"Azila!" Gavin yang baru keluar dari kamarnya langsung memeluk tubuh gadis itu. "Lo ke mana aja?"Tangis Azila semakin pecah saat tubuh kekar milik Gavin mendekap erat tubuh mungilnya.
"Pu--pulang," cicit Azila terisak.
"Tapi--"
"Aku mau pulang, hiks!" Tubuh Azila lemas, ia jatuh tidak sadarkan diri di dalam pelukan Gavin membuat cowok itu panik seketika. Begitu juga dengan Kinara dan Gisya.
Gavin langsung mengangkat tubuh Azila, membawa gadis itu ke kamar. Raut kepanikan terlihat jelas di wajah Gavin, rahang cowok itu mengeras saat membaringkan tubuh mungil Azila di tempat tidur.
"Ambil minyak kayu putih!" perintah Gavin, ia meremas tangan Azila yang terasa dingin.
"Azila … Zila, bangun." Gavin menepuk pelan pipi gadis itu.
"Ini, Vin!" Kinara menyerahkan minyak kayu putih pada Gavin. Ia mendudukkan bokongnya pada kursi yang ada di sana.
"Biar gue bantu." Gisya mengambil alih minyak kayu putih pada Gavin dan menuangkannya pada telapak tangannya sendiri, ia juga mendekatkan benda itu pada hidung Azila.
"Azila …," panggil Gisya pelan.
"Azila, kenapa?" Kenzo yang baru datang setelah membeli makanan sedikit terkejut saat melihat keadaan di depannya.
"Gue juga nggak tau, Ken. Azila datang dan tiba-tiba pingsan," jawab Kinara, tidak bisa dipungkiri air mata Kinara jatuh saat melihat kondisi Azila yang sangat memprihatinkan.
"Azila …," panggil Gavin pelan dan perlahan mata gadis itu mulai terbuka.
"Azila."
"Minum dulu." Kinara bangkit dari duduknya dan mengambil gelas berisi air yang berada di atas nakas kemudian menyerahkannya pada Gavin.
Dengan tangan gemetar, Azila memegang gelas dibantu Gavin. Air matanya kembali mengalir deras seiring tubuhnya bergetar hebat. Azila trauma.
"Pegangin." Gavin menyerahkan gelas berisi air tersebut pada Gisya kemudian memeluk tubuh Azila erat.
"Azila, lo kenapa?" Gavin panik, bukan hanya dirinya tapi semua yang ada di sana. Mereka menatap Azila iba.
"Pulang," cicit Azila menahan isakannya.
"Lo kenapa?" Gavin masih mencoba bertanya, ia hendak melepas pelukannya tapi tidak bisa saat Azila memeluknya erat. Dapat Gavin rasakan Azila ketakutan.
"Aku takut, hiks. Pulang." Suara Azila bergetar karena menangis, ia menenggelamkan kepalanya pada dada bidang cowok itu.
"Oke. Kita pulang sekarang, tapi lo jangan nangis!" Gavin mengelus punggung Azila. Ia mendongak menatap Gisya, Kinara dan Kenzo yang berdiri di samping tempat tidur.
"Gue sama Azila harus balik sekarang," ucap Gavin.
"Kita ikut!" sahut Kenzo. Namun, Gavin menggelengkan kepalanya menolak.
"Masih ada sisa empat hari lagi, kalian liburan aja. Biar gue sama Azila yang balik ke Jakarta!" ujar Gavin, kembali mengelus punggung Azila saat tubuh gadis itu kembali bergetar.
"Kita datang ke sini sama-sama. Berarti pulang juga harus sama-sama. Gue pesan tiketnya sekarang!" Kinara langsung keluar dari kamar penginapan dan membuka ponselnya mencari tiket pesawat untuk mereka berlima.
Azila diam dalam pelukan Gavin membuatnya kembali ingat dengan kejadian semalam, di mana hidupnya benar-benar hancur. Apa yang ia jaga selama ini lenyap dalam sekejap mata.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...