AZILA 46

15.7K 1.4K 229
                                    

Mau cepat-cepat selesaiin cerita ini biar bisa fokus untuk naskah novelnya. Ceritanya mau aku rombak habis-habisan apa lagi di part awal. Masih banyak kesalahan.

⚠️Tandai typo!

Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, akhirnya kini tiba saatnya ujian nasional dimulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Setelah melewati perjuangan yang cukup panjang, akhirnya kini tiba saatnya ujian nasional dimulai. Semua mereka pertaruhkan di sini untuk mencapai nilai yang memuaskan.

Tiga puluh menit yang lalu ujian sudah dimulai, Azila berada di ruang satu bersama Kenzo sementara Gavin bersama Kinara di ruang tiga.

Suasana hening karena mereka fokus mengerjakan soal ujian matematika. Walaupun tidak sedikit dari mereka yang mengeluh tidak bisa.

Azila tersenyum senang, tangannya dengan lincah menulis rumus-rumus yang berada di luar kepalanya, karena memang dari dulu Azila paling suka dengan pelajaran matematika.

"Masih ada waktu enam puluh menit lagi, silahkan selesaikan dengan santai!" Pengawas bertubuh gempal itu membuka suara, memperhatikan satu persatu peserta ujian.

Waktu terus berjalan, waktu tersisa tinggal lima belas menit lagi. Namun, Azila sudah menyelesaikan semua soal dengan mudah, ia tersenyum puas. Walaupun begitu, Azila kembali memeriksa jawabannya, takut-takut jika ada yang keliru.

Waktu yang tersisa itu Azila gunakan sebaik mungkin, hingga beberapa menit berlalu intruksi dari pengawas yang mengatakan kalau waktu habis.

"Waktu habis. Silahkan tinggalkan kelas!"

***

"Sumpah, kepala gue rasanya mau pecah!" oceh Kinara karena posisi mereka saat ini sedang berada di kantin.

"Gue nggak yakin nilai gue bakal bagus," gumamnya seraya meneguk minumannya.

"Siapa suruh lo nggak belajar," celetuk Kenzo.

"Gue udah belajar, tapi emang otak gue nggak welcome," sahut Kinara.

Sementara Gavin dan Azila hanya memperhatikan perdebatan kedua orang di depan mereka. Tangan kiri Gavin sedari tadi memeluk pinggang Azila posesif.

"Mau?" tawar Gavin menyodorkan nasi gorengnya pada Azila.

"Suapin," pinta Azila dengan cengiran khasnya.

"Dasar manja," cibir Gavin, walaupun begitu Gavin tetap menyuapi Azila membuat sudut bibir gadis itu tersenyum.

"Nyamuk gede!" ledek Kenzo.

"Diem lo!" sinis Gavin.

"Yang udah sah mah, mainnya beda!" celetuk Kinara seraya menaik-turunkan alisnya sengaja menggoda Azila.

"Iri bilang bos!"

"Gue iri, sumpah gue iri!" ucap Kinara mendramatisir.

"Noh, jomblo di samping lo masih belum laku," sindir Gavin menunjuk Kenzo menggunakan dagunya.

AZILA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang