💛20-Di Culik

748 28 0
                                    

Waspada typo🚨

Vote dulu guys please dengan vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini.

Pagi ini Ica dan teman-temannya akan  CFD, ia juga mengajak Arvin dan teman-temannya. Mereka rencana nya akan ke Monas. Ica dan kedua temannya segera ke Monas menggunakan mobil Stella, mereka semua janjian di Monas.

Ica dan kedua temannya sudah sampai di Monas, namun Arvin dan temannya belum datang.

"Stell lo udah jadian sama Alvredo?" tanya Ica, Stella mengguk pelan sambil tersenyum tipis.

"Kok lo gak cerita sih" protes Maureen.

"Niatnya mau cerita sekarang. Oh ya, lo tau dari mana Ca" ucap Stella pada Ica.

"Dari pangeran gue lah" ucap Ica. Tak lama Arvin dan kedua temannya datang.

"Pagi Arvin " sapa Ica. Arvin hanya tersenyum manis.

"Kayaknya kalian berdua aja nih yang jomblo" Alvredo menyindir Satria dan Maureen,mereka hanya tertawa kecil kecuali Maureen dan Satria.

"Eh guys naik sepeda yang berdua yuk" ajak Ica.

"Ah nggak deh, nanti gue sama siapa" ucap Maureen.

"Satria" ucap semua serempak kecuali Maureen dan Satria.

"Seneng banget ya ngeledek gue" sahut Satria.

Ica dan Arvin naik sepeda berdua, semua berpencar namun akan bertemu lagi di tempat awal. Saat berada di tengah perjalanan handphone Arvin berbunyi.

"Aku angkat telpon dulu ya" izin Arvin, Ica hanya mengangguk lalu Arvin sedikit menjauh dari Ica.

Tiba-tiba saja ada orang yang menarik Ica dan membekapnya. Ica tak bisa berteriak untuk memanggil Arvin. Ica pun pingsan.

Saat Arvin telah selesai bicara di telpon ia berbalik badan namun ia tak melihat Ica. Arvin pun panik, ia mencari Ica di sekitar tempat ia menaruh sepeda namun tidak ada. Arvin segera mengbungi teman-temannya untuk membantunya mencari Ica.

"Vin Ica kenapa" tanya Stella khawatir.

"Hilang" lirih Arvin.

"Kok bisa hilang sih, gimana cerita nya" ucap Maureen.

"Tadi gue dapet telpon terus gue angkat telpon nya agak jauh dari dia, terus pas gue balik dia udah gak ada" Arvin mengacak rambutnya frustasi.

"Udah udah, lo tenang dulu bro. Stella sama Maureen kalian coba cari di toilet kek" saran Alvredo.

"Oke" ucap Stella lalu Stella dan Maureen beranjak pergi.

Handphone Arvin berdering, ia mendapat sebuah pesan ancaman.

08215422xxxx

Temui gue di rumah kosong dekat hutan kalo emang lo sayang sama pacar lo. Dia udah sekarat mau mati!

Arvin langsung menyuruh Alvredo menghubungi Stella dan Maureen agar cepat kembali. Mereka semua segera menuju rumah tua dekat hutan.

Setelah sampai di sana Arvin langsung mendobrak pintu rumah itu, ia melihat Ica yang di bekap lalu tangan dan kaki nya di ikat. Apa ini. Ternyata yang menculik Ica adalah Agatha. Sungguh gila Agatha.

"Arvin akhirnya kamu dateng juga" ucap Agatha menyeringai.

"Minggir gue mau selamatin Ica" ucap Arvin.

"Nanti dulu Vin, kalo emang lo pengen Ica selamat lo harus jadi pacar gue" ucap Agatha.

"Heh lo apain Ica" ucap Stella kesal.

"Semakin lo semua memberontak gue gak segan-segan untuk menembak mati Fransisca" Agatha mengeluarkan pistolnya, di sana Agatha di bantu oleh preman-preman yang bertubuh kekar.

"Arvin kamu harus jadi pacar aku kalo gak aku bakal tembak Fransiaca" ancam Agatha. Semua orang yang berada di sana membelalak. Arvin justru bingung ia harus apa.

"Aku hitung sampe tiga kamu harus jawab iya untuk jadi pacar aku, satu... Dua... Tiga" Agatha mulai menembak, namun Arvin menghalangi tubuh Ica dan Arvin lah yang terkena peluru itu. Darah mulai bercucuran. Agatha dan budaknya kabur begitu saja. Stella langsung melepaskan Ica, Alvredo dan Satria segera membawa Arvin ke mobil Lalu di bawa ke rumah sakit terdekat.

"Arvinnnn" teriak Ica histeris.

"Lo yang sabar ya, Arvin pasti selamat" Stella berusaha menenangkan Ica. Stella dan Maureen tak kuasa menahan tangisnya karena melihat Ica menangis.

"Kenapa Arvin nyelamatin gue hikss.. Hiks.. Harusnya gue aja jangan Arvin.. Hiks.. Hiks" tangis Ica semakin pecah.

"Ca lo gak boleh ngomong gitu" ucap Maureen lirih.

Setelah sampai di rumah sakit Arvin langsung di bawa ke ruang ICU. Ica terduduk lemas di ruang tunggu, matanya menatap kosong.

"Ca, lo gak boleh bengong mending lo berdoa" ucap Stella. Ica masih tetap diam. Satu jam mereka menunggu kabar Arvin. Dokter keluar dari ruang ICU.

"Kalian keluarga nya?" tanya dokter.

"Kita temen nya dok" sahut Maureen.

"Gimana keadaan Arvin dok" tanya Ica, lalu ia berdiri dari duduknya.

"Pasien mengalami koma. Jika saja kalian terlambat mungkin beliau tidak akan selamat" ucap dokter. Ica merasa sangat lemas mendengar Arvin koma, ia seperti kehilangan semangatnya, kehilangan belahan jiwanya. Stella, Maureen, Alvredo, dan Satria terus menyemangati Ica.











Halo guys! Semoga kalian suka ya sama cerita nya, jangan lupa vote, comment dan follow akun aku ya.

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang