💛46- Penjelasan

117 7 0
                                    


Waspada typo
VOTE dulu guys please dengan vote kalian sangt mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini!!!

Hari minggu yang membosankan untuk Arvin. Ia masih teringat kejadian kemarin bersama Ica. Kata-kata nya yang kasar mungkin itu sangat menyakitkan hati Ica. Arvin membuka handphone nya dan mengamati foto Ica yang dikirim oleh nomor tak dikenal.
Setelah mengamatinya Arvin merasa ada yang aneh dengan foto ini.

"Apa mungkin Ica dikasih obat tidur ya" Arvin mengira-ngira apa yang terjadi dengan Ica.
Arvin mengambil kunci motor yang terletak di nakas,ia pergi dengan terburu-buru tangan nya mengepal menandakan ia sangat marah.
Melajukan motornya dengan kecepatan tinggi. Tiba-tiba saja seorang pedagang kaki lima menyebrang dan tertabrak oleh Arvin.

"Aduhhh,heh bocah kalo bawa motor hati-hati dong!" ucap pria paruh baya itu.

"Ma-maaf pak saya gak sengaja,kalo emang bapak mau ke rumah sakit ayo saya antar pak" ucap Arvin merasa bersalah.

"Udah kagak usah,lo bayarin aja semua dagangan gua yang udah berantakan ini" ucap pria itu marah.

Arvin pun mengeluarkan uang dari dompetnya dengan jumlah yang cukup besar. Dengan rasa penuh tanggung jawab,Arvin juga membantu pria itu membereskan dangangan nya.

"Yaudah makasih,lain kali kalo lo bawa motor hati-hati jangan dalam keadaan marah gini kan jadi nya" pria itu menasehati Arvin.

"Iya pak,sekali lagi saya minta maaf ya" ucap Arvin lalu ia pamit pergi.

Sesampainya di rumah maureen ia segera mengetuk pintu dengan keras. Tak lama seseorang membukakan pintu lalu menampilkan wanita yang Arvin cari

"Gue mau ngomong sama lo" ucap Arvin.

"Ada apa sih sayang,pagi-pagi udah kesini" ucap Maureen.

Arvin menunjukkan foto Ica,ekspresi Maureen biasa saja karena memang itu ulah nya sendiri. "Terus?"

Arvin menghala nafasnya. "Gue yakin ini pasti ulah lo kan!"

"Lo jangan ngomong sembarangan ya,gue gak tau apa-apa!" maureen mengelak.

"Jangan ngeles deh lo! Jujur sekarang atau gue-"
"Atau apa ha!?" potong Maureen.

Arvin sudah tak tahan lagi dengan sikap Maureen. "Gue bisa aja ya buat lo jatuh miskin,gue yakin lo ga bisa bertahan tanpa fasilitas mewah ini. Gue tahu sebenernya bokap lo Cuma manager kan di perusahaan bokap nya Ica,dan gue ngerasa bodoh banget karena percaya sama ancaman lo kemarin"
Saat ini Maureen tentunya sedang ketakutan,bagaimana bisa Arvin tahu ayahnya yang hanya manager.

"Denger ya gue ga takut sama ancaman lo" Maureen masuk kembali ke rumahnya dan menutup pintunya.

Arvin mengacak rambutnya frustasi,sekarang ia harus bagaimana jika ia menemui Ica pasti gadis itu masih marah padanya.

"Gue harus dapetin bukti yang kuat" ucap Arvin lalu pergi.

Sesampainya di rumah ia langsung disambut oleh Nadine-maminya yang beridekap dada. "darimana kamu?"

"Dari rumah temen Mi" ucap Arvin malas.
Mami nya mengangguk paham.
"Oh iya Vin kok kamu gak pernah ajak Ica kesini sih,Mami kangen sama dia"

"Gak tau Mi,Arvin ke kamar dulu ya" Arvin berjalan menuju kamarnya.

"Apa mereka lagi berantem ya" gumam Mami Arvin.

Di sisi lain Ica sedang memikirkan semua yang terjadi padanya. Ia mencoba untuk mengingat semuanya tapi ia tak bisa. Ia tak ingat apapun tentang hari itu. Siapa yang tega melakukan ini padanya.

Terlebih lagi hubungan nya dengan Arvin sudah hancur. Arvin tak lagi mempercayai dirinya. Sekarang ia harus apa.

