⚠️Tandai typo!
Gavin keluar dari kamar mandi dan menemukan Azila yang tengah duduk bersandar pada kepala ranjang sembari menikmati salad buah buatan Gisya tadi."Belum ngantuk?" tanya Gavin sembari mendekat ke arah Azila dan duduk di samping gadis itu.
Azila menggeleng, kembali memasukkan potongan buah ke dalam mulutnya tanpa memperdulikan tatapan Gavin.
"Azila," panggil Gavin.
"Hmm?" gumam Azila karena mulutnya sedang penuh membuatnya hanya berdehem sebagai jawaban.
Gavin menggelengkan kepalanya, ia merebahkan tubuhnya dengan paha Azila sebagai bantalnya. Tangan Gavin melingkar memeluk pinggang Azila dan mencium perut yang sedikit membuncit itu.
"Tadi Papa bilang sama gue buat nemenin dia ke kantor besok," ucap Gavin tanpa mengubah posisinya sedikit pun, ia masih asik mengecup perut Azila dari balik piyama yang Azila kenakan.
"Terus?" tanya Azila karena masih belum mengerti ke mana arah pembicaraan Gavin.
"Gue diminta belajar soal bisnis, karena bagaimana pun gue harus bisa nerusin usaha Papa," ujar Gavin terdengar helaan napas dari mulutnya.
"Sekalian besok ketemu klien dari luar kota," sambung Gavin kini menatap Azila yang ternyata tengah memperhatikan dirinya.
"Ya udah, ikutin apa kata Papa."
"Tapi gue perginya dari pagi sampe malem," adu Gavin menekuk wajahnya kesal.
"Lah terus kenapa?"
"Itu berarti gue nggak bisa berduaan sama lo," jawab Gavin yang terdengar ambigu di telinga Azila.
"Ish, dasar!" Azila jadi gemas sendiri, ia menarik hidung Gavin cukup kuat membuat cowok itu sedikit meringis.
"Lagian cuma sehari," ucap Azila sinis, ia kembali melanjutkan acara ngemilnya yang sempat terhenti.
"Ntar lo kangen, gimana?"
"Nggak bakal."
"Yakin?"
"Hu'um."
Gavin dengan cepat bangkit dari posisinya semula dan menatap Azila dengan tatapan yang sulit diartikan. "Serius nggak bakalan kangen kalo gue pergi?" tanya Gavin memastikan yang lagi-lagi dijawab anggukan oleh Azila.
"Kalo seandainya gue pergi buat selama-lamanya gimana?" Pertanyaan itu lolos begitu saja dari mulut Gavin membuat Azila langsung melempar tatapan tajamnya.
"Mulutnya!" Satu pukulan berhasil mendarat di bibir Gavin yang dilakukan oleh Azila. "Nggak ada yang bakal pergi, aku tetap di sini, kamu tetap sama aku!" sarkas Azila tajam, ia melatakkan mangkuk berisi salad buah pada nakas yang berada di samping tempat tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...