AZILA 10

36.8K 2.8K 120
                                    


Novel Azila sudah bisa dipesan di toko buku online di bawah ini. Yuk kepoin.

@linibuku
@salenovel14
@aria.bookstore
@bukubeken





Follow dulu akun author. Bantu share cerita ini biar yang baca makin banyak.
.
.
.
.
Happy reading 😘

"Sempurna!" puji Gisya saat Azila mengenakan sweater putih miliknya. Menurut Gisya, Azila itu cantik dengan wajah alami tanpa olesan make up sedikit pun.

"Kok lo cantik, banget!" seru Gisya masih memperhatikan Azila dari atas sampai bawah.

"Gue jadi iri anjir!" kekehnya membuat Azila tertawa kecil.

"Kak Gisya, juga cantik!" puji Azila.

"Aduh. Gue melayang, tolong! Gue nggak bisa dipuji!" Dengan gaya lebatnya, Gisya menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur seolah-olah dirinya sedang pingsan. Melihat hal itu membuat Azila tertawa lepas. Ternyata, sifat Gavin dan Gisya berbanding terbalik.

Gisya membuka matanya kemudian bangkit. "Kayaknya ada yang kurang, deh!" gumam Gisya seraya mengetuk dagunya pelan.

"Apa?" tanya Azila.

"Ikut gue." Gisya menarik lengan Azila untuk duduk di depan meja rias miliknya.

"Ngapain?" Azila masih belum mengerti saat Gisya melepas kunciran rambutnya.

"Diam, dan tunggu hasilnya."

Gisya mulai menyisir rambut panjang milik Azila, merapikannya dengan telaten. Sementara Azila hanya diam saat Gisya mulai mengoles bedak di wajahnya.

Tidak sampai Lima menit, Gisya tersenyum saat melihat perubahan pada Azila. Padahal ia hanya mengoles wajah Azila dengan bedak tipis dan sedikit liptint pada bibir mungilnya.

"Lo itu udah cantik. Mau di-make over kayak apa pun bakal tetap sempurna!" Gisya tidak berbohong, Azila yang berada di hadapannya sekarang adalah Azila yang terlihat lebih cantik dari biasanya.

"Ya udah, temuin Gavin sana. Pasti udah selesai ganti baju!" ucap Gisya seraya membereskan alat kecantikan yang ia gunakan untuk menghias wajah Azila tadi.

***
Gavin keluar dari kamarnya dengan membawa laptop untuk menyelesaikan tugas dengan Azila. Ia berjalan menuruni satu persatu anak tangga kemudian mendudukkan bokongnya pada sofa yang berada di ruang utama.

Tidak lama kemudian, Azila datang dengan Gisya di belakangnya.

"Vin. Gue keluar bentar!" ucap Gisya membuat Gavin menoleh ke arahnya.

"Mau ke mana?" tanya Gavin mengintrogasi.

"Kantor, Papa," jawab Gisya lantas berlalu begitu saja meninggalkan Gavin dan juga Azila di sana.

Sepeninggal Gisya, kini suasana mendadak senyap. Azila masih berdiri dengan canggung di depan Gavin yang kembali sibuk dengan laptopnya.

"Duduk!" Gavin mendongak, melempar tatapan pada Azila agar gadis itu duduk.

"Lo tinggal ketik materi yang ini. Semuanya udah gue rangkum!" Gavin menyerahkan laptopnya pada Azila, menunjukkan beberapa materi yang berada di dalam buku paket yang harus mereka selesaikan.

Azila mengangguk, lantas mulai mengerjakan apa yang diucapkan Gavin padanya.

Suasana kembali hening, hanya alunan lagu milik Ed Sheeran yang mengalun di antara mereka. Azila sibuk dengan laptop dan materi di depannya, jari-jemarinya dengan lincah menari mengetikkan setiap kata yang ada di dalam buku.

AZILA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang