Marah

863 85 2
                                    

"Aku mau pulang" Ucap (nama kamu) tanpa melihat kearah iqbaal

"Aku antar"

(Nama kamu) hanya mengangguk dan berjalan meninggalkan iqbaal yang masih duduk menatap kepergian (nama kamu)

Tapi dia juga langsung menyusul untuk mengejar gadisnya yang dalam mood marahnya itu....

Kini (nama kamu) dan iqbaal sudah berada didalam mobil dengan (nama kamu) hanya menatap jendelan dengan tatapan kosong

"(Nama kamu)" Panggil iqbaal dengan nada sangat pelan bahkan (nama kamu) pun tidak mendengar atau hanya pura-pura tidak mendengar

"Aku minta maaf" Ucap lirih iqbaal menatap kearah (nama kamu) dengan sendu

"Aku salah, tapi aku bisa jelasin" Ucap iqbaal menarik tangan (nama kamu) tapi dengan cepat (nama kamu) menarik nya kembali

"Jangan diem kaya gini dong" Bujuk iqbaal "aku minta maaf"

"Mau antar aku pulang atau gak?" Ucap (nama kamu) dengan cepat tanpa melihat kearah iqbaal

"Aku antar kamu pulang, setelah kamu maafin aku" Tolak iqbaal

"Y udah kalo gitu, aku bisa pulang naik ojol" Ancam (nama kamu)

Tanpa aba-aba iqbaal langsung mengunci seluruh pintu mobil nya

"Buka gak" Ucap (nama kamu) menaikan sedikit suaranya

"Gak akan aku buka" Kekeh iqbaal

"Mau nya apa sih?" Kesel (nama kamu)

"Aku mau kamu maafin aku" Ucap iqbaal sekali lagi

"Apa yang  perlu aku maafin" Kini (nama kamu) menatap iqbaal dengan tatapan amarah

"Soal tadi yang kamu liat"

"Soal apa? Tadi aku gak liat apa-apa?" Seolah-olah tidak tau

{nama kamu) hanya  pengen iqbaal mengakui kesalahannya

"Aku tiduran dipangkuan zidny" Kini wajah iqbaal sudah menunduk tanpa ada niat melihat kearah mata (nama kamu)

"Terus apa hubungannya sama aku" Perkataan (nama kamu) begitu datar

"Kamu tunangan aku, kamu calon istri aku" Kata iqbaal yang kini berani menatap mata (nama kamu)

"Oh soal ini" Mengangkat jari tangan nya seolah-olah memberi tau cincin tunangan nya "aku bisa lepas sekarang, dan kamu bebas mau ngapain aja" Melepas cincin itu dan diberikan ke pada iqbaal

Bukan niat ingin meninggalkan iqbaal dan menyerah begitu saja, tapi ingin memberikan pelajaran untuk iqbaal agar bisa menghargai perasaan pasangan nya entah itu didepan atau dibelakang

Tentu saja iqbaal langsung menggeleng dengan cepat, mata iqbaal pun sudah berkaca-kaca "eng-----gak jangan" Hiks

"Udah kan, bisa buka pintunya?" Tanya (nama kamu) dengan tenang

"Gak akan aku buka pintu nya " Ucap tegas iqbaal sedikit membentak "yang udah menjadi milik aku, gak ada satu orang pun yang berhak mengambilnya  maupun pergi " Ucap dengan menggenggam erat cicin milik (nama kamu)

"Egois kamu" Ucap (nama kamu) dengan lirih

"Biarin kali ini ajak aku egois"

"Lo egois baal gak mikirin perasaan gue yang katanya calon istri lo ini" Kata (nama kamu) sedikit membentak

"Iya aku tau, tapi tolong maafin aku"

"Haa maafin lo bilang, saakit baal lo seenak nya mesra-mesraan sama mantan lo itu" Kata (nama kamu) yang kini sudah meneteskan airmata nya "yang katanya sahabat" Lanjut (nama kamu) menghapus airmata nya yang lancang turun dari tempat nya ini

IQBAAL SUAMIQUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang