Bel masuk berbunyi, jantung Ica kembali berpacu. Ia akan berhadapan dengan orang yang dia suka. Arvin.
Dia pun duduk di sebelah Arvin dengan perasaan yang tidak karuan.
Tak lama setelah itu bu Mega masuk untuk melanjutkan pelajaran marematika yang tadi.
"Oke kita lanjut pelajarannya, tadi kan saya sudah jelaskan materi nya. Nah, sekarang kalian kerjakan halaman 15 dan di kumpulkan" ucap bu Mega.
Ica pun mulai mengerjakan, namun dia mempunyai modus untuk mendekati Arvin.
"Arvin pinjem pensil dong" ucap Ica. Arvin memberikan pensil kepada ica tanpa berkata.
Ica senang karena Arvin meminjamkan pensilnya, namun ia kesal karena Arvin tidak berbicara kepada nya.
Waktu mengerjakan soal hanya tinggal beberapa menit saja. Ica belum mengerjakan nomor 10. Dia pun berniat untuk menyontek kepada Arvin.
"Hm, Arvin. Gue nomor 10 belum. Gue nyontek ya?" ucap Ica. Arvin pun memberikan buku nya tanpa berkata lagi.
"Vin lo kenapa sih gak Ngomong?" ucap Ica.
"Diam!" ucap Arvin. Ica pun langsung diam dan tak berani berbicara lagi.
"Waktu nya sudah habis, sekarang buku nya kumpulkan" ucap bu Mega.
Semua murid pun bangun dari duduk nya dan mengumpulkan buku nya.
Ica pun kembali ke tempat duduk nya.
"Arvin makasih ya pensilnya" ucap Ica sambil mengembalikan pensilnya.
"Itu doang?" ucap Arvin dingin.
"Emang apa lagi?" ucap Ica nampak sedikit berfikir. Arvin pun mengerutkan keningnya.
"Oh iya, makasih juga ya atas contekan nya" ucap Ica sedikit tertawa.
"Duh nih cewek kalo senyum manis banget sih. Gak, lo gak boleh suka sama dia" batin Arvin.
"Iya" ucap Arvin dingin.
Bel pulang berbunyi. Semua murid berhamburan keluarga kelas untuk pulang.
Ica berjalan menuju kelas 12 IPA 3 untuk menemui Vano.
"Bang Vano" teriak Ica. Vano pun meoleh ke arah Ica dan menghampirinya.
"Ada apa Ca?" ucao Vano.
"Kita pulangnya bareng kan bang?" ucap Ica.
"Maaf dek, abang mau kerja kelompok" ucap Vano.
"Terus aku pulang nya gimana" ucap Ica.
Vano melihat Arvin sedang berjalan, lalu memanggilnya.
"Arvin" teriak Vano, Arvin pun menghampiri Vano.
"Tolong anterin adek gue ya, gue mau kerja kelompok" ucap Vano.
"Iya" ucap Arvin.
"Thanks ya, gue duluan" ucap Vano lalu meinggalkan Ica dan Arvin.
"Ayo" ucap Arvin. Ica hanya mengekori Arvin.
Setelah sampai di parkiran Ica pun masuk ke mobil Arvin. Hening. Tak ada suara dari mereka berdua, hanya ada kebisingan jalan raya.
"Dimana" ucap Arvin.
"Apanya?" ucap Ica.
"Ck. Rumah lo" ucap Arvin.
"Perumahan Mawar no. 19" ucap Ica.
Sesampainya di rumah Ica, ica langsung turun dari mobil Arvin.
"Makasih ya vin udah ngaterin gue pulang" ucap Ica.
"Iya" ucap Arvin.
"Hati-hati" ucap Ica pada saat Arvin akan melajukan mobil nya.
Mobil Arvin semakin menjauh, Ica pun masuk ke rumahnya.
.
.
.
Halo guys! Maaf kalo ada typo, semoga suka sama cerita nya. Jangan lupa vote, comment, dan follow akun aku ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince [TAMAT]
Teen FictionWanita keturunan Belanda yang memiliki wajah cantik, dia bernama Fransisca Henzie Van Lucas. Dia menyukai musik, mungkin musik adalah belahan jiwanya. Dia pun menjadi ketua eskul musik di sekolahnya. Dia juga sangat tergila-gila pada Arvin si panger...