Happy reading 🤗
Jangan lupa vote and komennya yaa 😊Azila mengeratkan cardigan yang ia kenakan pada tubuhnya untuk menyembunyikan luka yang ia terima dari Hans semalam. Hans memukulnya tanpa ampun membuat tubuh Azila mati rasa. Azila terkejut saat sang ayah tiba-tiba masuk ke kamarnya dalam keadaan mabuk dan memukulnya secara bertubi-tubi.
Mendapat perlakuan seperti itu bukanlah yang pertama untuk Azila karena itu sudah menjadi hal yang biasa untuknya.
"Zila …."
Azila menoleh ke sumber suara dan mendapati Kinara yang berlari kecil ke arahnya. Gadis itu membawa sesuatu di tangannya.
"Kinara, ada apa?" tanya Azila saat Kinara sudah berdiri di hadapannya.
"Gue bawa makanan, ini masakan nyokap gue!" Kinara tersenyum lebar seraya mengangkat kotak makanan yang ia bawa.
"Kita makan sama-sama, ya …?" ajak Kinara yang diangguki singkat oleh Azila.
Dengan tidak sabaran, Kinara menarik lengan Azila hingga tanpa sadar Azila meringis merasakan perih akibat pukulan Hans semalam.
"Kenapa?" Kinara menoleh, memperhatikan Azila yang terlihat menahan sakit.
"Lo sakit?" tanya Kinara yang dijawab gelengan kepala oleh Azila.
"Aku nggak papa," jawab Azila mencoba meyakinkan Kinara bahwa dirinya baik-baik saja.
"Ya udah, ayok." Kinara beralih menggenggam erat tangan Azila menuju kelas mereka yang berada di lantai dua gedung sekolah.
Setelah sampai di kelas, Azila dan Kinara duduk pada kursi mereka yang berada di barisan paling belakang. Dengan tidak sabaran, Kinara membuka kotak makanan miliknya yang berisi beberapa potong sandwich.
"Nih, cobain. Gue jamin lo pasti suka!" Kinara menyerahkan satu potong sandwich pada Azila yang diterima dengan baik oleh gadis itu.
"Gimana?" tanya Kinara saat melihat Azila memasukkan sandwich itu ke mulutnya.
"Enak!" puji Azila mengacungkan ibu jarinya seraya tersenyum.
"Ya udah, makan. Kalo mau nambah, ambil aja." Kinara meletakkan kotak makanan antara dirinya dan Azila. Kedua gadis itu asik tertawa sembari menikmati sandwich yang dibawa Kinara.
"Zila, tangan lo kenapa?" Kinara langsung melepas sandwich yang dimakannya saat tanpa sengaja melihat lengan Azila yang memar karena lengan cardigan-nya sedikit terangkat.
Azila panik, dengan cepat ia membenarkan lengan cardigan-nya dan mencoba tersenyum. "Ng--ngak papa," gugup Azila yang malah membuat Kinara semakin penasaran.
Tanpa berbicara lagi, Kinara menarik tangan Azila kemudian mengangkat sedikit langan cardigan yang Azila pakai hingga berhasil menunjukkan bekas lukanya semalam.
"Astagfirullah, Azila … lo dipukul lagi?" pekik Kinara tidak percaya.
"Gue nggak papa, kok." Azila mencoba menutup lengannya yang terlihat jelas memar.
"Nggak papa gimana? Ya Allah …." Kinara menang sudah tau kehidupan Azila karena sahabat barunya itu sudah menceritakan semuanya. Di mana Azila yang selalu mendapat pukulan dan cacian dari sang ayah setelah bunda nya meninggal.
"Kita ke rumah sakit, ya …?" ajak Kinara. Azila menggeleng lesu, ia tidak ingin merepotkan orang lain karena hidupnya.
"Nggak papa, kok. Ntar juga sembuh, lagian aku udah kasih salep di rumah tadi," ucap Azila meyakinkan sahabatnya yang terlihat jelas kekhawatiran di wajahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...