PART 48

51 4 9
                                    

Hai readers! Masih ada yang baca kan? Alhamdulillah, makasih ya meskipun updatenya lama banget.

Kenapa aku gak bikin jadwal up? Karna aku belum bisa pastiin hari itu juga selesai up nya.
Meskipun lama up nya aku bakal panjangin tiap part sampe akhir kok.
Mohon maklum ya, aku sering sibuk banget dan hari ini ulangan.

Semangat buat yang PAS!



Happy Reading❤




Dengan nafas yang tidak beraturan Riko mencoba tenang, berhenti sebentar di pinggir jalan yang sepi.

Hampir saja ia terjebak di depan Audy. Ia belum siap bertemu gadis itu, terlebih lagi ia akan semakin rindu jika melihat wajah Audy. Jadilah ia nekat kabur tanpa menghiraukan gadis tersebut.

Jantung Riko terus berdetak cepat, ia merasa antara senang dan takut ketahuan.

Drrrt drrt drrt

Kantong celana yang ia kenakan tiba-tiba berbunyi.

Rikabacot is Calling

Dengan cepat ia mengangkat.

"Dimana?"

Riko menyugar rambutnya yang lebat. "Lagi di jalan kenapa?"

"Gue mau titip pembalut ya ko."

Mendengar benda berbahaya di sebutkan oleh Rika membuat ia merinding bukan main.

"APAAN?! MASA GUE BELI GITUAN?!" teriak Riko menggelegar tidak terima.

Hingga membuat sebagian orang yang berlewatan menatap Riko aneh.

"Lo jangan aneh-aneh deh, beli sendiri sana." ucap Riko kesal.

"Gimana mau beli kalo gue di dalam kamar mandi gini?!"

"Suruh Bara deh jangan gue ya."

"Gila ya lo?!"

"Lo yang gila nyuruh gue beli gituan!"

Dan jadilah saling membentak satu sama lain selama beberapa menit. Tak henti-hentinya Rika di seberang sana membujuk kembarannya tersebut.

"Pliss ko gue udah hampir sejam di dalam kamar mandi, bibi kayanya lagi cuci baju di bawah dari tadi gue teriak manggil gak denger-denger." suara Rika mulai lirih.

Mendengar suara Rika yang semakin lirih membuat relung hatinya tak tega Riko menghela nafas panjang. Bagaimana lagi, lagipula ia benar-benar tidak tega membiarkan Rika berdiam di kamar mandi berjam-jam. Jadi, demi Rika ia akan berkorban malu.

"Riko..."

"Iya-iya lo tunggu gue."

Selanjutnya terdengar suara grasak-grusuk rusuh di telpon.

"Pokoknya ini pertama dan terakhir ya! Habis ini awas aja lo suruh gue beli gituan lagi, gue gak akan mau!" peringatnya.

"Iyaaa abangku sayang. Eh iya jangan lupa ya beli yang sayap bye!"

Tut

Baru saja ia ingin protes maksud dari sayap yang dikatakan Rika tadi apa, kembarannya itu langsung mematikan panggilan duluan.

Tanpa banyak mau berfikir Riko dengan cepat berangkat menuju supermarket terdekat.








Disinilah ia, berdiri di hadapan rak yang penuh dengan banyak merk pembalut. Riko menatap dengan bingung, segini banyaknya merk yang mana harus ia beli?

THE TROUBLEMAKER TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang