💛16-Akhirnya

736 34 0
                                    

Waspada typo🚨


Vote dulu guys please, karena vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini.



Pagi ini Ica harus sekolah, karena kemarin dia tidak sekolah selama 3 hari, mungkin hari ini sekolah tapi ia akan bersikap dingin pada Arvin.

"Ica berangkat sekolah dulu bun sama abang" pamit Ica pada bundanya. Ica berangkat sekolah bersama Vano menggunakan motor. Sesampainya di sekolah ia langsung berjalan menuju kelasnya, ternyata sudah banyak orang yang datang, termasuk Arvin.

"Icaaa akhirnya lo sekolah juga gue seneng banget lo sekolah" teriak stella, Ica hanya menarik sedikit ujung bibirnya.

"Gue duduk sama Maureen lo duduk sama Arvin" ucap Ica lalu memindahkan tas Stella ke tempat duduknya.

"Lo sehat Ca?" Maureen mengerutkan keningnya.

"Gue gak mau duduk sama Arvin, lagian lo kenapa sih" protes Stella.

"Udah deh gak usah bawel" Ica berdecak kesal. Stella pun pasrah ia duduk di tempat Ica sementara waktu. Bel tanda masuk berbunyi. Tak lama setelah itu guru mata pelajaran pun datang, sepanjang materi pelajaran Arvin terus saja memeperhatikan Ica matanya tak pernah berpaling dari Ica. Apakah ia mulai mencintainya, mengapa secepat itu fikirnya. Menurut Arvin Ica itu sosok wanita yang gigih, pantang menyerah untuk mendapatkan apa yang dia inginkan, contohnya dia terus saja mendekati Arvin saat Arvin masih bersikap cuek. Apa harus ia merubah sikapnya agar tak dingin lagi pada Ica dan yang lain.

"Eh Arvin lo jangan liatin Ica mulu, nanti lo dihukum karena gak memperhatikan pelajaran nya" bisik Stella, Arvin memilih untuk menyudahi kegitannya memandangi Ica, lalu fokus pada materi yang di berikan sang guru.

Bel Istirahat sudah berbunyi, rencana nya Arvin ingin mengajak Ica untuk ke kantin bareng.

"Ca bareng ya" ucap Arvin.

"Gak"

"Lo kenapa sih" tanya Arvin.

"Bukan urusan lo! Yuk guys ke kantin" ucap Ica lalu pergi meninggalkan Arvin sendirian. Ica berjalan ke kantin, saat menuju kantin ia tak sengaja bertemu dengan Nadya dan Aletta, Ica sengaja menyenggol bahu Nadya keras, terdengar suara ringisan kecil dari mulut Nadya, Ica hanya tersenyum menyeringai. Nadya menatap Ica dengan tatapan sinis nya.

"Ca, Stell, kalian mau pesen apa biar gue pesenin" ucap Maureen.

"Bakso" ucap Ica dan Stella bersamaan.

"Ya udah gue pesen dulu ya" ucap Maureen lalu pergi untuk memesan makanan.

"Ca lo kenapa kayak gini sih? Sampe lo gak mau duduk sama Arvin lo kan suka sama dia, terus dia tadi ngajak ke kantin bareng tapi lo tolak" ucap Stella.

"Gue pengen Arvin tau kalo di cuekin itu sakit gue pengen dia sadar jadi orang itu jangan cuek-cuek. Lo inget kemarin pas gue mau di siram kuah bakso sama Nadya?! Arvin nyelametin gue dengan cara dia mengaku sebagai pacar gue. Sebelum Nadya dateng marah-marah, gue udah bilang ke Arvin 'lo mau gak jadi pacar gue' setelah gue ngomong gitu dia kayak menghindar dari gue dan malah pergi gitu aja" ucap Ica dengan mata yang berkaca-kaca. Stella langsung memeluk Ica.

"Makanan datang" sahut Maureen.

"Lho kok jadi melow gini kenapa?" tanya Maureen.

"Nanti gue ceritain ya Reen" ucap Stella. Ica menghapus air matanya lalu memakan bakso nya karena ia sangat lapar.

Bel masuk telah berbunyi, Ica ingin ke toilet terlebih dahulu, Ica menyuruh Stella dan Maureen ke kelas duluan. Saat ia keluar dari toilet ia menabrak seseorang, dan itu adalah Arvin. Ica menjadi salah tingkah saat mengetahui itu adalah Arvin.

"Sorry" ucap Ica kaku.

"Ca tunggu" Arvin mencekal tangan Ica, sontak Ica langsung menoleh ke aeah Arvin, dan mengerutkan keningnya seolah berkata 'apa' Arvin yang mengerti langsung menjawabnya.

"Nanti pulang sekolah ikut aku ya" ucao Arvin.

"Gak"

"Please"

"Iya deh"

Ica langsung masuk ke kelasnya karena takut guru mata pelajaran nya sudah masuk.

"Stell lo kok pindah sih" ucap Ica kesal karena Stella kembali duduk dengan Maureen.

"Udah li duduk aja sebentar lagi pak Elang masuk" ucap Stella. Ica menuruti perkataan Stella. Dengan perasaan yang terpaksa Ica kembali duduk dengan Arvin. Tak lama kemudian pak Elang pun datang.

Bel tanda pulang sekolah berbunyi, Arvin akan mengajak Ica pergi hari ini tapi entah kemana. Dalam lubuk hati Ica yang  paling dalam ia sangat senang.

"Ayo" Arvin menggandeng tangan Ica sampai ke parkiran, Ica tak bisa mengelak karena ia sangat senang. Setelah sampai di parkiran Ica dan Arvin segera menaiki mobil Arvin dan menuju ke suatu tempat. Arvin membawa Ica ke danau yang sangat indah menurutnya. Tak butuh waktu lama kini mereka telah sampai di danau yang sangat indah ini. Ica berdecak kagum dalam hatinya.

"Wah danau nya cantik banget" ucap Ica.

"Iya kayak kamu" ucap Arvin pelan, namun masih bisa di dengar oleh Ica.

"Bilang apa tadi?" ucap Ica.

"Iya cantik danau nya" ucap Arvin berbohong.

"Ca" Arvin menggenggam tangan Ica "aku tau kamu marah sama aku. Maafin aku ya kalo selama ini aku dingin ke kamu, gak tau kenapa kalo aku deket sama kamu jantung aku selalu berpacu. Aku cuma mau bilang kalo aku cinta sama kamu, kamu mau gak jadi pacar aku. Aku tau ini terlalu cepat" ucap Arvin entah sejak kapan ia memakai aku-kamu saat biacara dengan Ica. Mata Ica membelalak sempurna ia sangat terkejut dengan pernyataan Arvin barusan, Arvin bicara sangat panjang.

"Kamu serius" ucap Ica memastikan, Arvin mengangguk mengiyakan.

"Aku mau banget" ucap Ica lalu memeluk Arvin, Arvin membalas pelukan itu. Sore yang sangat membahagiakan menurut Ica. Sekarang ia resmi menjadi milik Arvin.

"Kamu kok bisa sih ngomong panjang lebar kayak tadi" ucap Ica.

"Demi kamu" ucap Arvin.

"Kamu tau gak aku tuh gak bisa marah sama kamu, tadi aku pura-pura doang" ucap Ica jujur pada Arvin.

"Bisa banget bikin aku panik karena kamu marah" ucap Arvin.

"Pulang yuk" ajak Ica, Arvin mengangguk lalu mereka berdua pulang karena matahari sudah mulai terbenam.











Halk guys! Semoga kalian suka ya sama ceritanya, maaf kalo ada typo, maaf kalo kurang seru. Jangan lupa vote comment dan follow akun aku ya.

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang