PART 28

80 9 1
                                    


Happy Reading❤





Lelaki tersebut beberapa kali hampir menabrak motor lain, dengan kecepatan penuh ia berusaha menyusul mobil berwarna merah yang telah hilang jejak.

Perasaannya sungguh tak enak setelah melihat kemana tujuan mobil merah tadi yang sekarang tak kelihatan. Bahkan langit sedari tadi sudah mengeluarkan suara guntur, membuat lelaki tersebut semakin khawatir.

Sampai dirinya di tempat tersebut, ia turun dengan gesit, melepas helmnya kasar. Pandangannya menyapu ke seluruh tempat balapan biasa ia tahu, hingga pandangannya tertuju pada wanita yang ia kenali tadi sedang menghisap rokok di dekat tenda.

Dengan cepat, ia melangkah ke arah wanita tersebut, lalu mendorong kuat bahu wanita yang sedang santai tadi.

Clara terkejut bukan main, dengan cepat ia berbalik menatap sang pelaku tajam.

"APAAN SIH ANJING!" Bentaknya.

Clara mendekat, ia terlihat memperhatikan Bara di depan dengan nafas menggebu. Ia baru ingat siapa laki-laki di depannya.

"Heh! Yang sopan dong, apaan coba dorong-dorong gitu!" Kesalnya sambil menepuk-nepuk bahu dengan ekspresi jijik.

"Dimana Rika?" pertanyaan Bara terdengar tajam menahan emosi.

Clara tertawa remeh, ia maju selangkah membuang puntung rokoknya yang masih setengah, lalu di injaknya.

"Oh Rika? Btw lo siapanya? Penting banget emang?" Tanyanya masih terlihat meremehkan Bara di depan yang sudah menahan emosi setengah mati.

Brakk

Seluruh penonton yang ada di area balapan yang tadinya ramai kini menjadi hening, mereka terlihat berkumpul.

"GUE NANYA DIMANA RIKA!!" Teriak Bara emosi tepat di depan wajah Clara yang terkejut, dan yang membuat semua kaget, Bara terlihat menarik kerah jaket kulit Clara.

Clara tampak ketakutan, kakinya sudah bergetar saat Bara teriak tadi. Baru kali ini Clara melihat laki-laki yang membela Rika sampai seperti ini selain Riko.

"Woi tu cewe bro." Seru seorang lelaki terdengar tak jauh dari keduanya.

Bara tak peduli, ia melepas cengkramannya pada jaket Clara. Lalu mengusap wajah kasar, masih menatap Clara tajam.

"jawab sebelum gue bener-bener kasar sama lo!" Ucap Bara masih sabar.

Clara masih gemetar di tempat, ia tertunduk lemas. Mengangkat kepala, Clara menatap Bara tak berani.

"Gue gak tau, tadi udah kesana!" Teriak Clara menunjuk arah kanan jalanan sepi.

Bara memejamkan matanya, meredam emosi yang selalu ingin keluar. Ia segera meninggalkan tempat tersebut, berlari kencang ke arah Clara tadi tunjuk. Ini tak baik, Rika bisa terluka.

Kakinya terus berlari tanpa lelah menuju jalanan sepi. Hujan deras pun turun, bersama dengan guntur yang terus datang.

Langkah kakinya terhenti saat mendengar suara tangisan wanita, Bara segera berlari kencang ke depan mengikuti suara tersebut yang ia yakin itu adalah suara Rika.

"RIKAA!"

Terlihat jelas seorang gadis mungil menangis di bawah pohon, memeluk lututnya sendiri. Bara dengan cepat menghampiri, entah mengapa hatinya ikut sakit melihat keadaan Rika sekarang, rasanya ia ingin menangis.

"RIKA MAAF GUE TELAT, GUE MOHON LO TAHAN." Teriaknya jongkok di samping Rika, melepas jaket levisnya.

Bara menahan nafas saat melihat lutut Rika yang berdarah, ia menyalahkan dirinya untuk kejadian ini karena tidak cepat.

THE TROUBLEMAKER TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang