Happy Reading❤Saat ini Rika dan Siska sedang berjalan di tengah lorong kelas yang sepi. Mereka berempat hari ini turun pagi-pagi sekali ke sekolah, itu semua karena Fara dan Naja yang belum mengerjakan tugas tadi malam. Jadilah keduanya harus janjian bersama Rika dan Siska turun sangat pagi untuk menghindari deadline.
Rika berjalan sangat lesu, ia masih sangat mengantuk. Rasanya Rika ingin mengabaikan ketiga temannya hari ini, tapi Siska sudah duluan datang subuh tadi membuat dirinya mengumpat kesal. Tapi tidak dengan Riko, ia sangat bersyukur karena Siska datang membangunkan Rika dari mimpi indahnya.
"Lemas banget sih lo kaya keluar dari gua aja." Ucap Siska. Posisi mereka saat ini bergandengan.
Rika hanya diam menahan kesal, matanya masih terpejam sambil berjalan.
"Semangat dong pagi gini! Lo liat kan tadi Riko mukanya udah kaya dapet duit? Seneng banget cuman liat lo bangun pagi." Siska tertawa kecil, lalu memyampirkan lengannya ke pundak Rika mempercepat langkah menuju kelas.
"Iyaiya sebahagia lo." Sahut Rika malas. Ia mengikuti langkah Siska yang cepat.
Hingga langkah keduanya sempat terhenti saat seseorang mencekal pergelangan tangan Rika. Keduanya membalikkan badan dengan cepat, melihat siapa pelaku.
Seketika wajah Rika menjadi datar dan dingin. Rika menghempaskan tangannya dari cekalan Rika dengan kasar. Ia tak ingin lagi berurusan dengan lelaki yang hampir membuatnya terluka kemarin.
"Woy! Ngapain sih lo pegang-pegang tangan orang!" Ucap Siska tak santai.
Lelaki tersebut tak menghiraukan Siska yang terus mengomel. Ia masih memfokuskan pandangannya pada Rika. Keduanya saling menatap tajam.
Rika sama sekali tak bersuara, ia hanya terus memandang Bagas tajam, lalu berbalik menarik tangan Siska segera meninggalkan Bagas.
Namun belum sempag Rika melangkah, tasnya sudah ditarik oleh Bagas dengan kasar hingga membuat badannya terhuyung kebelakang jika saja Bagas tak menahan. Ia sungguh terkejut.
"BAGAS!" Bentak Siska kali ini yang melihat Rika tiba-tiba ditarik kasar.
Bagas sama sekali tak menghiraukan apa yang Siska teriakan. Ia langsung menarik tangan Rika dengan kencang, ke suatu tempat. Tentu saja Rika tak hanya diam, ia berusaha menarik tangannya yang terasa perih. Tetapi sia-sia, kekuatan Bagas lebih besar daripada kekuatannya.
"BAGAS! LEPASIN SAKIT TANGAN GUE BEGO!" teriak Rika.
Lorong kelas saat ini masih sangat sepi, karena memang masih pagi sekali. Tak ada sama sekali murid di lorong kelas sekarang.
"BAGAS! LO TULI HAH?!"
"Ck. Diam bawel!" Ucap Bagas kesal. Perlahan cekalan tangan keduanya mengendor membuat Rika agak lega. Rika yakin pergelangannya merah.
Sesampainya keduanya di halaman belakang sekolah yang sepi, Rika langsung menghempaskan tangannya kasar. Ia meringis merasakan perih pada pergelangan tangannya yang merah. Tak lupa ia menjaga jarak pada Bagas berapa meter.
"LO GILA HAH?! APAAN SIH?!" Bentak Rika pada Bagas yang masih diam.
"Sorry."
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLEMAKER TWINS
Jugendliteratur(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ARIKO PUTRA TAMARA dan ARIKA PUTRI TAMARA si kembar nakal yang suka membuat masalah, jarang akur, dan hobby balapan liar. Riko dan Rika melanggar janji sang papa TAMARA membuat mereka harus pindah ke sekolah papanya sendir...