Waspada typo🚨
Vote dulu guys please karena dengan vote kalian sangat mendukung aku untuk terus lanjutin cerita ini.
Seperti biasa Ica akan berangkat bersama Arvin. Ica sedang sarapan, terdengar suara mobil yang berhenti di depan rumah nya. Ica langsung menghabiskan makanan nya lalu pamit.
"Aku berangkat ya" pamit Ica lalu berjalan keluar untuk menemui Arvin.
"Pagi Arvin sayang" sapa Ica.
"Pagi" balas Arvin datar. Ica langsung memasuki mobil Arvin. Saat berjalan di koridor Gabriel menghampiri Ica dan Arvin lalu berjalan bersama.
"Bareng boleh ya" izin Gabriel.
"Iya" sahut Ica. Ica dan Arvin telah sampai di kelasnya, ia masih duduk dengan Arvin senang nya bisa berpacaran dengan orang yang satu sekolah, satu kelas, satu meja pula. Ica melihat raut wajah Arvin yang terlihat sangat BT.
"Kamu kenapa?" tanya Ica.
"Gak" singkatnya.
"Ya udah" ucap Ica. Tiba-tiba saja Agatha memasuki kelas Ica.
"Pagi Arvinku sayang" Ica sangat geram dengan sikap Agatha yang semakin hari semakin genit pada Arvin. Arvin tak menjawab sapaan Agatha.
"Vin kamu kenapa, sakit?" ucap Agatha sambil memegang kening Arvin.
"Heh gak usah pegang-pegang" ucap Ica sinis sambil memukul lengan Agatha.
"Aww tangan gue" ringis Agatha.
"Kamu apain dia?" tanya Arvin pada Ica.
"A--aku cuma mukul dia pelan kok" ucap Ica, ia tak tahu kenapa Arvin membela Agatha.
"Kamu kenapa belain dia sih Vin?!" ucap Ica lagi.
"Maaf"
"Kalo gitu kamu usir dia dong, diem aja" ucap Ica.
"pergi lo" sinis Arvin pada Agatha.
"Nggak"
"Pergi gak" Arvin sudah habis kesabaran untuk menghadapi Agatha. Agatha akhirnya pergi. Bel tanda masuk sudah berbunyi, kini semua murid telah bersiap untuk belajar. Pak Elang memasuki ruang kelas IPA 1.
"Pagi semuanya" sapa pak Elang.
"Pagi pak" jawab semua murid serempak.
"Tugas fisika minggu lalu sudah selesai?" tanya pak Elang.
"Aduh mampus, gue belum ngerjain lagi" gumam Ica.
"Kenapa?" tanya Arvin.
"Nggak"
"Yang sudah di kumpulkan ya, dan yang belum maju kesini"ucap pak Elang, Ica pun maju ke depan.
"Kamu kenapa belum ngerjain?" tanya pak Elang.
"Lupa pak" jawab Ica jujur.
"Lupa terus, sekarang kamu hormat ke bendera sampai jam istirahat" Ica lalu keluar dari kelas dan berjalan menuju lapangan untuk menjalani hukumannya.
"Sial banget sih" ucap Ica sambil mengangkat tangannya lalu meletakkan ujung jari nya di ujung alis.
Gabriel sedang berolahraga, karena sekarang pelajaran olahraga. Saat ia sedang berjalan menuju ruangan pak Putra, ia melihat Ica sedang hormat ke bendera, ia pun menghampiri Ica.
"Ca" panggil Gabriel, Ica menoleh ke sumber suara.
"Eh elo" ujar Ica.
"Di hukum?" tanya Gabriel.
"Iya" jawab Ica.
"Kenapa"
"Gak ngerjajn tugas"
"Gue temenin ya"
"Eh gak usah, lo mau belajar kan"
"Pak Putra nya belum datang"
Arvin izin untuk ke kamar mandi, padahal ia ingin menemui Ica di lapangan. Saat Arvin berjalan menuju lapangan ia melihat Ica sedang mengobrol dengan Gabriel sepertinya mereka sangat akrab entah sejak kapan mereka kenal dan dekat seperti itu, Arvin merasa kesal jika Gabriel dekat dengan Ica, apakah dia cemburu. Arvin mengurungkan niatnya untuk menemui Ica, ia kembali ke kelasnya.
Bel istirahat sudah berbunyi, Ica segera ke kelasnya untuk menemui Arvin dan istirahat bersama.
"Ayo Vin ke kantin" ajak Ica. Arvin hanya mengangguk.
"Mau pesen apa?" tanya Ica hendak memesan makanan.
"Bakso"
"Minumnya?"
"Lemon tea" Ica pergi untuk memesan, ia kembali ke meja dengan membawa pesanannya da juga Arvin, di sela-sela kegiatan makanan nya Ica mengobrol dengan Arvin.
"Kamu kenapa kok mukanya kayak BT gitu sih" tanya Ica sambil menyendok bakso nya.
"Nggak" Arvin sedikit merubah raut wajahnya.
"Cerita dong" bujuk Ica.
"Aku gak papa" ucap Arvin datar.
--------------
Bel pulang sekolah telah berbunyi, Arvin dan Ica sedang berjalan menuju parkiran. Saat di dalam mobil Ica kembali bertanya lagi pada Arvin mengapa ia bersikap dingin lagi.
"Vin kmu kenapa" ucap Ica hati-hati karena ia takut Arvin marah.
"Gak papa" ucap Arvin masih fokus menyetir.
"Kok kamu dingin gitu sih, pasti ada apa-apa" ucap Ica.
"Gak papa" ucap Arvin datar.
"Aku tanya sekali lagi sama kamu, kamu kenapa" ucap Ica penuh penekanan di setiap katanya. Arvin menghembuskan nafas nya kasar.
"Aku cemburu kalo kamu deket sama Gabriel" ucap Arvin tanpa ekspresi.
"Ya maaf Vin, aku janji gak bakal deket lagi sama Gabriel lagi, kamu juga harus janji jangan deket sama sekretaris genit itu ya" pinta Ica. Arvin hanya mengangguk lalu mengusap puncak kepala Ica. Ica bersandar di pundak Arvin.
•
•
•
Halo guys! Semoga kalian suka ya sama cerita nya, maaf kalo ada typo. Jangan lupa vote, comment, dan follow akun aku ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cold Prince [TAMAT]
Teen FictionWanita keturunan Belanda yang memiliki wajah cantik, dia bernama Fransisca Henzie Van Lucas. Dia menyukai musik, mungkin musik adalah belahan jiwanya. Dia pun menjadi ketua eskul musik di sekolahnya. Dia juga sangat tergila-gila pada Arvin si panger...