Revisi 📌
03. Wisata BK
_______
"Selamat pagi, Bos besar," sapa Rain. Mendudukan bokongnya di hadapan Rafa, yang tengah menyantap semangkuk bakso.
Namun, yang disapa tak menghiraukannya sedikit pun.
"Udah siang kali, Rain." Rain menatap Zaki dengan ekspresi terkejut yang sedikit dibuat-buat.
Ia mengadahkan tatapannya ke langit yang nampak terang benderang.
"Gue baru tahu, kalau marmut bisa bedain cuaca juga."
Zaki hanya mendengus kesal, tanpa membalas perkataan Rain. Ia sudah terlalu bosan menanggapi gadis gila itu.
Rain menopang wajahnya dengan sebelah tangan. Menatap Rafa yang nampak seolah tak menganggap keberadaannya di sana.
Entahlah, rasanya Rafa sedang tidak ingin terlalu menanggapi gadis itu. Ia sudah merasa bosan, terus menerus mengurusi siswi bengal yang satu ini. Rafa hanya ingin memakan makan siangnya dengan tenang, tanpa ada gangguan apapun.
Rain memajukan bibir bawahnya. "Saking enaknya ya, tuh bakso, sampe lo gak mau nanggepin gue?"
Rafa tetap terdiam. Masih sibuk memakan baksonya dengan santai. Tanpa melirik Rain sedikit pun. Terlalu malas untuk meladeninya, biarkan saja dia berulah, toh dia juga nantinya yang akan siap sedia menghukum.
Menghukum juga perlu tenaga.
Karena kesal tak ditanggapi. Tanpa rasa takut atau malu sedikit pun, Rain mengambil segelas es teh manis yang ada di hadapannya. Masa bodoh, dengan pemiliknya yang mungkin akan marah.
Sruuff
Cowok itu langsung menyimpan sendok dan garpunya, secara tiba-tiba. Mengangkat pandangannya. Menatap ke arah cewek yang tengah dengan santainya meminum es teh manis miliknya, yang bahkan belum sempat ia minum.
"Aakkhh ... segerr."
Rain mengadahkan wajahnya, mengelus-ngelus bagian tenggorokannya sambil tersenyum mengejek.
"Ternyata enak ya, panas-panas gini, minum es teh manis. Suegeerr."
Rafa menunduk sebenar. Mengepalkan kedua tangannya. Kesal. Sedangkan, Zaki hanya terdiam.
"Maksud lo, apa?" tanya Rafa dengan suara dingin.
Gadis itu mengangkat tatapannya ke arah Rafa. Menatapnya dengan tampang watados.
"Minum, 'kan?"
Rain kembali meminum es teh manis, yang masih berada di genggamannya hingga tandas. Lalu, menyimpan gelas yang sudah kosong tersebut di hadapan Rafa.
"Maksud lo, apa?" ulang Rafa.
"Apa sih, gak ngerti gue? Gue 'kan minum, salahnya di mana?" tanya Rain dengan wajah polosnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Teen FictionIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...