Tiba-tiba Ica mengambil tas nya dan segera keluar dari kamarnya. Beruntunglah di rumah tak ada siapa-siapa orang tua dan kakaknya sedang berada di rumah neneknya.

Setelah menempuh perjalan yang cukup jauh kini Ica telah sampai. Ia dengan berani melangkahkan kaki nya. Mengetuk pintu rumah itu. Tak lama seorang wanita membuka pintunya,lalu memeluk Ica. "kamu kemana aja sayang Mami kangen banget sama kamu" ucap nadine. Ya. Sekarang Ica sedang berada di rumah Arvin untuk menemui pria itu dan menjelaskan semuanya.

Ica membalas pelukan wanitu paruh baya itu tak kalah erat. Jujur ia juga sangat merindukan wanita yang ia panggil Mami ini. "Ica juga kangen sama Mami"

Ica melepaskan pelukan nya. Lalu Nadine membawa Ica masuk dan menyuruh nya duduk di sofa yang berada di ruang tamu.

Nadine berniat untuk memanggil Arvin. "Vin...di bawah ada Ica" ucap Nadine dari balik pintu.

Arvin yang mendengarnya bingung,untuk apa Ica kesini bukan kah Ica marah padanya.

Mau tak mau Arvin menemui Ica,sebenarnya ia juga ingin memperbaiki hubungan ini. Arvin duduk di depan Ica. Nadine yang merasa mereka ada masalah segera kembali ke kamarnya,ia ingin anaknya itu menyelesaikan masalahnya walaupun Nadine tak tahu ada masalah apa di antara mereka.

"hmm,Vin kamu masih marah ya sama aku? Aku kesini-" belum sempat Ica menyelsaikan ucapan nya arvin memotong ucapan nya.

"kalo ada yang mau di jelasin,jelasin aja Ca" titah Arvin.

Ica memberanikan diri untuk menjelaskan semuanya. "oke. Aku gak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada hari itu,saat aku ke toilet tiba-tiba ada orang yang mukul aku dan setelah itu aku gak inget apapun lagi. Dan aku tiba-tiba ada di halte sekolah. Kamu nuduh aku udah gak perawan kan? Kalo kamu gak percaya ayo kita cek ke dokter" ucap Ica dengan mata yang mulai berkaca-kaca.

Rasa bersalah Arvin pada Ica semakin besar. Arvin akui ia sangat bodoh takut dengan ancaman maureen padahal dia bukan siapa-siapa. Jabatan ayahnya Maureen tak mungkin bisa mengalahkan ayahnya Ica yang jauh lebih tinggi dibandingkan ayah Maureen. "Ca,maaf. Maaf karena aku sempat gak percaya sama kamu ca" Arvin berlutut di hadapan Ica dan menggenggam tangan Ica.

Ica mulai menestkan air matanya,Arvin yang melihat itu segera menghapus air mata Ica. "Ca,kamu mau kan perbaiki semuanya? Kita mulai lagi dari awal ya" ucap Arvin tulus.

"Vin,kalau kamu masih meragukan keperawanan aku,aku mau kok cek ke dokter supaya kamu yakin kalau aku gak melakukan hal serendah itu" ujar Ica.

Arvin menggeleng cepat,ia sangat yakin tak mungkin gadisnya melakukan itu kemarin ia hanya terbawa emosi saja melakukan semua itu. "nggak Ca. Aku yakin kamu di jebak. Maafin aku karena kemarin aku kebawa emosi. Dan aku malah takut sama ancaman maureen yang akan menghancurkan kamu. Maafin aku juga karena meninggalkan kamu. Maaf ca"

"nggak Vin. Kamu gak salah. Aku mau kok kita mulai semuanya lagi dari awal" ucap Ica.

Karena dari lubuk hati Ica yang paling dalam ia masih mencintai Arvin. Ia tahu setiap masalah pasti ada jalan keluarnya. Ica yakin ia hanya di jebak,seperti apa yang Arvin katakan padanya. Kini hubungannya dengan Arvin mulai membaik.

Hai.

Canggung banget mau nyapa readers :v maaf ya baru sempet update lagi😥 karena daring dn banyak tugas jadi aku jarang upload udah hampir 1 tahun kali ya?

Maaf ya kalo feel nya ga dapet😭 jangan lupa vote dan komen ya siapa tau aku update cepet❤

Makasih yaaa

My Cold Prince [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang