47. Keputusan sepihak
______________
______
Setelah mengantarkan gadis nya kembali ke rumah nya, Rafa kembali melajukan motor nya. Membelah jalanan yang masih nampak ramai oleh kendaraan yang berlalu lalang.
Dengan perasaan yang sedikit kesal dan marah, ia menambah laju motor ninja hitam nya itu. Tak peduli, akan adanya pengendara atau pengguna jalan yang akan marah atau merasa terganggu karena ulah nya.
Rasa kesal nya sudah menguasai akal sehat nya. Rasa kesal, akan Qinan yang secara terang-terangan mengungkapkan dan memberitahu Rain, bahwa gadis itu mencintai nya.
Ia pikir, Qinan tak akan se childish itu, sampai harus memberitahukan nya kepada Rain yang notabene nya adalah satu-satu nya gadis yang ia cintai.
Harusnya Qinan mengerti, bahwa sebesar apapun perasaan nya terhadap dirinya. Itu tak akan menghilangkan fakta yang sesungguhnya. Bahwa, bukan Qinan lah gadis yang ia cintai. Harus nya Qinan mengerti, bahwa apa yang dia ucapkan kepada Rain, itu akan sangat menganggu nya. Akan membuat nya merasa bersalah, dan berpikiran bahwa selama ini, dia telah menyakiti saudari nya sendiri.
Lalu, bukan nya Qinan sendiri yang berjanji dan bertekad, untuk menghapuskan perasaan nya sendiri? Dan bukan lah Qinan, yang menolak disaat dirinya secara gamblang menawarkan untuk membagi cintanya? Lalu? Mengapa sekarang gadis itu yang justru malah seakan menjadi duri dalam hubungan nya dengan Rain?
Qinan tak memikirkan apa akibat dari perkataan yang dia lontarkan kepada Rain. Bukan kah, itu sama saja, dengan Qinan membuat Rain tersakiti?
Apakah, hal itu bukan termasuk suatu tindakan yang egois.
Ttiiinnn!!!
Suara klakson yang memekakan telinga itu terdengar nyaring, disertai suara-suara teriakan dari para pejalan kaki.
Membuat lamunan Rafa membuyar seketika. Dan langsung kembali fokus pada jalanan. Menatap ke arah depan, yang sudah ada truk pengangkut kayu yang melaju ke arah nya sambil membunyikan klakson panjang, sebagai peringatan.
Dan, dengan segera ia membelokan motor nya dengan begitu cepat. Untuk menghindari kecelakaan yang mungkin bisa saja merenggut nyawa nya itu. Hingga akhirnya, motor nya berhenti di pinggir jalan.
Dengan napas tersenggal, karena rasa kaget yang teramat sangat, Rafa membuka helm full face nya. Mengusap wajah nya dengan gusar.
Kalau saja, ia telat membelokan arah laju motornya. Entah apa yang akan terjadi pada dirinya. Mungkin saja, ia akan berakhir di ruangan rumah sakit.
Rafa menghembuskan napas gusar. Isi pikiran nya terus saja dipenuhi oleh Qinan, yang telah membuat Rain terluka dan merasa bersalah dalam waktu yang bersamaan.
Dengan gerakan cepat, ia langsung merogoh saku celana abu nya. Mengambil ponsel dan langsung menelpon sosok gadis yang telah membebani hati dan pikiran nya itu.
"Hallo, Raf. Ada apa?"
Suara halus nan lembut itu mengalun merdu pada indera pendengaran nya. Namun, tak urung membuat rasa kesal nya hilang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Teen FictionIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...