Jangan lupa tinggalkan jejak sebagai pembaca.
Warning⚠️ typo bertebaran.
.
.
.
.
.
.Terkadang, ucapan orang tua lah yang menghancurkan mental anaknya.
Azila Katya Widjayanto
Azila duduk di atas brankar dan memperhatikan punggung tangannya yang tertancap jarum infus di sana. Sudah dua hari Azila dirawat, tapi Hans sama sekali tidak mencari keberadaanya. Apa ia benar-benar tidak dibutuhkan lagi?
Azila sekilas melirik benda yang tertempel di dinding yang sudah menunjukkan pukul Satu siang. Azila di sini sendirian, biasanya ia ditemani Kinara dan Kenzo, tapi saat ini mereka sedang sekolah mengingat hari ini adalah hari Senin. Pasti mereka akan pulang sekolah lebih lambat dari biasanya.
Menghela napas pelan, Azila turun dari atas brankar dan melepas jarum infus yang menempel di punggung tangannya. Ia dengan langkah pelan mencoba berjalan mencari sedikit angin, Azila lelah terus berbaring membuat punggungnya terasa sakit.
Langkah Azila menyusuri koridor rumah sakit, beberapa orang di sana menatapnya bingung, mungkin karena pakaiannya yang masih mengenakan pakaian pasien. Tapi Azila tidak menghiraukan itu, ia terus melangkah dengan pelan hingga tepukan di pundaknya membuat Azila menoleh.
"Azila, ya?" tanyanya.
Azila menautkan alisnya bingung, tapi pada akhirnya ia mengangguk samar.
"Gue, Gisya!" Perempuan itu mengulurkan tangannya yang disambut dengan hangat oleh Azila.
"Gue kakaknya, Gavin."
Mendengar nama Gavin disebut membuat Azila mematung di tempatnya.
Menyadari perubahan raut wajah Azila membuat Gisya mengerti karena Kenzo sudah menceritakan semuanya. Tentang Gavin yang selalu membully Azila di sekolah sampai kejadian di mana Azila membantu Gavin saat dibegal.
"Lo kenapa ada di sini?" tanya Gisya pelan, padahal ia sudah tau semuanya dari Kenzo. Azila masuk rumah sakit karena mendapat bullyan dari teman-teman adiknya.
"Cuma sakit sedikit," jawab Azila lirih.
Gisya mengangguk. "Bisa ikut gue sebentar?" ucap Gisya memohon, menatap Azila dengan tatapan tak terbaca.
"Iya, Kak." Azila mengangguk samar kemudian mengikuti langkah Gisya saat perempuan itu menarik tangannya dan menggenggamnya erat.
Azila menghentikan langkahnya saat Gisya sudah membuka pintu di mana ada Gavin di dalam. Perasaan Azila menjadi tidak karuan, ia takut jika Gavin memakinya lagi.
"Kenapa?" tanya Gisya berbalik menghadap Azila.
"Aku balik aja, Kak."
"Lo takut?"
Azila diam tidak tau harus menjawab apa. Ia hanya menundukkan kepalanya pelan seraya meremas ujung baju pasien yang ia kenakan.
"Ayo, masuk. Nggak papa, kok." Gisya menggenggam erat tangan Azila dan membawanya untuk masuk menemui Gavin yang tengah bersandar pada kepala brankar dengan ponsel di tangannya.
"Gavin?" panggil Gisya membuat si empunya nama menoleh dan tertegun saat melihat siapa yang berdiri di samping Gisya.
"Ngapain dia ke sini?" tanya Gavin meminta jawaban pada Gisya.
KAMU SEDANG MEMBACA
AZILA (Terbit)
Teen FictionCerita sudah terbit di Rdiamond Publisher! FOLLOW SEBELUM MEMBACA! "Patah hati terbesar seorang anak perempuan pertama, saat sosok seorang ayah yang menjadi cinta pertamanya justru menjadi alasan air matanya keluar!" Azila Katya W. Gadis kecil yang...