Heiyoo!! Berapa lama nih Mimin gantungin? Cape gak?
Ada yg kangen Mimin gak?
63. Terungkap
_________
"Please, bertahan ...."
_____"Sel .... sa-kit."
Kalimat itu kembali berputar di dalam pikiran Marsel. Dengan cepat ia berjalan menuruti tangga sambil memakai jaket nya.
Pikiran nya kalang kabut. Suara rintihan kesakitan Rain memenuhi kepalanya.
"Oi!" Marsel menghentikan langkah di ruang tengah. Menatap ke arah Tarisa yang nampak sedang menutup pintu kulkas dengan satu tangan memegang segelas air dingin.
"Mau ke mana jam segini?"
"Gue ada urusan. Ini penting, tolong lo bilangin sama Mama kalau gue pergi, ya? Dan bilangin, hari ini gue gak masuk sekolah."
"Kena ...."
"Udah bilangin aja gitu. Gue pergi dulu."
Tarisa mengernyit bingung. Menatap sang kakak yang nampak berjalan terburu-buru, membuka kunci pintu dan langsung melangkah keluar.
Ini pertama kalinya, ia melihat Marsel panik seperti itu. Bahkan, sampai tidak akan masuk sekolah hari ini. Ia yakin, ada suatu hal penting yang membuat Marsel bertingkah seperti itu.
"Kenapa sih dia?" heran nya, "yaudah deh, ada hikmah nya juga dia kagak sekolah hari ini. Kan, uang jajannya bisa buat, Risa."
Di tempat lain, Hana yang baru saja menginjakan kaki nya pada pertengahan undakan tangga rumahnya, dibuat terheran-heran oleh suara bel rumah nya yang berbunyi.
Pertanda ada orang yang kunjung ke rumahnya.
Perlahan, Hana kembali melanjutkan langkah nya. Berjalan ke arah pintu utama rumah nya.
Ckleekk
Hana membuka pintu rumah nya. Yang langsung disuguhi pemandangan sosok Marsel yang berdiri di depan nya dengan raut wajah panik dan terlihat berkeringat.
"Lho, Marsel kok jam segini udah ke sini?"
"Tante, Rain ada kan? Dia gak apa-apa, kan? Rain baik-baik aja kan, tente?" Bukan nya menjawab pertanyaan yang Hana berikan. Pemuda itu malah memberikannya pertanyaan secara bertubi-tubi, bahkan tanpa sempat memulihkan deru napas nya yang nampak terengah.
Hana mengernyit bingung. Seingatnya, Rain baik-baik saja. Bahkan, kemarin malam saja gadis itu masih bertukar canda dan tawa dengan nya. Lalu, mengapa Marsel bertanya demikian?
"Rain ada kok. Dia ...."
"Tante, boleh Marsel masuk? Marsel mau liat keadaan Rain secara langsung."
Hana terdiam sesaat. Sebelum akhirnya ia mengangguk kecil. Mengizinkan dan membiarkan Marsel memasuki rumah nya.
Marsel kembali berbalik. "Kamar Rain ...."
"Di atas. Di pintu nya ada tulisan."
Marsel mengangguk paham. Lalu dengan segera ia kembali melangkahkan kaki nya. Menaiki setiap undakan tangga dengan begitu cepat, tanpa mempedulikan napas nya yang terengah karena sudah merasa lelah.
Marsel tau tadi ia sudah tidak sopan terhadap Hana. Masuk begitu saja, ya meskipun sudah mendapatkan izin. Tapi tetap saja, ia seolah mengabaikan dan mengacuhkan sang pemilik rumah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Rainie ( END )
Teen FictionIzinkan aku bahagia, Tuhan. ________ Mengapa, Tuhan seolah tak mengizinkanku untuk merasakan kebahagiaan? Mengapa, Dia menakdirkan skenario hidup yang begitu rumit, bagi dunia kecilku? Tak bisakah, Tuhan membiarkanku bahagia, lebih lama lagi? Aku ha...