AZILA 52

14K 1.3K 437
                                    

Gavin menarik selimut untuk menutupi tubuh Azila setelah pergulatan beberapa jam yang lalu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Gavin menarik selimut untuk menutupi tubuh Azila setelah pergulatan beberapa jam yang lalu. Tangan Gavin terulur menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah Azila yang berkeringat karena melayaninya sebagai seorang suami.

"Good night," bisik Gavin mendaratkan kecupannya pada kening Azila dan menarik tubuh gadis itu ke dalam dekapannya.

Dalam diam Gavin masih memikirkan ucapan Rico sore tadi, bagaimana kalau cowok itu benar-benar datang dan mengambil Azila darinya? Membayangkan hal itu saja Gavin tidak sanggup.

Ia menundukkan kepalanya untuk melihat wajah pulas Azila yang tertidur dalam dekapannya. Mungkin ini adalah karma yang Gavin dapat, dulu ia selalu membully Azila bahkan kadang sampai bermain fisik. Tapi sekarang, Tuhan seakan membalikkan hatinya. Gavin benar-benar menyayangi Azila dan tidak ingin kehilangan walau sedetik pun.

***

Saat pagi menyapa, Azila menggeliat dalam tidurnya karena cahaya matahari yang menerobos masuk melalui celah jendela yang sedikit terbuka.

Saat ingin beranjak, Azila baru sadar kalau Gavin masih memeluk tubuhnya erat membuat Azila sedikit kesusahan bergerak.

"Vin …," panggil Azila pelan.

"Hmm …," balas Gavin bergumam.

"Lepas dulu, aku mau mandi."

"Lima menit lagi." Gavin semakin menarik tubuh Azila ke dalam pelukannya.

"Perut aku, peluknya jangan kencang-kencang!" Satu pukulan mendarat dengan cukup keras di dada bidang Gavin membuat cowok itu sedikit meringis dan akhirnya melepaskan pelukannya.

"Ya udah, deh." Dengan tampang cemberut, Gavin bangkit dari tempat tidur dan mengambil boxer yang berada di ujung ranjang kemudian berjalan menuju kamar mandi.

"Mau mandi bareng?" tanya Gavin saat sampai di ambang pintu. Namun, dengan cepat Azila menggelengkan kepalanya menolak.

***

Lima menit yang lalu, Kenzo dan Kinara datang membuat suasana rumah sedikit rame. Apa lagi suara tawa Kenzo karena sedari tadi berceloteh.

"Eh, Ra. Habis ini lo mau kuliah ke mana?" tanya Gavin mengalihkan topik pembicaraan.

"Gue?" Kinara menunjuk dirinya sendiri. "Gue mau kuliah di luar negri," jawab Kinara.

"Berarti kita nggak bisa ketemu lagi, dong?" tanya Azila.

Kinara mengangguk pelan. "Yaa … mau gimana lagi? Bokap nyuruh gue kuliah di sana. Padahal gue pengennya tetap di sini," ucap Kinara.

"Terus aku temenan sama siapa kalo kamu pergi?" Mata Azila mulai berkaca-kaca. Kinara adalah sahabat pertamanya di sekolah, dan Kinara jugalah yang selalu menemaninya pada kondisi apa pun.

"Kan masih ada yang lain," ucap Kinara.

Azila tidak menjawab ucapan Kinara, buliran bening itu mulai keluar membasahi pipinya membuat Kinara menjadi tidak tega kemudian berpindah duduk di samping Azila dan memeluknya erat.

AZILA (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang