Rainie | 33

1.7K 217 92
                                    

Revisi📌

33. Bertemu

__________________


Setelah kejadian di mana Rafa menyelamatkan Milly saat hendak dilecehkan oleh pacarnya sendiri, di sinilah mereka berada. Di sebuah cafe yang tidak terlalu jauh dari rumah Milly.

Gadis itu masih terdiam. Ia merasa sangat berhutang budi kepada Rafa.

Sejak memutuskan untuk tidak lagi mengejar-ngejar Rafa, Milly resmi berpacaran dengan Gio. Siswa dari SMA Taruna Bakti 1 yang terkenal dengan sikap nakal dan juga berandal. Awalnya, ia tak menyangka Gio akan seperti itu. Tapi ternyata, Gio sudah benar-benar kelewatan.

"Gimana? Apa lo setuju buat bantuin gue?"

Milly masih saja terdiam. Bingung harus menjawab apa. Pasalnya, ia juga merasa takut. Karena, bantuan yang dimaksud Rafa adalah bantuan untuk membawa dan melepaskan Rain dari Nadine.

Tapi, ia juga merasa kasihan terhadap sepupunya. Tiga hari lagi, Nadine akan membawa Rain pergi ke Kanada.

Dan itu artinya, jika ia bersedia membantu Rafa, ia juga harus cepat sebelum Rain dan Nadine pergi.

"Tapi ... gue takut, Raf. Gue tahu siapa tante Nadine. Dia gak akan segan buat lenyapin orang yang berusaha menggagalkan rencananya."

Rafa menghembuskan napasnya. Berusaha untuk berpikir, bagaimana cara agar Milly menyetujui ajakannya. Pasalnya, ia yakin bahwa Milly mengetahui semua rencana Nadine. Dan hanya Milly-lah yang mampu membantu agar Rain kembali.

"Lo gak usah takut. Lo kan mau ngelakuin hal yang benar, lagian lo gak akan sendiri. Ada gue, Qinan, bahkan Zaki, Fani dan Lala juga pasti bersedia bantuin kok."

Rafa berharap. Sangat berharap, Milly akan mengiyakan sarannya. Rain harus segera dijauhkan dari Nadine, sebelum ada sesuatu yang terjadi. Ia tak mau, Rain semakin lupa akan semuanya. Kasihan Qinan dan juga Hana.

Milly menghembuskan napasnya pelan. Sepertinya ia sudah mendapat keputusan. "Okay, gue bakalan bantu. Tapi, gue gak mau ngambil risiko yang bisa membahayakan diri gue sendiri."

Seulas senyum senang terbit pada  wajah Rafa. Dalam hati, ia tak henti-hentinya mengucap syukur kepada Tuhan yang sudah memberikannya jalan keluar.

"Jadi, selama ini. Obat yang Rain minum itu obat palsu. Bukan obat yang dokter kasih. Yang dia minum selama satu minggu lebih ini adalah obat yang tante Nadine pesan dari temannya. Obat itu ... bisa membuat Rain semakin hilang ingatan, bahkan bisa menyebabkan Rain mengalami amnesia secara permanen," tutur Milly.

Rafa mengepalkan kedua tangannya di bawah meja. Nadine ternyata lebih kejam dari apa yang ia bayangkan. Bahkan, dia juga tega berbuat demikian terhadap putrinya sendiri. Rafa bersumpah, tak akan membiarkan Nadine semakin gencar dalam melakukan aksi kejamnya.

Rafa tak akan membiarkan gadisnya menderita seperti ini. Karena, tanpa sadar perbuatan Nadine yang mengganti obat Rain dengan obat palsu bisa saja menimbulkan efek negatif bagi tubuh Rain. Bahkan, bisa saja gadis itu mengalami over dosis, apalagi obat tersebut bukan atas resep dokter.

"Waktu kita gak banyak, Raf. Karena, dalam waktu tiga hari ke depan, tante Nadine bakal bawa Rain pergi ke Kanada."

"Dan gue juga yakin, kalau Rain terus menerus konsumsi obat itu, dalam jangka waktu satu minggu ke depan. Rain akan mengalami amnesia secara permanen. Dan kemungkinan Rain gak akan ingat apapun selain ingat, kalau tante Nadine itu Ibu kandungnya."

Rafa menggeram emosi. Ia tak menyangka bahwa seorang Ibu kandung bisa berlaku demikian terhadap anaknya sendiri. Nadine benar-benar iblis.

"Gue punya rencana. Tapi, lo juga bakalan terlibat dalam rencana ini."
_____________

Rainie ( END )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang