Revisi📌
19. Siapa?
___________
"Lo udah sering ya, ngelakuin yang kayak tadi?"
Rain mengangkat pandang. Menatap Zaki yang duduk berhadapan dengannya.
"Kayak tadi gimana?" tanya bingung.
"Ya yang kayak tadi. Lo, bantuin anak ini jualan tissue." Zaki melirik sekilas ke arah anak perempuan yang tengah makan dengan lahap.
"Oh, enggak juga. Gue cuma ngerasa salut aja, anak sekecil ini mau jualan tissue hanya demi bisa beliin nyokap dia mukena baru."
Rain mengusap dengan penuh sayang, rambut gadis kecil yang tengah makan lahap itu. Ia merasa sedikit ternyuh melihat caranya makan. Seolah makanan tersebut adalah makanan terenak yang pernah dimakannya.
"Enak gak makanannya?"
Gadis kecil itu mengangkat tatapan matanya -- menatap Rain yang tengah tersenyum hangat ke arahnya.
"Enak banget, Kak. Aku suka, makasih ya Kak, kakak udah bantuin aku jualan sama udah mau traktir aku makan di tempat mahal kayak gini. Biasanya aku makan, cuma beli nasi bungkus aja."
Rain tersenyum dan berkata, "yaudah kalau kamu suka. Nanti kakak beli lagi dibungkus, buat kamu bawa pulang, sekalian buat Ibu kamu juga."
"Wah, makasih ya, Kak."
Zaki yang sedari tadi menyaksikan interaksi keduanya, merasa salut dengan apa yang dilakukan Rain. Tak salah, jika Rafa menyukai gadis itu.
"Gak salah emang, kalau Rafa suka sama lo. Lo ternyata lebih baik dari apa yang orang lain lihat selama ini, termasuk gue."
Rain menatap Zaki bingung -- dengan kedua alis yang nyaris menyatu dan dahi berkerut.
"Maksud lo?"
Zaki sedikit mengulas senyum -- menatap sekilas ke arah gadis kecil yang sudah kembali makan itu. "Ya, Rafa suka sama lo. Gak tahu sejak kapan sih, tapi gue tahu. Dia suka sama lo."
Senyuman tipis terbit menghiasi wajah cantik Rain lalu ia menggeleng pelan. "Lo salah. Rafa sukanya sama Qinan. Dan ... kayaknya, mereka pacaran. Tadi, gue liat mereka lagi pelukan di perpus."
Zaki tertawa kecil mendengarnya. Pantas saja Rain tak mau diantar oleh Rafa. Rupanya gadis itu tengah merasa cemburu, melihat Rafa dan Qinan berpelukan.
"Ternyata cewek kayak lo juga bisa cemburu juga, ya?"
Rain menekuk wajahnya, kesal dan merasa tak suka dengan apa yang diucapkan Zaki padanya.
"Asal lo tahu, Rafa tuh sukanya sama lo. Cuma, lo-nya aja yang gak peka. Dari cara dia natap lo, senyum ke lo, masa lo gak bisa bedain mana tatapan suka mana tatapan biasa. Payah lo!"
"Asal lo tahu juga, gue ada di sini itu, karena suruhannya Rafa. Dia gak mau lo digangguin sama temen-temennya si David lagi."
Rain terdiam. Entah ia harus senang atau apa. Sebetulnya, ia juga masih belum bisa mendeskripsikan perasaannya selama ini. Perasaan nyaman saat dirinya bersama Rafa, dan perasaan selalu ingin bersama.
Apa mungkin?
"Udah gak usah dipikirin, intinya Rafa itu suka sama lo. Cuma, dia belum bilang aja sama lo."
Rain bergumam pelan. "Lo beneran sama Fani, Zak?" Kini giliran Rain yang membuka suara. Mengalihkan topik perbincangan.
Zaki mengangguk singkat. "Iya."
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Roman pour AdolescentsIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...