Hari yang ditunggu akhirnya tiba di mana mereka berlibur ke pulau Lombok, pulau dengan julukan 'Seribu satu masjid' tersebut. Senyum di bibir Kinara tidak pernah pudar semenjak pesawat yang mereka tumpangi mendarat beberapa menit yang lalu.
Berbeda dengan Azila, gadis itu terlihat gelisah dan sesekali menggigit kukunya membuat Gavin yang berada di sampingnya menoleh.
"Lo kenapa?" tanya Gavin saat menyadari raut wajah Azila yang terlihat berbeda.
Azila menggeleng pelan. "Aku nggak papa," jawabnya singkat.
"Yakin?" tanya Gavin memastikan.
Azila hanya mengangguk.
"Habis ini kita mau ke mana?" Kenzo bertanya pada Gavin setelah mereka mendapatkan koper masing-masing.
"Langsung ke penginapan aja istirahat dulu," ucap Gavin yang diangguki oleh Kinara dan Kenzo.
"Ayok." Gavin menggenggam tangan Azila erat, dapat ia rasakan tangan gadis itu terasa dingin.
"Semua pasti baik-baik aja. Percaya sama gue." Gavin berbisik pelan, ia beralih merangkul pundak Azila dan berjalan mengejar Kenzo yang berada jauh di depannya.
Azila mendongak memperhatikan wajah Gavin dari samping dan mengangguk singkat membuat bibir Gavin tertarik membentuk senyuman.
***
Setelah sampai di penginapan yang sudah Gavin pesan untuk mereka berempat sebelum datang berlibur. Kinara dan Azila beristirahat di kamar yang sama.
"Istirahat, biar besok bisa jalan-jalan." Gavin mengacak rambut Azila pelan saat mengantar gadis itu sampai di depan pintu kamarnya.
"Iya, kamu juga istirahat," balas Azila dengan senyumannya.
Gavin hanya mengangguk lantas membiarkan Azila masuk dan menutup pintu. Setelah itu Gavin juga pergi menemui Kenzo yang sudah beristirahat di kamar mereka.
"Muka lo kenapa? Dari tadi gue perhatiin kayak lagi ada masalah?" Kenzo yang semula merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur lantas bangkit saat melihat kedatangan Gavin.
"Gue juga nggak tau," jawab Gavin sangat, ia mendudukkan bokongnya di tepi tempat tidur yang satunya karena mereka memesan kamar dengan dua tempat tidur.
"Ken ...," panggil Gavin membuat si empunya nama berdehem dengan sebelah alis terangkat.
"Firasat gue nggak enak," cicit Gavin singkat.
Kenzo diam memperhatikan wajah Gavin, cowok itu benar-benar terlihat berbeda kali ini. Kenzo sudah kenal lama dengan Gavin membuatnya kenal bagaimana Gavin sebenarnya.
"Tapi sekarang harus gimana? Kita juga udah sampai di sini, nggak mungkin balik lagi ke Jakarta, 'kan?"
Kini giliran Gavin yang diam, apa yang diucapkan Kenzo memang benar adanya. Mereka tidak mungkin kembali ke Jakarta sementara mereka baru sampai.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...