AZILA 50

17.6K 1.5K 196
                                    

Assalamu'alaikum, nggak nyangka cerita ini bisa sampai part 50. Makasih buat kalian yang selalu komen dan vote. I love you 3000

Untuk yang mau gabung ke grup, silahkan hubungi admin Ell. Karena author mulai besok hari sabtu, tidak bisa aktif wa. Terima kasih.

Sejak masuk ruangan sang ayah beberapa menit yang lalu, wajah Gavin benar-benar terlihat lelah sekaligus jengkel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sejak masuk ruangan sang ayah beberapa menit yang lalu, wajah Gavin benar-benar terlihat lelah sekaligus jengkel. Bayangkan saja, Ferdy mengatakan kalau mereka hanya akan menemui satu klien, tapi nyatanya mereka sudah menemui lima klien dari perusahaan berbeda.

"Papa, pulang ...!" rengek Gavin sedikit berteriak saking jengkelnya, cowok itu bersandar pada dinding kaca.

"Sabar, masih ada satu klien lagi," ucap Ferdy memeriksa beberapa berkas yang berada di atas mejanya.

"Apa? Satu lagi?" Gavin mengangkat jari telunjuknya tidak percaya. Satu lagi? Sejak tadi Ferdy selalu mengatakan kalau mereka akan bertemu dengan satu klien lagi, tapi semuanya terus berlanjut membuat Gavin bosan.

"Astagfirullah, Pah. Coba ingat Pah, hari ini udah berapa kali bohongin anak sendiri?" tanya Gavin membuat Ferdy menoleh ke arahnya.

"Dari tadi siang, ngomongnya tinggal satu, tinggal satu. Nyatanya nyenyenyeeee!" Gavin menye-menye dengan tatapan jengkelnya. Hingga beberapa saat kemudian, cowok itu meringis saat sebuah pulpen mendarat dengan sempurna di keningnya.

"Protes sekali lagi, Papa tebas kepala kamu!" ancam Ferdy membuat Gavin kicep seketika.

"Papa gue emang biadab." Gavin bergumam kesal, ia bersandar pada dinding kaca di sebelahnya dengan perasaan jengkel.

" Gavin bergumam kesal, ia bersandar pada dinding kaca di sebelahnya dengan perasaan jengkel

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Dari pada kamu ngedumel nggak jelas, lebih baik solat magrib sana. Ini udah azan!" titah Ferdy tanpa menoleh sedikit pun, ia harus menandatangani beberapa berkas penting.

"Bentar dulu, Pah. Mau ngabarin bini di rumah." Gavin mengeluarkan ponsel miliknya dan membuka aplikasi WhatsApp untuk mengirim pesan pada Azila, mengatakan pada gadis itu mungkin kali ini akan terlambat pulang.

Setelah selesai, Gavin kembali memasukkan benda pipih itu ke tempatnya semula dan hendak beranjak dari sana. Namun, ucapan Ferdy sontak membuatnya menoleh.

AZILA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang