Revisi📌
40. Kembali ke Sekolah
___
Dengan seragam putih - abu yang nampak rapi. Gadis itu mengayunkan kedua kakinya. Melangkah di koridor kelas sebelas.Hari ini, adalah hari pertamanya kembali ke sekolah. Menjadi sosok yang baru. Sebagai Rainie yang lebih baik lagi, bukan lagi sebagai Rainie yang urakan dengan seragam ketat dan rok di atas lutut.
Senyuman merekah tak pernah hilang dari wajahnya. Menatap ke arah semua pasang mata yang menatapnya seolah tak percaya.
Rain menarik napasnya panjang dan menghembuskannya perlahan. Ini adalah awal hidupnya yang baru.
"Udah siap belum buat berubahnya?"
Rain tersenyum kecil lalu menghentikan langkah tepat di hadapan sosok cowok yang menatapnya lembut dengan senyuman tipis.
"Siap," jawabnya sambil mengangguk kecil.
"Udah siap belum buat nerima apapun yang kemungkinan terjadi, kalau lo berubah?"
"Siap!"
"Udah siap belum belajar dan memulai semuanya dari awal?"
"Siap!" jawab Rain dengan cepat dan begitu bersemangat.
"Udah siap belum buat jawab pertanyaan gue yang waktu itu?"
"Si---eh!"
Rain langsung mengatupkan bibirnya. Menyadari bahwa pertanyaan yang dilontarkan Rafa adalah pertanyaan jebakan baginya.
"Nyebelin."
Rafa terkekeh pelan lalu mengacak rambut gadisnya itu gemas. Membuat sang empunya mendengus kesal dan merapikan kembali rambutnya.
"Ih, El. Nyebelin lo mah. Lihat nih, rambut gue berantakan, kan! Gagal nanti gue berubahnya," ucap Rain dengan nada suara galak. Membuat Rafa tertawa kecil.
"Ayok." Rafa mencekal pergelangan tangan Rain dan menariknya. Berjalan bersisian.
"Masuk sana," titah Rafa, "jangan lupa perkaliannya lanjutin dihafal. Entar, gue kasih hadiah kalau sampai berhasil hafalin."
"Ay-ay kapten!" seru Rain dengan memberi sikap hormat. "Eh, gue tobatnya dicancle aja deh, El. Gue kangen ngebolos, kangen main tiktok di taman belakang. Kangen ngerusuh juga bareng si Jaka. Lagian, lo udah get out dari singgasana Ketos. Jadi, lo gak bisa hukum-hukum gue lagi."
Pletak
Cowok itu menjitak kening Sang gadis, membuat Rain mengelus-elus keningnya itu. Rafa memang sempat bercerita, bahwa dirinya sudah tak lagi menjabat sebagai ketua OSIS. Begitu juga dengan Qinan. Masa jabatan mereka di organisasi tersebut, sudah berakhir.
"Gak gitu juga konsepnya, Markoneng. Bukan berarti karena gue udah gak Ketos lagi, jadi lo bebas gitu aja ngelakuin apapun. Lo bentar lagi naik kelas dua belas. Banyak-banyakin belajar, bukan ber-onar."
"Iya, tapi kan hidup juga gak boleh terlalu monoton. Sesekali kita juga harus ngehibur diri."
Rafa menanggapinya dengan gumaman kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Teen FictionIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...