PART 35

71 7 0
                                    

Perhatian!
mohon di voment untuk menghargai karya penulis, thanks.





Happy Reading❤









Rika memandang dirinya di cermin dengan perasaan gelisah. Tarik nafas, hembuskan seperti itu terus sejak tadi malam. Dirinya jadi kurang fokus. Kalimat keramat dari mulut Bara tadi malam sungguh mengganggunya, seperti terngiang-ngiang di pikiran.

Rika menyesal. Harusnya tadi malam ia langsung kabur, atau berbuat sesuatu yang membuat Bara agar tidak dapat mengutarakan perasaanya.

Flashback malam hari itu...

"Ngga usah terlalu dipikirin gitu ka."

Suara Bara mengalihkan atensinya dari atas langit malam yang mendung. Rika saat ini benar-benar hanya diam seperti tidak bisa mengatakan apapun kecuali hanya mengangguk atau menggeleng.

Sedangkan Bara di sampingnya yang sibuk mengerjakan tugas Jeje melirik Rika tak enak. Apakah dia terlalu cepat? Bara tidak tau bagaimana waktu yang tepat mengutarakan perasaanya. Gadis itu menjadi diam seperti patung.

Menghela nafas, Bara menaruh buku tulis adiknya di bawah. Menghadap ke arah Rika.

"Rika."

Yang dipanggil menoleh dengan wajah bertanya.

"Gue ngga tau perasaan ini datang dari mana, yang jelas gue udah suka sama lo, cuma lo yang buat gue nyaman dari sekian banyak cewe yang gue temui selama gue hidup selain Bunda dan Jeje."

Untuk malam ini Rika dibuat tak menyangka dengan kalimat Bara. Baru kali ini ia mendengar Bara berbicara sepanjang ini, jika saja teman-temannya tau tak ada yang percaya. Jadi ia hanya bisa diam mendengarkan satu persatu kalimat Bara dengan perasaan yang membuncah.

"Gue selalu mau jaga lo, gue selalu suka liat senyum lo, gue ikut sedih kalo lo sedih, Itu yang gue rasakan. Gue selalu rindu sama lo setiap lama ga tatap muka atau denger suara lo. Semua mengarah ke lo. Gue mau lo jadi pacar gue." perlahan tangan besar Bara mengelus rambut Rika lembut.

Benar-benar terkejut, Rika sampai bingung harus membalas perkataan laki-laki itu apa. Untuk Rika yang mental yupi, ia sangat lemah.

"G-gue butuh- "

Ucapan Rika terhenti saat ia masuk kedalam pelukan hangat Bara. Rika bisa mendengar juga detak jantung laki-laki ini sangat kencang, tidak hanya dia. Lalu suara berat khas dari Bara terdengar jelas di telinganya.

"Ini pernyataan bukan pertanyaan."

"T-tapi..."

"Gue ngga terima penolakan."

'siapa juga yang mau nolak lo bar! orang gue mau bilang kalo bentar lagi gue bakal pingsan kaget' batin Rika menggerutu kesal.

Pelukan dua remaja tersebut terasa nyaman, di bawah langit yang mendung namun tetap indah. Kini Bara sudah mengeluarkan semua yang terasa ganjal dihatinya sebelum ia benar-benar terlambat nanti.

Rika tidak menjawab, ia hanya diam mengiyakan dalam hati. Berdoa pada Tuhan agar ia tidak salah menempatkan hatinya kali ini.

THE TROUBLEMAKER TWINSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang