44. Kembali menyerang
________________
"Tuhan, ku mohon. Jangan sekarang ...."
_______
"El, gue udah hafal semua perkalian dong. Gue sekarang udah hafal perkalian satu sampe sepuluh. Gak akan ada istilah nyontek perkalian disampul buku lagi sekarang mah.""Hebat kan gue."
Cowok itu mendengus kecil namun tak urung membuat segaris senyum kecil terbit pada bibir nya. Ternyata, Rain memang sudah berubah. Menjadi Rainie Emalya yang lebih baik lagi. Bahkan, ia sempat berasumsi bahwa perkataan gadis itu tentang dirinya yang akan menghafalkan semua perkalian, itu hanya lah sebatas dibibir saja.
Namun nyatanya, semua asumsinya itu salah. Rain benar-benar melakukan nya.
"Oh iya? Masa sih, kok cepet banget."
"Iya, dong. Rainie ...." Gadis itu menepuk dada nya bangga. Membuat kekehan kecil lolos dari bibir cowok tersebut.
"Coba gue tes dulu."
"7 dikali 8 berapa?"
"56!" jawab Rain dengan cepat.
"Hm, bener. Kalau 9 dikali 8 berapa coba?"
"Ya ...." Rain berhenti sejenak. Kedua bola matanya mengawang di atas, menampakan ekspresi sedang mencoba berpikirin keras. "9 dikali 7 itu ... 63 kan. Tambahin 9, jadi ... 72. Ya, 72 jawaban nya."
"Pinter!" Rafa menepuk-nepuk puncak kepala gadis itu perlahan.
"Kalau 9 dikali 6, dikali lagi 5, dikali lagi 8, dikali lagi sama 7, berapa?" ucap Rafa dengan gerakan bibir yang sangat cepat. Membuat Rain mengernyit dengan tatapan fokus memperhatikan setiap gerakan bibir tipis nya itu.
"Lo ngomong apa kumur-kumur? Cepet banget tuh bibir gerak nya, lidah keseleo baru nyaho, lo!" Rain menunjuk ke arah wajah Rafa dengan tatapan memperingati.
Rafa tertawa geli. Entahlah, setiap kata yang dikeluarkan gadis tersebut, selalu bisa membuat nya tertawa.
"Hadiah nya, mana?" Rain tersenyum lebar dengan kepala sedikit miring ke samping sembari menaik - turun kan kedua alis nya serta sebelah telapak tangan yang mengulur ke depan.
Gadis itu masih ingat ternyata. Perkataan dan janji Rafa yang akan memberikan nya hadiah saat gadis itu sudah berhasil menghafalkan perkalian sesuai dengan apa yang disepakati sebelum nya.
Rafa masih tak menyangka. Hati nya seakan bertanya-tanya. Apakah benar gadis yang saat ini berdiri di hadapan nya adalah seorang gadis SMA, atau kah anak kecil yang baru lulus dari TK?
Namun, tak bisa dipungkiri. Sikap Rain yang seperti itu malah membuat Rafa gemas sendiri. "Mau nya apa emang?"
"Em ...." Gadis itu nampak kembali berpikir. Dengan bibir mungil nya yang ditarik ke kanan - ke kiri. Membuat Rafa berusaha mati-matian agak tak mencubit kedua pipi gadis nya yang sangat menggemaskan tersebut.
"Gue mau pergi ke suatu tempat yang penuh dengan kesenangan dan dipenuhi suara tawa juga senyuman, bisa?
"Bisa, " singkat Rafa sembari mengangguk, menyetujui permintaan gadis itu. Gadis yang sudah seperti dunia bagi nya.
Gadis yang berhasil membuat hati nya terasa sesak disaat bulir air mata berjatuhan dari pelupuk mata gadis tersebut. Dan membuat nya selalu ingin menghentikan waktu disaat gadis itu berada di dekat nya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Teen FictionIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...