AZILA 23

19.5K 1.5K 57
                                    

Yang belum follow, silahkan follow dulu. Yang kemarin-kemarin selalu hadir di komentar sekarang ke mana? Aku butuh support dari kalian 😭

 Yang kemarin-kemarin selalu hadir di komentar sekarang ke mana? Aku butuh support dari kalian 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gavin!"

Gavin menoleh ke sumber suara saat Gisya memanggil namanya.

"Apa?" tanya Gavin datar.

"Rico, ada di depan," cicit Gisya pelan.

Gavin memutar bola matanya jengah, malas harus berurusan lagi dengan Rico. Cowok itu memang tidak pernah kapok mengganggu kakaknya.

"Lo usir aja sana, gue males!" tolak Gavin hendak membuka pintu kamarnya, tapi lengannya lebih dulu ditahan Gisya.

"Vin, masa lo jahat sama kakak sendiri. Gue bilangin Papa tau rasa lo!" rengek Gisya manja.

"Ya udah, kenapa nggak ngadu ke Papa, aja?" Gavin berbalik, memainkan sebelah alisnya membuat Gisya memberenggut kesal.

"Masalahnya, Papa lagi di kantor!"

"Tinggal telpon apa susahnya."

Gisya semakin mengerucutkan bibirnya, gadis itu mengatupkan kedua tangannya di depan Gavin memohon.

"Please … bantuin gue," mohon Gisya memelas.

Gavin menghela napas pelan, jika Gisya sudah mengeluarkan jurus andalannya untuk memohon, maka Gavin tidak ada pilihan lain selain menuruti ucapan Gisya.

"Ya udah, minggir!"

Gisya berseru, ia memundurkan langkahnya membiarkan Gavin melangkah. Cowok itu berjalan menuju pintu utama dan menemui Rico yang masih berdiri di teras rumah.

"Ngapain?" Gavin mendekat ke arah Rico, menatap mantan sang kakak dengan tatapan penuh intimidasi.

"Vin, Gisya, mana? Gue pengen--"

"Udah berapa kali gue bilang, jangan pernah ganggu kak Gisya lagi!" potong Gavin cepat sebelum Rico menyelesaikan ucapannya.

"Vin, gue pengen ngomong sama Gisya."

"Ngomong sama gue sini, gue dengerin!"

Rico menghela napas pelan, mencoba untuk mengatur emosinya. Sebenarnya ia malas kalau harus berurusan dengan Gavin, jika bukan karena Gisya, Rico enggan menginjakkan kakinya di rumah ini.

"Oke. Kalo lo nggak mau ngomong apa-apa, pintunya gue tutup!" Gavin masuk, hendak menutup pintu tapi Rico lebih dulu menahannya.

"Please … kasih gue kesempatan buat ngomong sama Gisya. Gue sayang sama dia!" pinta Rico memohon.

Gavin menghela napas pelan, menatap Rico dengan senyuman remeh.

"Tapi dia tadi ngomong sama gue kalau kak Gisya nggak mau ngomong lagi sama lo!" Tepat setelah menyelesaikan ucapannya, Gavin menutup pintu dan meninggalkan Rico di sana sendiri. Tidak perduli dengan panggilan cowok itu.

AZILA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang