Revisi📌
20. She's back?
___________________
"Ke mana si Lala, tumben telat. Biasanya juga jam segini mah dia udah nongkrong di kelas."
Rain mengarahkan atensi matanya ke arah Fani yang nampak sedang duduk tenang sambil memainkan ponselnya.
"Gak tahu juga gue mah, gue juga tadi ke sininya gak ikut sama si Cebong, gue bareng sama Zaki. Gak tahu kemana tuh anak."
Sorot tatapan mata Rain kembali ke depan. Ke arah pintu kelas yang terbuka lebar. Dengan harap sudah ada Lala yang masuk ke kelas. Tapi, hasilnya nihil.
Aneh, tidak seperti biasanya Lala seperti ini. Ya, meskipun Rain dan kedua temannya itu termasuk anak-anak yang jika datang ke sekolah itu tepat beberapa menit sebelum bel masuk berbunyi.
Tetapi, saat ini bel masuk sudah berbunyi dari lima belas menit yang lalu. Namun, Lala belum juga datang. Untungnya Pak Irwan -- guru kesenian, yang seharusnya masuk di jam pembelajaran pertama, sedang berhalangan hadir.
"Fan, si Lala sakit kali, ya?"
Fani mengangkat pandangannya ke arah Rain.
"Masa sih? Bukannya kemarin dia baik-baik aja, ya?"
Benar kata Fani. Kemarin, Lala nampak baik-baik saja, tidak terlihat seperti orang sakit sedikit pun.
"Wish, tumben lo duduk tenang kek anak teladan. Biasanya juga bikin rusuh."
Rain memutar bola matanya malas saat mendengar ucapan dari cowok tengil yang selalu menjadi musuh baginya.
"Gue lagi gak mood, Jaka. Jadi, mending lo diam sebelum gue pangkas abis pala lo sampe putus."
Jaka yang saat itu sedang berjalan di depan kelas langsung bergidik ngeri mendengar ucapan Rain sambil mengelus-elus area lehernya. Terdengar seperti seorang phsycopath.
Sepasang kaki yang berbalut sepatu sneakers berwarna putih polos melangkah memasuki ruang kelas.
"Fani," panggil Rain pelan sambil menepuk pelan punggung tangan gadis itu -- bermaksud agar Fani mengikuti agar pandangnya saat ini.
"La, lo kenapa? Lo gak apa-apa, kan?" Rain bangkit dari duduknya dan berdiri di hadapan Lala, meneliti wajah gadis itu yang menunduk.
Lala hanya bisa terdiam tanpa menjawab. Perlahan tatapan matanya naik dan bertemu dengan sorot tatapan khawatir milik Rain. Membuat Rain dapat melihat dengan jelas betapa kacaunya keadaan Lala saat ini.
Mata terlihat bengkak dan ada lingkaran hitam lada kantung matanya .
"Lo kenapa? Jawab dong, jangan bikin gue khawatir," ucap Rain.
Grep
Lala menubrukan tubuhnya pada tubuh Rain, hingga membuat Rain yang belum siap, sedikit terhuyung ke belakang.
Fani yang melihat hal tersebut langsung berdiri dan berjalan ke arah keduanya dengan perasaan bingung.
"La, lo kenapa? Lo kok nangis?" tanya Fani sambil melirik sekilas ke arah Rain.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Teen FictionIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...