Maaf aku telat up ya, karna semakin tipis votenya aku ngerasa kurang semangat buat lanjutin.
jadi, tolong di vote setelah atau sebelum membaca setiap bab.
Happy Reading❤
Di tengah teriknya matahari, dua anak kembar yang sedang berdiri di dekat tiang bendera tersebut hanya bisa menunduk. Bukan karna takut dengan bentakan guru di depannya, tapi karna panas yang sangat menyengat.
"Mau jadi apa kalian nanti kalau nakal begini?" bentak Bu Sur garang berkacak pinggang.
"Jadi duraya bu." sahut Riko pede membuat Beliau mengerutkan kening.
"Duda kaya raya." lanjutnya.
"RIKO!"
Bu Sur mengepalkan kedua tangan ke udara, lalu menghela nafas kasar. Ternyata selain Saka, ada juga murid seperti Riko yang suka melantur jika ditanya. Pandangan tajam bagaikan silet Beliau kini beralih ke samping Riko. Gadis yang sedang menunduk sambil memainkan pasir di sepatunya tersebut tentu saja Rika.
"Kamu juga Rika, kamu itu perempuan. liat! Baju kamu aja gayanya kaya anak polos aslinya berandalan sama kaya kembaran kamu." Beliau menggelengkan kepala miris sambil menatap Rika.
Rika memasang wajah biasa saja. "Mau pake bikini juga terserah saya lah bu."
"Astaghfirullah ukhti, dicatat malaikat Atid mampus lo." sahut Riko.
"Jangan ada yang berbicara!" entah sudah keberapa kalinya Beliau mengelus dada sabar.
Bu Sur yang sudah memang tau anak kembar d depannya ini adalah anak pemilik yayasan sekolah disini tidak peduli. Sesuai amanat dari Pak David, Papa mereka.
"Jika salah tetap harus dihukum sesuai apa yang mereka langgar." begitulah amanat dari David.
"Hansel, tolong kamu awasi anak kembar ini jangan sampai kabur." tegas Bu Sur mengalihkan pandangannya pada ketua Osis yang sedari tadi berdiri memperhatikan di pinggir lapangan.
Hansel lantas mengangguk, tersenyum kecil. Laki-laki bertubuh tegap, mempunyai gingsul manis di giginya itu berjalan ke arah Rika dan Riko.
"Sel gue traktir lo cilok depan asal kita bebas ya." suara Rika memohon. Wajah gadis itu sudah terlihat merah kepanasan.
Hal itu membuat Hansel tertawa, menampakkan gingsul kecil manis. Rika sempat terpesona namun dengan cepat tersadar.
"Lari 10 kali putaran sekarang." perintahnya selaku ketua Osis.
Dua R pun hanya bisa pasrah menerima, dan mulai melaksnakan hukuman.
Diam-diam Hansel yang berada di pinggir lapangan sambil mengawasi keduanya terus tersenyum tipis. Pandangannya terus tertuju pada gadis berkuncir kuda dan berkacamata yang berlari di sana. Sesekali ia tertawa melihat tingkah konyol gadis tersebut, dengan mulut yang terus manyun menggemaskan.
****
Keadaan kelas lumayan ramai. Meskipun adanya guru di depan, kelas IPA 3 nampak tidak terlalu perduli dan memilih sibuk pada dunia masing-masing. Kecuali anak rajin yang bersedia mencatat dan mengerjakan tugas tepat waktu tanpa banyak ribut.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLEMAKER TWINS
Fiksi Remaja(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ARIKO PUTRA TAMARA dan ARIKA PUTRI TAMARA si kembar nakal yang suka membuat masalah, jarang akur, dan hobby balapan liar. Riko dan Rika melanggar janji sang papa TAMARA membuat mereka harus pindah ke sekolah papanya sendir...