Happy Reading❤
Riko membersihkan lebam kecil di sudut bibir dengan alkohol. Setelah mengobati lebamnya, Riko tampak memperhatikan wajah tampannya sendiri di depan kaca dengan pandangan datar, sesekali ia menyisir rambutnya ke belakang dengan jari tangan.
"Buset ganteng banget gue." Ucapnya percaya diri saat memperhatikan wajahnya di kaca uks.
Riko baru ingat, sebenarnya ada apa dengan Rika dan Bagas tadi? Atau Rika menyembunyikan sesuatu dari dirinya? Pikiran Riko sibuk memikirkan kejadian beberapa menit lalu. Terutama dengan trauma adik kembarnya itu, Riko memang sudah tak sepanik dulu, tiga tahun lalu saat Rika tiba-tiba berteriak histeris seperti ketakutan di taman rumah. Riko merasa putus asa jika memikirkan.
"Panggilan kepada Riko dan Bagas kelas 11 IPS 3 segera ke ruang bk sekarang!"
Riko tersentak dari lamunannya saat mendengar jelas suara speaker dari ruang osis yang menyebutkan namanya dan Bagas untuk segera ke ruang bk.
Riko menghela nafas panjang, ia sebenarnya tidak pernah repot jika dirinya masuk bk, tetapi jika Papanya tau Riko benar-benar akan bertengkar. Riko membuang kapas bekas ke tong sampah di samping wastafel, lalu segera keluar dari ruangan berbau obat tersebut, menuju ruang selanjutnya untuk mendapat hukuman.
Berbeda dengan adik kembarannya, sedari tadi Rika gelisah, pikirannya kemana-mana setelah mendengar nama Riko di panggil ke ruang bk. Rika menggoyangkan kakinya rusuh di bawah meja, ia berapa kali menoleh ke arah luar. Sedangkan di sebelahnya Fara sudah muak dengan kegelisahan Rika.
"Ka, diem napa tu kaki ni meja jadi goyang-goyang." Ucap Fara kesal memukul lengan Rika pelan.
"Duh far Riko gimana yah? Dia dipanggil ke ruang bk, lo denger kan?"
Rika terlihat tak bisa diam, kakinya masih tak berhenti bergerak dibawah meja. Fara memutar bola matanya malas, ia rasa Rika terlalu berlebihan paling-paling Riko hanya diberi hukuman biasa.
"Ya tapi gak usah gelisah sampai ni meja goyang-goyang! Lagian Riko bakal gak kenapa-napa, palingan juga dikasih hukuman kaya biasanya." Cerocos Fara pelan.
"Woy lo bedua abut mulu."
Siska menolehkan kepalanya, menatap kedua mahluk di belakangnya sedang bertengkar dengan kesal.
"Tapi tetep aja far." Cicit Rika pelan, ia menunduk.
Fara jadi tak tega dengan sepupu sekaligus sahabatnya di hadapannya ini. Fara tau Rika selalu berlebihan dari dulu, Rika selalu tak bisa tenang jika sudah menyangkut orang yang dia sayang terutama selalu Riko. Pernah waktu smp dulu, mereka bertiga bermain di taman bersama, tiba-tiba Riko digigit semut merah, tetapi yang menangis panik malah Rika. Fara sampai tak habis fikir dengan Rika.
"Makanya lo harus tenang, percaya deh sama gue Riko baik-baik aja." Fara mengelus pundak Rika pelan.
Perlahan Rika tak menggerakkan kakinya lagi, gelisahnya sudah mereda. Rika hanya diam memperhatikan kedepa yang bahkan Rika tidak tau apa yang di jelaskan guru tersebut. Fara tersenyum lega, Rika harus bisa mengendalikan panik berlebihannya.
****
Kedua anak kembar kini sudah berada di dalam mobil. Rika tak bisa diam, ia benar-benar gelisah saat tau Riko dihukum membersihkan wc dan yang membuat dia gelisah adalah surat peringatan yang harus di tandatangani oleh orang tua. Papanya belum kembali ke luar negeri, Rika bisa membayangkan semarah apa Papanya pada Riko jika tau.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE TROUBLEMAKER TWINS
Teen Fiction(FOLLOW SEBELUM MEMBACA!) ARIKO PUTRA TAMARA dan ARIKA PUTRI TAMARA si kembar nakal yang suka membuat masalah, jarang akur, dan hobby balapan liar. Riko dan Rika melanggar janji sang papa TAMARA membuat mereka harus pindah ke sekolah papanya sendir...