Makin ke sini, yang vote dan komen makin dikit. Pada ngilang ke mana, woy? Astagaa, aku kangen komentar dari kalian.
Happy reading 🤗
⚠️Tandai typo!Hal pertama yang menyambut pagi Gavin kali ini adalah wajah damai Azila yang tertidur pulas berbantalkan lengan kanannya. Bibir Gavin terangkat membentuk senyuman kecil, tangan kirinya yang semula memeluk pinggang Azila kini terulur mengelus pelan pipi gadis itu.
"Hey, bangun solat subuh," ucap Gavin mencoba menekan pipi Azila dengan telunjuknya.
Azila yang merasa tidurnya terganggu malah semakin bergerak mencari posisi ternyaman, tidak menyadari Gavin yang sudah menggeram menahan sesuatu.
"Azila, bangun."
"Ngantuk," jawab Azila parau.
"Solat dulu, abis itu baru tidur lagi. Heh, kebo, bangun!" Tangan yang semula menekan sebelah pipi Azila kini berubah menarik pipi gadis itu membuat Azila dengan sangat terpaksa membuka matanya.
"Bangun, ambil air wudhu. Setelah itu kita solat berjamaah." Gavin mengangkat kepala Azila kemudian memindahkannya pada bantal yang ada di sana.
"Ayok," ajak Gavin bangkit dari tidurnya, tapi Azila masih berbaring dan beralih memeluk guling.
"Azila …?"
"Gendong. Aku lagi males jalan." Azila merentangkan kedua tangannya seraya tersenyum lebar memperlihatkan deretan gigi putihnya.
"Allahuakbar!" Gavin hanya bisa menghela napas pelan, sifat Azila benar-benar berubah drastis. Namun, walaupun begitu Gavin tetap melakukan apapun yang Azila minta karena bagaimanapun sekarang gadis itu sudah menjadi tanggung jawabnya.
"Mau gendong di depan atau belakang?" tanya Gavin. Azila diam beberapa saat sebelum menjawab dengan cengiran khasnya.
"Depan aja."
"Ya udah, sini."
Dengan senang hati, Azila langsung memeluk leher Gavin saat cowok itu mengangkat tubuhnya. Azila juga melingkarkan kakinya pada pinggang Gavin.
"Ngantuk," cicit Azila pelan, ia menyembunyikan wajahnya pada ceruk leher milik Gavin.
"Solat dulu, abis itu lanjut tidur."
"Hmm."
***
Azila meletakkan alat ibadahnya di tempat semula, ia berlari ke kamar mandi untuk memuntahkan isi perutnya di wastafel. Kepalanya menjadi pusing sekarang, ia memegang erat kedua sisi wastafel untuk menopang tubuhnya agar tidak jatuh.
Air mata Azila jatuh, ia membuka kran air dengan tangan gemetar. Tubuhnya sudah lemas, bahkan kakinya sudah tidak mampu menopang berat badannya.
"Vin …," panggil Azila terisak.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...