Kalian yang baca cerita ini, tapi nggak pernah vote dan komen. Kita gelud yok? Ayok gelud yok? Siapa yang berani?🤣
Yang belum follow, silahkan follow dulu. Kalo nggak, gue santet lu pada!Sebenarnya, part sebelumnya vote belum tembus. Tapi ya udah, aku next aja. Kasian kalian pasti nungguin ceritanya. Makanya, vote-nya zeyenk!!
⚠️Tandai typo.
"Ayah, Azila bisa jelasin semuanya. Tapi jangan usir, Zila!" mohon Azila.Hans membuang napas kasar, ia berjongkok di depan Azila dan meraih dagu gadis itu, menekannya cukup keras membuat Azila meringis.
"Siapa Ayah dari anak yang kamu kandung?" tanya Hans menekankan setiap kalimatnya, tatapannya menusuk membuat Azila bergidik ngeri.
"Saya. Saya adalah ayah dari anak yang Azila kandung!"
Baik Hans maupun Azila menoleh ke sumber suara. Mata Azila membulat sempurna saat melihat siapa yang kini berdiri tidak jauh dari tempatnya.
'Kenapa dia di sini?'
"Gavin?"
Azila tersentak saat tangannya ditarik oleh Gavin hingga wajahnya membentur dada bidang cowok itu, dapat Azila rasakan degup jantung Gavin yang terdengar menggila.
"Kamu!" Hans menunjuk Gavin dengan tangan kirinya, kilatan emosi terlihat jelas di wajahnya yang sudah tidak lagi muda.
"Kamu sudah merusak masa depan putri saya!" maki Hans bengis.
Gavin berdecih, ia semakin mengeratkan tangannya pada pinggang Azila saat merasakan gadis itu hendak memberontak.
"Putri anda?" tanya Gavin dengan tatapan remeh. "Bukannya tadi anda sudah mengatakan kalau sekarang, Azila bukan putri anda?!" gertak Gavin mampu membuat Hans kicep.
"Kenapa anda diam?" Gavin kembali membuka suara setelah keheningan beberapa saat.
Hans menatap tajam ke arah Gavin, mencoba mengingat wajah cowok yang kini berdiri di hadapannya.
"Kembalikan putri saya!" Hans hendak meraih lengan Azila, tapi dengan cepat Gavin memutar tubuh mungil itu hingga berdiri tepat di belakang tubuhnya.
"Saya tanya. Apa sikap seorang ayah memperlakukan putrinya seperti itu?" sentak Gavin bengis. Emosinya semakin naik saat beberapa menit yang lalu melihat secara nyata bagaimana Azila diperlakukan oleh ayah kandungnya sendiri. Pantas saja Kenzo dulu pernah mengatakan kalau Azila tidak pernah bahagia.
"Jika anda tidak bisa membahagiakan putri anda sendiri. Biar tanggung jawab Azila, mulai sekarang menjadi tanggung jawab saya!" ucap Gavin yang mampu membuat Azila maupun Hans terkejut.
"Saya tidak akan mengizinkan kamu mengambil, Azila!"
"Saya tidak perduli. Mau anda izinkan atau tidak, yang jelas sekarang Azila sedang mengandung anak saya!"
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...