Happy Reading!!!
Menghembuskan nafas lelah, Riko memandang langit malam yang indah di balkon. Mengenakan baju lengan pendek dan tipis tentu saja membuat badannya sedikit kedinginan, tetapi ia sama sekali tak peduli. Sambil matanya yang memandang langit, otaknya terus beradu dengan pikiran tentang pesan chat yang di dapatnya beberapa menit yang lalu. Papanya sebentar lagi akan kembali ke Indonesia dan pulang.
Ia benar-benar lelah memikirkan tentang keluarganya, Riko selalu gagal membuat papanya agar pindah perusahaan di Indonesia. Entah kenapa papanya malah mengurus yang di luar negeri. Riko jujur, ia selama ini hanya berpura-pura tak mengacuhkan papanya, padahal selama ini juga diam-diam ia terus memikirkan keadaan papanya. Tentang bagaimana kesehatan papanya di sana, apakah papanya bisa hidup sendiri disana tanpa pendamping.
Riko tak peduli, ia sama sekali tak peduli papanya mau menikah lagi atau berhubungan dengan siapa, asalkan papanya bahagia dan selalu ada yang memperhatikan disana.
"PAPA KERJA BUAT KAMU BERDUA!"
Tiba-tiba, suara bentakan andalan papanya terngiang di pikiran Riko. Ia terkekeh pelan.
"Iya pah, maafin Riko. Riko ngerti kok apa yang dilakuin papa itu buat kebaikan kami berdua, tapi.... Riko bener-bener ga bisa biarin papa sendirian disana. Papa harus ada yang nemenin" lirih Riko pelan.
Beginilah Riko, dia itu hanya berpura-pura acuh. Padahal sebenarnya ia tak seperti apa yang orang pikirkan.
"Mah, Riko janji... Riko bakal jagain papah sama Rika"
Mata Riko mulai memanas, genangan air di pelupuk matanya sudah muncul. Ia sungguh ingin memeluk mamanya saat ini. Sebenarnya jika ia membutuhkan pelukan dan sandaran, Rika adalah ahlinya hanya Rika yang dapat menggantikan hangatnya pelukan mamanya dulu. Sifat Rika hampir sangat sama dengan mamanya dulu lembut dan sabar. Ya mungkin sebagian orang belum tahu Rika yang sebenarnya, mereka hanya tau Rika yang bar-bar dan kasar.
Riko menahan tangis, ia mengadahkan kepalanya kelangit-langit, berusaha menahan air matanya agar tidak jatuh sambil berdoa agar mamanya bahagia di sana dan papanya di luar negeri.
"Plis dong jangan cengeng, kaya Rika aja lo ko" ujarnya terkekeh.
Ia segera masuk kedalam menutup pintu balkon dan berjalan ke arah meja komputernya, untuk bermain game daripada memikirkan hal yang membuat dirinya sedih.
****
Berbeda dengan Rika saat ini, Rika yang sedang memakai facial mask di kamarnya beberapa kali mengumpat kesal dengan temannya, padahal ia tak mau sampai maskernya rusak. Bagaimana ia tak kesal? Mereka sedang membahas tentang dirinya yang berpergian dengan Riko dkk. Entah mengapa mereka semua bisa tahu Rika saja tak mengerti.
Ciwiciwi cans angkasa
Siska
Lo semua pada tau ga? Rika jln ga ngjk" woiMemutar bola matanya malas saat melihat pesan Siska digrup, ia hanya membaca tanpa menjawab.
Fara
Tau lu Rika kerumah gue napaNaja
Lah beneran? Anjir apaan" biasanya aj ama kitaSiska
Biasa, kan dia gamau keciduk berduaan ama BaraLagi-lagi yang membuat Rika jengah setengah mati, pesan dari Siska. Maskernya hampir retak ingin mengumpat dan menelpon Siska saat itu juga.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLEMAKER TWINS
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ARIKO PUTRA TAMARA dan ARIKA PUTRI TAMARA si kembar nakal yang suka membuat masalah, jarang akur, dan hobby balapan liar. Riko dan Rika melanggar janji sang papa TAMARA membuat mereka harus pindah ke sekolah papanya sendir...