Coba putar lagu di mulmed gaess :)
Spesial Part
_________
"Hai El, apa kabar?"
_______
Dua hari berselang, namun semuanya nampak masih sama bagi gadis itu. Masih diselimuti rasa sedih yang begitu mendalam.Bahkan, entah sudah berapa kali teman-temannya saling bergantian untuk menghiburnya. Namun, tetap saja. Tak ada yang mampu membuatnya tertawa lepas sama seperti ketika dirinya bersama Rafa. Tak ada yang sama seperti Rafa.
Hidupnya terasa seakan hambar. Seolah tak ada lagi harapan. Yang ada hanyalah perasaan selalu sendiri yang ditemani oleh air mata yang turun tanpa diminta.
Semuanya terasa berbeda. Seolah ada bagian dari hidupnya, yang pergi dan mati.
Semuanya kini, tinggal kenangan.
"El, gue kangen."
Rain meneteskan air mata kerinduannya. Membasahi wajah yang nampak semakin kian mengurus hingga kedua pipinya nampak semakin menirus.
Kerinduannya kepada sosok Rafa begitu sangat besar. Bahkan, kehadiran sosok Marsel sekalipun tak akan mampu menghapuskan rasa rindunya itu.
Semenjak Rafa pergi. Hidupnya semakin kian menyedihkan. Tanpa ada senyuman dan juga suara tawa yang dulu pernah menghiasi hari-harinya.
Tak ada lagi sosok yang akan memeluk dan menenangkannya. Tak ada lagi sosok yang mampu membuatnya merasa bahwa ia adalah bagian dari dunia.
Lalu, siapakah sekarang yang akan mengantikannya? Siapa yang akan menghapus setiap air matanya? Siapa yang akan memeluk dan memenangkannya?
Apakah akan ada, orang lainnya selain Rafa?
Ckleekk
Perlahan, pintu kamar gadis itu terbuka. Membuatnya mengalihkan pandang, ke arah ambang pintu sana. Menatap sosok Sang Mama, yang tersenyum hangat ke arahnya.
Wanita itu terdiam beberapa saat. Sebelum akhirnya melangkahkan kedua kakinya - masuk ke dalam kamar Sang puteri, dengan membawa nampan berisi sepiring makanan dan juga segelas air putih. Diikuti sosok pemuda berkemeja biru tua di belakangnya.
"Rain, kamu makan dulu, ya?
Kamu kan belum makan dari kemarin malam, nanti sakit, lho."Hana menyimpan nampan makanan di atas nakas. Dan melirik ke arah Marsel. "Oh iya, tadi Marsel datang. Katanya mau nemenin kamu. Gak apa-apa, kan?"
Seulas senyuman kecil terbit pada wajah wanita itu, disaat Rain membalasnya dengan anggukan. Ia memang sengaja, meminta Marsel untuk datang ke rumah. Karena siapa tahu, Marsel bisa membujuk Rain untuk keluar dari dalam kamar.
Hana melirik ke arah Marsel sekilas. "Em ... Mama ke bawah dulu ya, Sayang. Kamu sama Marsel dulu, ya?"
Gadis itu hanya terdiam, tanpa menanggapi ucapan Sang Mama.
Ia memang cenderung lebih menjadi pendiam setelah Rafa pergi. Lebih suka berdiam diri di dalam kamar dan menghindari keramaian.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Fiksi RemajaIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...