Ayok lah, tinggalkan jejak kalian sebagai pembaca. Aku tuh butuh support dari kalian, semakin banyak yang komentar semakin semangat juga aku buat up cerita itu. Makin ke sini, part makin banyak, yang komentar malah makin dikit. Sedih aku tuh🥺 kemarin-kemarin banyak banget yang komen, sekarang kalian pada ke mana? 😭😭
Azila melangkahkan kakinya masuk melewati gerbang sekolah yang sudah terbuka lebar. Beberapa pelajar masih terlihat sibuk duduk di parkiran sembari menunggu bel pertama berbunyi.Langkah Azila semakin cepat kala mendapat pesan singkat dari Kinara yang mengatakan kalau gadis itu sudah menunggunya di kelas. Tanpa basa-basi lagi, Azila melangkah menaiki satu persatu anak tangga menuju kelasnya yang berada di lantai tiga gedung sekolah.
"Good morning, Azila sahabat gue yang paling baik!" seru Kinara saat melihat kedatangan Azila.
"Ciieee, yang kemarin abis jalan-jalan sama Gavin!" Kinara menaik-turunkan alisnya menggoda Azila yang terlihat hanya tersenyum kikuk.
"Gimana?" cecar Kinara tidak sabaran saat Azila mendudukkan bokongnya pada kursi di sebelahnya.
Kening Azila berkerut, menatap Kinara bingung. "Gimana, apanya?"
Menghembuskan napasnya pelan, Kinara sedikit menonyor kepala Azila pelan. "Maksud gue … gimana hari lo kemarin sama Gavin?" ujar Kinara meminta jawaban.
Azila mengangguk paham. "Biasa aja, tapi seru!" jawab Azila sekenanya.
"Kayaknya, Gavin mulai suka deh sama lo," tebak Kinara membuat Azila sontak menoleh ke arahnya.
"Eh, apaan, sih? Aku sama dia cuma temenan doang. Nggak lebih!"
"Tapi kalo dia nganggepnya lebih, gimana?" tanya Kinara berhasil membuat Azila diam dengan seribu satu pertanyaan bersarang di kepalanya.
"Kalian itu sebenarnya udah saling mencintai. Tapi, kalian belum sadar aja sama perasaan sendiri." Kinara merangkul leher Azila seraya menaik-turunkan alisnya pada gadis itu.
Azila masih diam, hingga suara langkah kaki terdengar masuk ke kelas. Kedua gadis itu menoleh ke sumber suara dan menemukan Vita serta Dara datang dengan tatapan meremehkan.
"Nenek lampir datang," beo Kinara santai, ia juga ikut melempar tatapan remeh pada Vita dan Dara yang kini berjalan ke arah mereka.
"Mulut lo bisa dijaga, nggak?" Satu gebrakan mendarat dengan sempurna di depan Kinara membuat Kinara refleks bangkit dan menatap tajam ke arah Dara.
"Sikap lo bisa dijaga, nggak? Tau sopan santun, 'kan?" sarkas Kinara tajam.
"Songong amat lo." Vita menyilangkan tangan di dada, menatap Kinara bengis.
"Apa? Lo nggak suka? Mau gelud sama gue? Ayok, siapa takut. Mumpung lapangan masih kosong!" Kinara melipat lengan seragamnya bersiap untuk memukul wajah dua manusia di depannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...