💛44-Membiasakan Diri Tanpa Arvin

303 18 0
                                    

Waspada Typo🚨

VOTE dulu guys please dengan vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini!!!

Menjalani hari tanpanya terasa hampa, jika ini sebuah lukisan mungkin warnanya hanya hitam dan putih. Ica harus membiasakan dirinya tanpa Arvin, yang dulunya ia selalu bergantung pada Arvin kini ia harus bisa melakukan nya sendiri.

Bel istirahat berbunyi, Ica berdiri dari tempat duduknya. Saat akan berjalan menuju kantin, tiba-tiba saja Ica teringat pada Arvin. Dulu Arvin dan Ica selalu berjalan beraama ke kantin,tapi sekarang itu hanya sebuah kenangan.

"Ca" Stella menegur Ica.

Ica tersadar dari lamunannya. "Ah iya, ayo ke kantin"

Seseorang menghentikan langkah Ica dan Stella. "Ca, tunggu"

"Bareng ya" sambung pria itu. Ica hanya mengangguk.

Saat di kantin tempat duduknya berdekatan dengan Arvin, tak hanya Arvin disana juga ada Satria, Alvredo, dan—Maureen.

"Lo gak papa kan Ca,kita pindah tempat duduk aja yuk?" ucap Stella namun Ica menggeleng pertanda ia tak mau pindah.

"Ca pulang sekolah nonton yuk" ajak Rafael.

"Hmm gimana ya, gue lagi mager banget dan gak mood buat ngapa-ngapain" jelas Ica.

"Please Ca" ucap Rafael dengan wajah yang memelas.

Karena merasa tak enak,Ica pun menyetujuinya.

Di sisi lain Arvin memperhatikan Ica diam-diam, ia bisa mendengar sedikit percakapan antara Ica dan Rafael. Arvin sedikit marah karena Rafael mendekati Ica, tapi situasi sedang seerti ini Arvin tak ber hak untuk marah. Jujur saja Arvin masih sangat mencintai Ica, ia melakukan ini hnya karena terpaksa. Perlu di garis bawahi terpaksa. Arvin sudah sangat malas dengan drama ini,secepatnya ia akan mengakhiri semua drama ini.

"Sayang, kamu kenapa diem aja" ucap Maureen sambil menyantap baksi miliknya.

Arvin hanya mendelik tak peduli.

"Inget lo gak boleh gitu ke gue, lo mau Ica menderita di tangan gue atau bahkan Ica bisa dengan mudah mati di tangan gue!" ancam Maureen dengan suara pelan karena ada Satria dan Alvredo , sungguh ia sangat terobsesi dengan Arvin.

"Selagi gue masih hidup Ica bakal tetap aman" bisik Arvin, ia sedikit emosi.

"Dan asal lo inget bukan hanya Ica tapi keluarganya juga" tambahnya.

Arvin pergi dari kantin meninggalkan temannya dan Maureen.

————

Bel pulang sekolah berbunyi,Ica berjalan bersama Stella sahabat karibnya.

"Stell, ayo" tiba-tiba saja Alvredo datang menghampiri Stella.

"Ca, gue sama Alvredo duluan ya, dahh" ucap Stella sambil melambaikan tangan nya ke arah Ica.

Ica membalas lambaian tangan Stella,"Iya dahh"

Saat Ica akan berjalan Rafael memanggilnya. "Ica!"

Ica menoleh."Eh lo Raf"

"Jadi kan?" ucap Rafael, Ica mengerutkan keningnya. "Masa lo lupa, nonton Ca" lanjutnya.

"Oh iya, gue lupa" Ica tertawa kecil membuat Rafael gemas.

Mereka pun berjalan ke parkiran,setelah di parkiran Rafael mengeluarkan motornya.

"Ayo" ajak Rafael. Ica pun segera naik ke motor Rafael.

———

Setelah memesan tiket, ternyata film yang mereka tonton akan mulai 30 menit lagi. Mereka memutuskan untuk makan terlebih dahulu di sebuah restaurant Jepang.

"Raf, makasih banyak ya udah traktir gue makan sama nonton" ucap Ica.

"Santai aja Ca" sahut Rafael.

"Sebenernya gue udah suka sama lo sejak masuk sekolah SMA Merah Putih, tapi lo lebih memilih cowok kulkas itu" batin Rafael.

"Cepetan makannya,tinggal 5 menit lagi film nya mulai" ucap Ica sambil meminum minumannya. Rafael segera menghabiskan makanannya.

Setelah film selesai mereka memutuskan untuk pulang karena hari sudah mulai gelap.

Sesampainya di parkiran Rafael segera menaiki motornya lalu disusul dengan Ica. Rafael melajukan motornya dengan kecepatan sedang.

Menembus angin malam selama berpuluh-puluh menit dan akhirnya sampai di rumah Ica.

Ica melepas helm nya lalu memberikannya kepada Rafael. "Makasih ya Raf"

"sama-sama Ca" balas Rafael dengan senyuman khas nya. "Ca, lo jangan sesih terus ya,lo harus terbiasa tanpa Arvin" ucap Rafael.

Ica menunduk.

Rafael yang menyadari itu langsung menangkup wajah Ica dengan kedua tangan nya.

"Hei, lo gak usah sedih. Gue minta maaf karena udah bikin lo teringat lagi dengan dia" ucao Rafael lembut,Ic mengangguk.

"Sekarang lo masuk terus istirahat ya" ucap Rafael lagi.

"Lo hati-hati di jalan ya" ucap Ica, lalu Rafael melajukan motornya.

Menjalani hari tanpa Arvin memang sangat berat bagi Ica, hubungan nya yang tidak terlalu singkat membuatnya sulit untuk melupakan sosok Arvin.

Namun sekarang Ica harus mengikhlaskan sosok laki-laki dingin itu, ia harus bisa menerima kenyataan yang pahit.










Halo guys! Maaf banget ya lama up nya, soalnya ribet sama sekolah online😐belum lagi sama tugas nya, ulangan nya😥maaf ya guys.

Selamat membaca cerita gak jelas ini ya guys, tapi walaupun gak jelas kalian harus tetap vote ya wkwk.

Kalo ada typo maaf ya, jangan lupa buat follow akun aku.

Oh iya bentar lagi cerita ini bakal tamat, kira-kira bakal sad ending atau happy ending ya?

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang