang luas, ia ingin menenangkan fikiran nya. Ia masih tak percaya jika Maureen ingin merebut Arvin darinya. Ia tak akan pernah melepaskan Arvin begitu saja.

Saat Ica akan menyebrangi jalan, ia melamun padahal ada motor yang melintas.

"Awass!" teriak seorang pria lalu mendorong tubuh Ica ke tepi, pria itu terbaring di samping Ica.

"Mas, gak papa kan?" tanya Ica sambil membantu pria itu bangun.

"Lain kali hati-hati" ucap pria itu jutek.

"Makasih ya udah nolongin saya" ucap Ica.

"Gue gak butuh makasih" ucap pria itu.

"Terus apa"

"Kenalin gue Arga" pria itu mengulurkan tangan nya berniat untuk salaman dengan Ica. Ica pun menerima uluran tangan itu.

"Fransisca, panggil aja Ica" ucap Ica dengan sentum manisnya.

"Cantik juga"

"Ya udah gue duluan ya" ucap Ica.

"Tunggu,boleh gue minta nomor telpon lo?" tanya Arga.

"Sorry gue gak bisa"

"Ya udah, sampai ketemu lagi. Gue yakin kita pasti bertemu lagi" ucap Arga lalu pergi. Ica memutuskan untuk kembali ke villa.

"Aaaaaa" teriak Maureen. Maureen tersandung oleh kakinya sendiri, dengan sigap Arvin langsung menangkap tubuh Maureen agar tak jatuh.

"Arvin sa---" Ica terkejut mendapati Arvin dan Maureen yang sedang berpelukan.

"Ica" sahut Maureen lalu melepas pelukan nya.

"Gue masuk kamar dulu ya" ucap Ica menghindar. Lalu ia memilih untuk tiduran di kasurnya.

"Ca, lo jangan salah paham ya" ucap Maureen saat memasuki kamar.

"Ya ampun lo kayak ke siapa aja, santai aja kali" ucap Ica berusaha menyembunyikan rasa cemburunya.

"Ca" panggil Arvin dari balik pintu kamar Ica. Ica langsung beranjak lalu membuka pintunya.

"Kenapa Vin?" tanya Ica.

"Mau ngajak kamu keluar,mau kan?" ajak Arvin, Ica hanya mengangguk.

"Kamu udah sarapan?" tanya Arvin, Ica hanya menggeleng.

"Kita cari sarapan ya" ujar Arvin, lalu mereka berdua mencari sarapan.

"Ada bubur Vin, aku mau bubur" ucap Ica, lalu mereka langsung menghampiri penjual bubur itu.

"Bang, buburnya 2" ucap Arvin oada penjual itu.

"Makan disini mas?" tanya si penjual, Arvin hanya mengangguk.

"Ca, kamu gak marah sama aku?" tanya Arvin.

"Marah? Karena kamu pelukan sama Maureen? Ya kali aku marah, nggak lah" ucap Ica, dalam hatinya ia sangat sakit.

"Makasih ya Ca, kamu selalu ngertiin aku. Please kamu harus percaya sama aku,kalo aku cuma cinta sama kamu. Kamu yang mampu buat aku jadi banyak omong kaya gini" ucap Arvin lirih.

"Gak usah melow gini ah, Aku percaya sama kamu Vin" ucap Ica, tak lama bubur pesanan mereka pun datang. Mereka langsung memakannya.

"Vin aku boleh minta satu hal sama kamu?" ucap Ica.

"Boleh, apa"

"Kamu jangan terlalu deket ya sama Maureen" ucap Ica.

Arvin mengerutkan keningnya. "Lho emang nya kenapa Ca?"

"Aku mohon Vin, aku gak suka kalo kamu deket sama Maureen" ucap Ica lirih.

"Bentar bentar, kamu habis nangis ya? Kenapa" tanya Arvin.

"Nggak Vin, aku gak nangis. Jawab aku Vin kamu bisa kan gak deket sama Maureen" ucap Ica.

"Iya Ca, buat kamu aku bakal lakuin apa pun" ucap Arvin aambil mengelus puncak kepala Ica. Setelah selesai sarapan mereka kembali lagi ke villa.













Halo guys! Semoga kalian suka ya sama ceritanya, maaf kalo kurang seru, maaf kalo ada typo. Jangan lupa vote, comment, dan follow akun aku ya.

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang